chapter 17

133 26 0
                                    

Bell pulang sekolah berbunyi membuat murid kelas X IPA 1 segera membereskan meja mereka dan memasukkan buku mereka ke dalam tas mereka masing-masing.

"Fin main yok, udah lama ni kita nggak main bareng. Nongki kemana gitu kuy ber tiga"
Sahut Friden sembari memasukkan bukunya kedalam tasnya.

"Up deh gue. Kalian berdua dulu aja"
jawab Fino

"Tumben Fin, biasanya lo gas-gas aja. Kenapa Fin?"
Tanya Erik

"Nggakpapa Rik. Atau ntar deh gue nyusul, gue lagi ada urusan penting soalnya"

"urusan apaan sih Fin. Sok sibuk lo"
jawab Friden yang kemudian menggambil tasnya dan memakaikannya di punggungnya.

"Yaudah deluan ya Fin. Jangan lupa nyusul di kafe biasa"
sahut Erik.

"Siap boss"
Jawab Fino dengan tangan kanan menghormat.

Fino yang melihat Friden dan Erik telah pergi bergegas menghampiri Aurel yang belum juga selesai membereskan bukunya yang masih berserakan di mejanya.

"Rel jadi ke rumah Sintia kan?
Tanya Fino melihat Aurel terlihat kebingungan seperti mencari sesuatu di bawah mejanya. Fino tidak mendapat respon dari Aurel atas pertanyaanya itu, Aurel mungkin bahkan tidak mendengarnya.

"Woi Rel. Lo ngapain sih?"
Tanya Fino yang mulai menaikkan nada bicaranya.

bugh

Kepala Aurel terantuk pada mejanya ketika ia hendak berdiri. Aurel yang merasa kesakitan mengelus-elus kepalanya dan melakukan peregangan kecil.

"Lo nyari apa sih Rel"
tanya Fino ulang.

"Nyari akhlak"
Jawab Aurel yang masih mengelus-elus kepalanya dan kemudian memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"Yaelah gue serius kali Rel. Siapa tau gue bisa bantu cari"

"Kepo banget sih lo. Lagian juga udah ketemu, jadi lo nggak perlu bantu nyari. Yaudah yok langsung ke rumah Sintia, entar kesorean lagi"

Fino mengangguk dan membiarkan Aurel berjalan terlebih dahulu. Langkah Aurel berhenti ketika melihat Angga lewat dari kelasnya, hal itu membuat Fino tidak sengaja menabraknya karena menatap pada layar ponsel miliknya.

"Lo kenapa sih Rel?"
Tanya Fino

Aurel hanya menggelangkan kepalanya dan melanjutkan langkahnya menuju parkiran sekolah.
Selama diperjalanan tidak ada dari mereka yang membuka topik pembicaraan. Hanya suara angin motor yang terdengar jelas pada telinga mereka masing-masing.

Ketika setengah perjalanan, motor yang dikenakan Fino tiba-tiba berhenti. Fino berusaha untuk menghidupkan motornya kembali namun tidak berhasil.

"Mogok Fin? Habis bensin kali"
ujar Aurel.

"Eh iya ni habis bensin, duh gimana ya? malah ga ada yang jual bensin lagi disekitar sini"
jawab Fino yang masih berusaha.

"Ini kan belum jauh dari sekolah, jadi pasti bakal ada anak sekolah kita yang lewat dari sini. Tunggu aja kali ya"
saran Aurel.

"Tapi kan kita nggak kenal semua murid di sekolah kita Rel"

"Bawel banget sih lo. Udah tunggu aja"

Setelah beberapa menit menunggu, Aurel melihat seorang siswa yang tampak menggunakan seragam sepertinya mengendarai motor dengan arah ingin melaju melewatinya. Aurel tersenyum girang dan berdiri di jalan untuk menghambat motor dengan pengendara pria tersebut.

Pria tersebut memberi klakson pada Aurel dari kejauhan, namun Aurel tetap melambaikan tangannya ke atas. Pria tersebut berhenti dan membuka helem hitam yang melekat di kepalanya. Mata Aurel terbelalak ketika melihat sosok wajah di balik hlem hitam tersebut.

wibu vs kpopers (COMPLETE ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang