......
LINTANG ALETA ANATASYA.
Bagai mana jadinya ketika seorang gadis pembangkang dapat meluluhkan seorang Langit Regio Mahendra? Cowok yang notabenya dingin, datar, kejam, dan seorang ketua dari salah satu geng motor terkenal dijakarta.
Namun Lang...
Terkadang kita perlu menerapkan Prinsip merendah untukmeroket. Agar kesannya tidak sombong
Vote and komen
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dimulmed itu anggapajaLintanglagisamaRedja,Ibram,DodonsamaAcul.
<<<garisLintang>>>
Semua orang terperangah saat melihat seorang gadis turun dari mobil lamborghini yang ia kendari dengan kacamata hitam yang bertengker cantik menutupi matanya,dan dengan tas berwarna hitam campuran pink yang tersampir di bahu kanan.
Suara godaan dan siulan semakin terdengar kala gadis itu membuka kacamatanya dan memasukannya kedalam saku tas yang berada disisi tas tersebut.
Tanpa menghiraukan godaan-godaan tersebut gadis itu mendongkan melihat bangunan mewah yang berada dihadapannya, bagunan yang sekarang menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu.
Dia adalah Lintang, setelah kemarin sibuk dengan mengurusi kepindahan para Anggotanya sekarang ia bisa masuk ke Sekolah barunya.
Dia menyenderkan badannya dibadan mobil untuk menunggu seseorang.
“Al!” terdengar sapaan dari arah samping kanannya,Lintang menatap tajam orang yang ternyata adalah ibram itu.
“Panggil gue lintang.”desisnya pelan membuat Ibram menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Iya-iya maaf,yaudah yuk masuk!"ajaknya yang diangguki Lintang lalu mereka berjalan beriringan untuk menemui kepala sekolah.
Lintang memang sengaja membuat Ibram satu Sekolah dengannya agar dia lebih mudah untuk memberitahu bila suatu saat terjadi sesuatu.
Disepanjang jalan mereka menjadi pusat perhatian,bahkan sangat banyak pujian-pujian terlontar untuk mereka.
“Eh,anakbaru ya?gila cantikbanget.”
“Cowonkya juga lumayanganteng.”
“Caloncalon most wanted ini mah.”
“Iya bener,maklampir mah lewat.”
“Hahaha!gila mulutlokalongataintajembenget.”
Begitulah kira-kira yang Lintang dengar saat ia melanglah menuju ruang Kepala Sekolah, namun semua itu tidak ia pedulikan,Karena menurutnya tidak penting.