45 - Pengakuan

1.1K 245 10
                                    




Kabar Kara dan Dimas yang memenangkan lomba dance telah diketahui oleh semua murid SMA Mentari.

Hal ini terjadi karena Kara dan Dimas berfoto bersama sambil memegang semua hadiah yang di dapatkan, dan foto mereka telah masuk di instagram resminya SMA Mentari.

Belum lagi tadi pagi semua murid SMA Mentari di kumpulkan di lapangan, dan di sanalah kemenangan Kara dan Dimas diumumkan, selain itu kemenangan tim basket juga diumumkan.

Tentu saja hal itu membawa pengaruh besar bagi kelas 10. C, karena banyak murid dari kelas lain serta guru-guru yang mengucapkan pujian dan juga rasa bangga kepada mereka.

Kini kelas 10. C telah mendapatkan pengakuan dari para guru dan murid-murid lain, bahwa di kelas mereka juga terdapat murid yang mempunyai potensi dan berhak mendapatkan prestasi.

Termasuk kepala sekolah.

Pak Galih merasa bahagia ketika mendengar bahwa Kara dan Dimas menyumbangkan uang hasil lomba mereka ke sekolah sebesar 20 juta.

Sejak itu juga pak Galih mengakui dan memperlakukan Kara dan anak-anak kelas 10. C dengan baik.

Pak Galih juga mengucapkan terima kasih dan rasa bangganya kepada Kara dan Dimas karena mereka telah berhasil mengharumkan nama sekolahnya.

Perubahan sikap pak Galih tentu cukup membahagiakan murid-murid kelas 10. C karena akhirnya mereka tidak di pandang sebelah mata lagi oleh pak Galih.

Itu tandanya mereka berhasil membuktikannya.

Bu Selpi yang mendengar anak-anak muridnya mendapatkan berbagai macam prestasi tentu saja bangga. Bahkan guru cantik itu sampai menraktir semua murid kelas 10. C untuk makan di kantin.

Tentu saja, itu adalah sebuah anugerah yang indah bagi semua murid kelas 10. C.

"ASIIIIIK! HARI INI MAKAN SEPUASNYA DAN GRATIS!" Hito berseru heboh sambil berdiri dari kursinya dan merentangkan kedua tangannya.

"Tolong ya, meskipun dibayarin lo harus tahu diri." Celetuk Gita sambil menabok pantat Hito menggunakan bukunya.

"Ini semua berkat Amih Kara, Apih Anka sama aa Dimas gaes! Kita harus bersyukur!" Seru Bagas yang duduk di atas mejanya Karin.

Karin yang sedang memakai lipbalm di bibirnya sambil berkaca itu mengangguk, "bener banget! Akhirnya kita bisa ngebuktiin kalau kelas kita itu bukan parasit!" Timpalnya.

Kara yang sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tas tersenyum, "ini semua berkat kerja keras kita semua, berkat kekompakan dan juga berkat keyakinan kita semua. Intinya keberhasilan ini karena kita semua!" Serunya.

"POKOKNYA GUYS, GUE SAYANG KALIAN! MUACH!" Jeni berseru lantang sambil melemparkan flying kiss ke segala penjuru kelas.

"Yuk ke kantin!" Ajak Billy sambil membenarkan letak kacamatanya yang turun.

"OH JELAS! HAYU MELUNCUR!" Seru Ginan.

Kini sebagian murid kelas 10. C pergi keluar kelas, berjalan bersama menuju kantin untuk menerima traktiran dari sang wali kelas.

Tetapi tidak dengan Kara dan Dimas, mereka berdua sedang mendiskusikan tentang sebagian uang yang mereka dapatkan dari lomba kemarin.

Ngomong-ngomong, Anka sudah dispen sejak pagi. Cowok itu sedang latihan untuk mengikuti olimpiade matematika yang sebentar lagi diadakan.

"Jadi, sisa uangnya mau di kemanain, bu?" Tanya Dimas sambil mengeluarkan amplop berisi uang dari dalam tasnya.

Kara menatap Dimas yang duduk di kursinya Anka, "sebagian udah kita sumbangin ke sekolah..." jeda Kara, "ah iya! Zella, Mas. Dia yang udah ngajarin sama bikinin kita koreografi, gue rasa dia harus banget dapet bagian!" Ujarnya.

ANKARA (COMPLETE)Where stories live. Discover now