CHAPTER 2✨

66.2K 3.9K 22
                                    

Padahal kita ini keluarga. Namun sesulit itu untuk mengerti keinginan satu sama lain.
             
.......

             

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<<<GATANG>>>

 Sekarang  Lintang berada di markas Red Blood setelah sepulang sekolah, meski sedikit ada perdebatan saat menuju ke Markas ini karena Lord memaksa akan mengantarnya pulang dengan cara mengikutinya dari belakang.

Tapi tentu saja bukan Lintang Aletta namanya apabila tidak bisa membuat seribu tipu muslihat untuk membuat musuhnya percaya sehingga mau tak mau Lord menurutinya untuk membiarkan gadis itu pulang sendiri.

“Jadi...” Ucap Lintang menggantung saat mereka semua sudah berkumpul di gedung tua yang mereka jadikan Markas ini.

“Antrax lebih tepatnya Lord menantang Ketua RedBlood untuk balapan langsung sama dia dan kalau lo gak datang dia anggap lo sebagai pengecut dan sebagai... ketua yang gak becus karena selalu diam di belakang punggung anggotanya. ” Jelas Redja lalu memalingkan wajahnya saat melihat rahang putih milik gadis yang diberi gelar Queen of Dark itu mengeras dengan tangan mengepal kuat.

Namun setelahnya dia menampakkan senyum menyeringai yang membuat siapa saja akan dibuat gemetar karena melihatnya.

Dengan matanya yang tajam Lintang menatap Redja lalu berdiri dari duduknya dan mengambil tas yang kemudian ia sampirkan di bahu kanan.

“Jam 9 malam, gue terima tantangannya." Ucapnya singkat lalu berlalu pergi dengan senyum miring yang masih tercetak di bibir pinknya.

“Gue gak sabar liat pertunjukan apa yang bakal terjadi selanjutnya.” Ujar Ibram setelah punggung kecil nan ramping milik Lintang sudah tidak terlihat.

“Lo bener... Aletta emang pinter dalam membuat pertunjukan. ” Balas Redja dengan senyum miring sekaligus bangga pada adik sepupunya itu.

“LINTANG PULANG...” Teriak Lintang saat memasuki rumahnya dan melangkahkan kaki menuju dimana kamarnya yang berada dilantai 2.

Namun langkahnya terhenti saat melihat ibunya yang ternyata sudah pulang dan sekarang berada di  Ruang keluarga dengan TV yang menampilkan sinetron di hadapannya.

“Hai sayang, kamu udah pulang. ” Ujarnya tanpa mengalihkan atensi dari TV di hadapannya.

Lintang berdehem sebagai balasan lalu berlalu pergi kekamar. Jujur saja dalam setahun bisa ia hitung berapa kali ia bertemu dengan ibunya itu—Vania— dan itu membuatnya selalu canggung dihadapannya bahkan saat pulang pun ibunya selalu mengabaikannya dan terkadang masih sibuk dengan pekerjaan.        

GARIS LINTANG[E N D]Where stories live. Discover now