Aku tau cerita ini cuma remake, dan abal-abal mungkin(?)
tapi bisakan saling menghargai...
.
.
.
.
Look who is me, isn't it delicate?
.
.
.
.
.
.
;
"Kau tidak bisa dilihat oleh orang dewasa, Haechan. makanya kami bisa melihatmu"......
.
.
.
.
.
.
Haechan mengernyit. "Maksudmu? Tolong jelaskan?"
Jaemin membenarkan posisi duduknya menjadi tegak dan menatap serius kearah Haechan
"Kita, anak-anak, adalah masa dimana manusia masih naïf. Anggaplah kita ini masih belum punya dosa. Setelah dewasa baru kita akan memilih dan menjalani hidup yang sebenarnya."
Jeno bersiul, "wow.." bisiknya.
"Apa yang harus kulakukan agar bisa kembali, Jaemin?" seru Haechan lirih
Jaemin tersenyum sambil menepuk-nepuk kepala Haechan. "Jangan khawatir, Haechan. Ini hanya berlaku selama 24 jam."
"Besok malam kau harus kembali ke gedung, masuk kembali ke kamarmu. Maka semua akan kembali normal seperti sedia kala." Sambung Jaemin
"Sudah kubilang, kan. Haechan keluar dari negeri dongeng." Jeno berseru tiba-tiba
Jeno mendapat jitakan sayang dari Jaemin di dahinya.
"Aww, kenapa menjitakku Na?!" tanya Jeno.
"Aku menyesal dulu selalu mendongengimu sebelum tidur Jen.." Jaemin tersenyum lebar
"Maksudmu, berarti aku bisa terlihat lagi?" Haechan yang sedari tadi diam membuka suara
Jaemin mengangguk, "Ya, dan waktu akan kembali dimana kau pertama kali tidak terlihat."
Jeno dan Haechan mengernyit bingung "Huh?" "Maksudmu?" tanya Haechan.
"Artinya... Haechan, setelah kau kembali ke gedung kau tidak akan berjalan keluar lalu bertemu Jeno dan aku. Apapun yang kau lakukan selama 24 jam ini akan hilang dari ingatan kami. Mungkin Jeno akan tetap bermain skateboard, tapi dia tidak bertemu denganmu. Mengerti?"
Haechan menatap ke arah Jeno kemudian kembali menatap Jaemin. "Jadi kalian tidak akan mengenalku?"
Jaemin mengangguk pelan.
"Sebelum bertemu Jeno... aku, a-aku bertemu dengan seseorang yang terjun ke sungai. Dia bunuh diri,"
Haechan menatap Jaemin, "Apa dia tetap akan bunuh diri?"
Jaemin mengelus pundak Haechan, "Ya, Haechan. Yang terjadi selama kau tidak terlihat akan tetap terjadi. Entah bagaimana caranya, aku juga kurang mengerti, tapi yang aku dapat dari buku, terdapat glitch dalam arus waktu. Ragamu tidak seharusnya ada di tempat itu pada waktu itu, makanya kau tidak terlihat."
Jeno yang sedari tadi sibuk mendengarkan menggaruk kepalanya pusing. "Jadi yang harus kita lakukan hanya menunggu sampai 24 jam, kan?"
Jaemin tertawa kemudian mengangguk. "Tenang Haechanie~, aku yakin kau baik-baik saja." Jaemin membelai lembut lengannya dengan ibu jari.
Haechan mengangguk.
Ia merasa sedikit lega. Setidaknya ia mendapat penjelasan yang cukup mengenai keadaannya saat ini.
"Oke, kalau begitu ayo pulang. Aku butuh istirahat begitu juga kau Channie~" ucap Jeno sembari menatap Haechan
"Nana terimakasih banyak." Ucap Jeno sambil memamerkan eyesmilenya
Pemuda manis itu mengangguk sambil menggiring Haechan dan Jeno menuju pintu rumahnya
Jeno berjalan terlebih dahulu. Ia mengambil skateboardnya yang ia sandarkan pada dinding.
Saat Haechan hendak menyusul Jeno, Jaemin menahan lengannya.
"Haechan, aku pikir kau harus tahu tentang ini....
Jika kau tidak berhasil kembali setelah 24 jam, semua ingatan tentang Haechan Lee, anak bungsu miliarder Lee tidak akan pernah ada, mengerti?" nafas Haechan tercekat.
.
.
.
.
.
tau mental breakdown ga? tiba tiba gamood lanjutin semua work hehe
mungkin akan aku unpub semua...... but i dunno
YOU ARE READING
D E L I C A T E || NoHyuck ✓
RomanceHaechan bosan selalu diawasi setiap saat. Ia ingin sekali saja bebas dari pengawasan para bodyguard-nya. Hingga akhirnya Haechan menjadi tak terlihat selama 24 jam dan menghabiskan waktu bersama Jeno Lee, pengerang berskateboard dengan jaket denim d...