Zidane - [17]

67.7K 7.5K 733
                                    

Hola..

Jangan lupa vote comment and share.

Kalau bisa comment nya jangan 'next' aja ya? Sama ceritanya juga di komen. Biar akunya semangat.

★ 💬🖇️

Ada yang kangen aku? Gak ada ya udah. Hehehe. Cuss...

Happy reading! 📖

🍁🍁🍁


Setibanya di gedung apartemen, Zidan memarkirkan motornya. Di sana juga masih ada Daniel dan Karina yang tengah berbincang.

"Ayo,"

Kening Alivia mengerut, bingung dengan kata yang diucapkan Zidan. "Ngapain?"

"Masuk apartemen," jawab Zidan.

"Nggak," balas Alivia cepat.

"Kenapa? Gue juga punya apartemen kok di sini," Alivia sedikit terkejut mendengarnya. Apa lelaki ini sengaja membeli unit apartemen biar satu gedung dengannya?

"Lo lantai berapa?" tanya Zidan.

"10,"

"Sama, ya udah bareng aja."

Apa cowok itu menguntit dirinya? Atau memang sengaja dalam lantai yang sama? Atau sebuah kebetulan, kah?

Tak ingin mempersalahkan hal itu, Alivia mengangguk. Namun, sebelumnya Alivia menoleh pada Karina lebih dulu. Karina yang sadar akan tatapan Alivia, mengangguk membuat Alivia pun ikut mengangguk.

Zidan dan Alivia mulai memasuki gedung apartemen, keduanya langsung menuju lift dan menekan angka 10. Entah sebuah kebetulan atau apa, di dalam lift hanya ada mereka berdua. Tentu dengan kata lain mereka berduaan.

"Vi, minta nomer ponsel lo." ujar Zidan menyodorkan ponselnya.

Alivia mengangguk, menerima ponsel Zidan lalu mengetikkan angka dengan asal. Entahlah, ia tidak tau yang ia ketik ini nomernya atau bukan. Pasalnya, semenjak ponsel barunya datang, ia sama sekali belum mengecek nomer ponsel barunya. Semoga saja yang ia ketik bukan nomer Papanya, bisa diejek ia nanti sama kedua kakaknya.

Setelah selesai, Alivia mengembalikan ponsel pada pemiliknya bertepatan dengan pintu lift yang terbuka. Kemudian mereka keluar dari lift.

Kondisi lorong lantai 10 sangatlah sepi. Entahlah, kemana penghuni unit apartemen yang lain.

Yang Zidan amati, di sini justru banyak satpam di setiap lorong. Bahkan di setiap sudut atau belokan, ada CCTV.  Seolah lantai 10 ini begitu spesial dan istimewa.

Zidan mengikuti kemana Alivia melangkah, hingga akhirnya gadis itu berhenti di depan pintu apartemen dengan nomer 221. Sebelum membuka pintu dengan mengisi beberapa angka, Alivia menoleh ke Zidan.

Zidan sempat bingung, tadi saat ia melihat apartemen yang lain, pintunya terbuka dengan kartu akses, tapi kenapa unit apartemen Alivia berbeda?

"Udah, kan?" ujarnya lalu menghela napas. "Sekarang lo boleh pergi," lanjut Alivia.

Zidan mengedarkan pandangannya lalu menatap Alivia. "Di sini kok sepi? Lo berani sendirian?"

Anggukan dari Alivia membuat Zidan menghela napas. Dengan berani, Zidan mengacak rambut Alivia sebentar. Adegan itu membuat Alivia mematung di tempat dalam sesaat.

Suara dari dalam unit apartemen Alivia membuat Zidan mematung di tempat.

"Lily, apa kau membawa tamu? Berisik sekali di luar!"

ZIDANE [END]Where stories live. Discover now