295 55 1
                                    

Laki-laki bersurai coklat itu kembali memasuki ruangan rawat inap seorang temannya. Kakinya berjalan mendekat ke arah pemuda yang masih terbaring lemah di atas bangsal dengan berbagai peralatan rumah sakit yang menempel di tubuhnya.

Surai hitamnya ia usap pelan dengan bibirnya yang bergumam, "Cepatlah bangun. Kevin"

Kecelakaan yang terjadi saat itu membuatnya masuk rumah sakit dan koma selama lima hari.

"Dia masih belum sadarkan diri?"

Suara berat seseorang membuat pemuda bersurai coklat itu menoleh sekilas. "Kau bisa lihatnya sendiri"

"Maafkan aku, Jacob" ucap orang itu yang baru saja memasuki ruangan Kevin.

"Percuma, semua sudah berlalu" jawab pemuda bersurai coklat itu bernama Jacob.

Orang itu adalah Sangyeon, kekasih Jacob. Dan sedari kemarin, Jacob lebih sering mendiami Sangyeon. Dia marah kepada kekasihnya itu karena saat malam itu, Sangyeon menahannya yang hendak menyusul Kevin pulang sendiri. Akibatnya, teman satu-satunya itu mengalami kecelakaan.

Tanpa mereka berdua sadari, jemari Kevin bergerak kecil. Suara elektrokardiograf yang tadinya berbunyi terputus-putus menjadi bunyi menyambung tanpa henti yang memekakan telinga. Keduanya sadar akan perubahan kondisi Kevin langsung panik dan memencet tombol nurse call berkali-kali.

Tak lama, sang dokter dan beberapa perawat datang langsung mengecek kondisi Kevin. Di sisi lain, Jacob menangis. Takut temannya itu akan ikut pergi mengikuti kekasihnya, Chanhee. Sangyeon merengkuh bahunya, membawanya kedalam pelukannya.

Beberapa saat, pada petugas medis yang tadi sibuk tampak berhenti sembari menatap pria yang masih terbaring di bangsal. Jacob kembali menangis, pikiran negatifnya kembali datang.

Perlahan sepasang mata pria yang masih terbaring itu terbuka. Sang dokter yang menyadari itu langsung kembali mengecek kondisi Kevin yang baru saja terbangun dati komanya selama lima hari. Pria dengan almamater putihnya itu tersenyum melihat kondisi pasiennya yang jauh lebih baik.

Dokter itu berkata kepada kedua pria yang berada tak jauh darinya bahwa Kevin sudah jauh lebih baik, pemuda itu hanya membutuhkan istirahat yang cukup dan masih memerlukan penanganan dari medis.

"Aku bertemu Chanhee" ucap Kevin begitu sang dokter dan suster sudah keluar ruangan. "Dia memarahiku terus menerus karena aku berada di tempat yang sama dengannya" tambahnya.

"Baguslah. Setidaknya Chanhee tidak egois, dia tidak menginginkanmu ikut pergi dengannya" ucap Jacob yang kini tengah duduk di samping bangsal.

"Tapi aku yang egois, ingin ikut pergi bersamanya. Aku minta maaf sudah merepotkan kalian" ucap Kevin lagi kepada dua pria di depannya.

"Syukurlah kau sadar. Jangan mengurung diri di kamar lagi, okay? Kau pasti bisa menjalani hidupmu tanpanya" kata Sangyeon dengan senyum yang membuat matanya menyipit sisa segaris.

Kevin tersenyum sembari mengangguk. Benar, dia harus bisa menjalani hidupnya kembali sesuai keinginan Chanhee. Dia mencoba mengikhlaskan kekasihnya pergi dengan tenang tanpa harus melupakannya. Bagaimana pun kenangan yang mereka berdua buat sebelumnya begitu membekas dihatinya.

Manik hitamnya melirik ke pojok ruangan rawatnya, samar-samar ia melihat kekasihnya yang berdiri di sana dengan senyum manisnya dan tak lupa bunga Lily itu di genggamannya.

Tak lama sosok Chanhee itu menghilang, sebelumnya laki-laki bersurai pink itu menggumamkan satu kalimat yang untungnya Kevin bisa tangkap. Meski dia bingung apa maksudnya.

"Tunggu aku"



——————

[END]

Ego [Newmoon] ✓Where stories live. Discover now