Empat: Akibat Nasi Goreng Kimchi

18 4 0
                                    

"Terima kasih sudah mengikuti rapat kali ini dengan baik. Semoga pekerjaan kita ke depannya akan tetap lancar!" Jinhyuk, atasan Seya menutup rapat mereka yang sudah berlangsung selama dua jam membuat seluruh peserta rapat merapikan seluruh barang mereka.

"Seya, aku duluan ya." Nayoung berpamitan pada Seya yang masih sibuk dengan barang-barangnya.

"Hati-hati." balas Seya sambil melambaikan tangan.

- - - - -

Seya
Wooseok, sudah pulang kantor belum?<

Wooseok
>Sebentar lagi
>Ada apa?

Seya
Aku ke rumahmu ya<

Wooseok
>Tolong tuangkan makanan untuk Woori

Seya
Siap!<

Seya memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas dan menaiki bus yang sudah datang di halte untuk pergi ke apartemen Wooseok. Hanya perlu menempuh perjalanan selama empat puluh lima menit dari kantornya dan ia sudah sampai di depan gedung apartemen Wooseok.

Ia menyapa satpam yang sedang berjaga di sana dan melangkah pergi menuju lift. Ketika sampai di lantai apartemen Wooseok, ia memasukkan sandi pintu apartemen dan masuk ke dalamnya.

"Woori! Kak Seya datang!" Seya melepas sepatunya begitu sampai di dalam apartemen kemudian langsung menggendong Woori yang datang menyambutnya. "Kak Wooseok masih bekerja, hari ini Kak Seya yang siapkan makanan untuk Woori ya!" Ia menciumi kucing berbulu putih itu sambil menuangkan makanan untuknya. Dilepasnya Woori ke lantai agar bisa menikmati makanannya dengan nyaman.

TING TONG!

"Wooseok?" Seya melongok ke arah pintu tapi herannya pintu apartemen tidak kunjung dibuka.

TING TONG!

Ia bangkit dan menghampiri intercom, ketika menekan tombol jawab muncul sesosok lelaki pada layar.

"Seungyoun?" Ia otomatis menyebutkan nama lelaki itu karena ia masih ingat dengan jelas siapa orang yang ia lempari dengan ponsel.

"Kok suara wanita?" Di depan pintu Seungyoun kebingungan karena bukan suara Wooseok yang menjawabnya.

"Kamu Seungyoun temannya Wooseok kan?"

"Iya. Wooseok ada di rumah?"

"Belum pulang, ada perlu apa?"

"Bisa kamu buka pintu dulu? Agar aku juga bisa lihat lawan bicaraku ini."

"Ah baik, sebentar."

Setelah pergi dari depan intercom, Seya membuka pintu apartemen.

"Ohh, kamu ya, siapa namanya—"

"Seya." Belum sempat Seungyoun selesai mengingat, Seya sudah lebih dulu memotong kalimatnya.

"Oh iya, Seya."

"Wooseok belum pulang tapi katanya sebentar lagi akan pulang. Kalau kamu ada perlu, lebih baik tunggu saja di sini." tutur Seya. Dia sanggup menawarkan seperti itu karena merasa aman pada sosok Seungyoun yang ia tau adalah teman Wooseok dan seorang gay.

AtlasWhere stories live. Discover now