family

93.7K 1.4K 8
                                    

Setelah 2 malam aku menginap di rumah tante. Malam ini aku akan melakukan perjalanan untuk ke desa tempat keluargaku berada.

Aku beraharap selama 2 hari 2 malam disini aku dapat mengobrol sedikit dengan om tristan.
Tapi ternyata tidak semudah itu.
Om tristan adalah tipe orang yang cuek dan dingin.

Padahal aku berharap dapat dekat dengan om tampan itu. Tapi ternyata tidak bisa.

"Barangnya udah dibawa semua kak?" Tanya tante kepadaku dan ku jawab dengan anggukan saja.

"Ada yang ketinggalan?"

"Nggak ada te"

Jawabku lagi. Saat ini kami sedang menunggu travel yang hendak membawaku ke desa. Aku cukup senang karena om tristan juga ikut menemaniku menunggu travel. Setidaknya aku masih bisa melihat wajahnya untuk terakhir kali nya.

"Kenapa nggak naik pesawat sampe lampung han?" Tanya om tristan tiba tiba membuatku terkejut.

"Hmmm nggak papa om. Pengen naik kapal laut lagi. Udah lama nggak naik"

"Memang nggak ada penerbangan langsung ke lampung?" Tanya nya lagi

"Mmmm nggak ada om"

Dan tak disauti lagi olehnya. Ya allah jantungku mengapa seperti ini. Berdetak begitu kenjang hanya karena ditanya begitu oleh om tristan.

Aku diam diam mencuri pandang ke arah om tristan. Dia tampak tampan dengan celana 3/4 berwarna coklat yang ia kenakan, minus baju. Sehingga memperlihatkan otot otot ditubuhnya.
Ya allah ingin rasanya ku berlari memeluk tubuh om tristan yang sepertinya peluk able sekali.

Tak lama kemudian terdengar suara travel datang. Mau tak mau aku melepaskan pandanganku dari om tristan.
Aku menyalami dan memeluk tante ine.

"Hati hati ya kak. Barang dijaga bener bener, kalau mau tidur. Sana salim sama om tristan dan om tegar"

Aku pun berjalan menyalami om tegar kemudian berjalan perlahan kearah om tristan. Entah memang dia tidak melihatku atau sengaja tidak mau melihat ke arahku. dengan ragu aku menyentuh pundaknya yang membelakangiku.

"Om"

"Hana pamit ya om" ucapku dengan pelan

"Oh ya. Hati hati ya han"

Ya allah hanya mendengar ucapan seperti itu saja membuatku menjadi senang dan mendadak tidak ingin pulang.

Dengan berat hati aku berjalan menaiki mobil travel yang hendak membawaku pulang ke kampung halamanku.

Karena aku mengantuk. Aku sengaja mematikan data ponselku supaya tidurku tidak tertanggu dengan bunyi notifikasi yang tak pernah berhenti berbunyi.

2 jam kemudian.

Dengan perlahan aku membuka mataku, dan melihat keluar jendela.
Ahh ternyata sudah sampai pelabuhan merak, ternyata cukup lama juga aku tertidur. Aku buru buru mengaktifkan data seluler ponselku. Dan banyak sekali notif yang masuk salah satunya dari tante ine.

Tante ine
Kak, sudah smpe mana?

Na_maulida
Sampe merak te. Bru bgun tdur

Tante ine
Oh yaudah. Barang dijaga bnr bnr ya kak. Dompet juga

Na_maulida
Iya te. Aman.
Eh te. Tadi hana go food kebab 2 loh.
Satu buat tante tdi dimeja makan

I Love You, OmWhere stories live. Discover now