00.00

69 13 9
                                    

P R O L O G

Seorang gadis sedang tertidur dengan headset yang masih menyumpal di telinganya.

Kertas kertas koyak yang berisi lirik gagal itu berceceran di lantai.

Siapa yang akan menyelesaikan itu semua kalau dia tertidur sekarang.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka.

Seseorang masuk sambil menghela nafasnya setelah melihat Mia tertidur dengan posisi kepala yang terpaksa tertekuk kebawah karena butuh sandaran untuk istirahat.

"Hey bangun! kalau kau tidur lebih baik pulang".

Samar samar Mia melihat orang yang sedang berbicara dengannya.

Tubuhnya menegak karena tersadar dia ketiduran dengan reflek Mia membuka hpnya melihat jam sudah menunjukan pukul 02.21.

"Aish, Kenapa kau tidak membangunkanku dari tadi aku ketiduran".

"Aku kira kau tidak mau pulang". Ucap Carla teman Mia yang memiliki cafe ini.

"Tidak bisa aku lagi tinggal dirumah bunda".

Mia langsung beranjak pergi dengan terburu-buru sambil membawa gitar yang dia miliki.

"Mia kau harus lewat pintu belakang cafenya sudah aku tutup".

"Oke thanks, bay Carla".

"Bay".

Gadis itu melajukan motornya agar segara sampai kerumah.

Sebelum masuk kerumah dia menetralkan nafasnya agar fokus mengendap secara diam diam supaya Bundanya tidak terbangun.

Mia meninggalkan gitarnya diluar supaya tidak ketahuan dia sedang sibuk mengerjakan musiknya.

Diam-diam Mia masuk tanpa penerangan apapun. Untung saja dia hapal letak rumahnya.

Setelah merasa aman dia kembali keluar mengambil gitarnya untuk dibawa masuk ke kamar.

Ceklek

Mia membeku mendengar pintu kamar bunda terbuka dan lampu menyala.

"Mia!".

Tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya. Mia hanya memberanikan diri menatap bunda yang tadi memanggilnya.

"Kau sibuk mengurusi musik lagi?!?!".

"Jawab bunda!".

Mia mengalihkan tatapannya lalu menjawab.

"Iya Bun".

"Berhenti menyibukkan diri dengan musik musik sampah itu apa yang bisa kau dapatkan dari itu, dengarkan bunda Mia! Kamu makin besar semakin nakal tidak mau mendengarkan bunda dulu kamu tidak seperti ini. Semuanya karena musik kan".

Tangan Mia mengepal menahan sakit. Ya sakit, hatinya sakit karena ucapan bunda yang sama sekali tidak mendukung dirinya.

Gadis itu tidak bermaksud menjadi anak nakal, tapi Bundanya selalu berkata seperti itu. Mia berpikir lebih baik nakal dari dulu kalau seperti ini, menyebalkan.

"Bunda aku tidak akan merepotkanmu jadi tolong biarkan saja aku".

"Hei kau itu anakku aku akan mengurusimu, kau harus fokus kuliah supaya bisa melanjutkan pekerjaan Bunda".

"Bun ini aku Mia bukan Bunda aku mana bisa ngejalanin pekerjaan Bunda".

Mia menggigit bibirnya menahan emosi yang bercampur antara sedih dan marah karena bunda tidak mau mengerti dirinya.

P E O N YWhere stories live. Discover now