Happy Reading.
2019.
"Iya kak, astagaa.." dia, Aleeza mulai kesal dengan segala macam kata - kata lelaki di depannya ini.
Pacarnya, ah— tunangannya sekarang. Al -Zero, kini langsung menghela nafas.
"Za, jangan lama - lama." ujarnya sedikit merengek.
Aleeza menoleh, lalu terkekeh kecil.
"Aku disana cuma dua hari," ujarnya.
Lagi, Zero menghela nafas.
"Dua hari tuh bagi gue udah dua abad tau ga?" ujar Zero lebay.
Aleeza mendelik malas.
"Apasih, lebay banget."
"Zaa.. serius!" ujar Zero.
Aleeza menghela nafas kasar, lalu menatap Zero dengan tajam.
"Kak, please. Aku disana cuma dua hari, abis itu aku bakal balik lagi. Aku janji." ujarnya.
Zero menatap gadinya lekat, lalu tak lama ia menunduk.
Bukannya tidak mengizinkan, hanya saja Zero tak bisa jauh - jauh dari gadisnya.
"Udah ya.. jangan sedih," bujuk Aleeza.
Zero mendongak, ia mendengus lalu mengangguk kecil.
Aleeza tersenyum, lalu kembali memasukan semua barangnya kedalam koper.
Sekarang, tujuannya hanya ingin pergi ke rumah sang nenek. Di jerman.
"Za.. sebelum kamu berangkat, gimana kalo kita ke taman dulu nanti malam?" tanya Zero.
Aleeza menoleh, ia terlihat berfikir, namun tak lama ia mengangguk setuju.
"Udah selesai?" Aleeza mengangguk, lalu mulai mendekat ke arah Zero.
"Ngantuk ya?" tanya Aleeza.
Zero mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu mengangguk kecil.
Aleeza tertawa kecil, lalu ia berdiri dan duduk di sofa, setelahnya ia menepuk pahanya, memberi kode.
"Sini, tidur." ujar Aleeza.
Zero yang tengah menahan kantuknya kini hanya menurut, ia beranjak lalu merentangkan badannya di sofa dengan paha Aleeza sebagai alas untuk kepala.
Aleeza mengelus rambut Zero pelan, jelas membuat Zero kini tambah mengantuk.
"Tidur ya, aku tau kakak cape." Zero yang masih setengah sadar, ia membuka matanya kecil dan kembali menutupnya.
"Hati - hati disana, Za." ujar Zero.
Aleeza tersenyum, lalu mempererat pelukannya pada Zero.
"Jangan telat makan, kakak bisa sakit kalau telat makan." ujar Aleeza.
"Cepat pulang, dan kembali kesini." ujar Zero.
Lalu keduanya melepas pelukan tersebut dan mulai menatap satu sama lain.
Zero lalu memajukan wajahnya, dan kini, bibirnya serta bibir sang gadis bertemu, mereka berciuman.
Tentu saja membuat Tio, Romano serta Hans melengos.
"Pulang nanti harus sama Aneta, ya?" ujar Zero setelah melepas ciumannya.
Aleeza mengangguk lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL - ZERO (selesai)
Teen FictionZero, itulah panggilan dari sekian banyak orang yang mengenalnya. Berbeda dengan Aleeza yang memanggilnya Al atau lebih tepatnya Kak Al. Al- Zero Gibran Gardien, anak dari Fathan Dan ara. Lelaki dengan penuh prestasinya, dan ketampanan yang dimiliki...