Semoga suka ya:))
🌱
- Jatuh cinta? -
"Udahkan? Yaudah sana masuk kamar lo! Ganggu aja!" usir Sarah, namun Raffa masih diam di atas kasur Sarah.
"Apalagi? Sana cepet ah! Lo ngertikan apa yang gue omongin tadi?" tanya Sarah berusaha sabar.
"Tap--."
"Kalo lo gak ngerti berarti otak lo cetek! IQ lo jongkok, ah bukan jongkok lagi tapi tengkurap menyatu sama bumi!" seru Sarah langsung dan itu membuat Raffa mendelik.
Malam ini kenapa Sarah bawel sekali? Pikirnya.
Dengan kesal ia bangkit dari tempat tidur sang kakak, lalu berjalan keluar.
Sebelum memasuki kamarnya ia berniat untuk mengambil minum di bawah. Sesampainya di lantai bawah, ia melihat Nia sedang asik menonton.
"Ma tumben?" tanya Raffa karena ia memang sangat jarang melihat mamanya di luar kamar.
Nia menoleh dengan senyum lembut, "Sini sayang," suruhnya.
"Mama hari ini bahagia banget. Karena kamu dan kakakmu sudah seperti semula. Gak dingin-dinginan lagi," jelasnya seraya mengusap lembut rambut Raffa.
"Maafin mama ya sayang? Mama udah ciptain jarak antara kamu dan kakakmu," ucapnya lagi dengan wajah sendu.
Jika yang lalu Raffa hanya diam saja, kini ia tersenyum lembut menatap Nia.
"Gapapa, aku berusaha lupain yang lalu. Karna yang aku mau mama bahagia kaya sekarang, bahagia terus ma," ucap Raffa dengan tulus.
"Maaf Raffa dulu-dulu sering cuekin mama," ucap Raffa lagi dengan nada menyesal.
"Gapapa, semua salah mama. Dan sekarang mama mau memperbaiki semuanya," balas Nia, Raffa tertawa mendengarnya.
Sudah sangat lama ia tidak seperti ini dengan Nia.
"Kamu bantu mama bujuk kakak untuk pindah kesini lagi ya?" pinta Nia dan Raffa mengangguk mengiyakan.
🌱
Raffa kini sudah duduk bangku yang berada di balkon kamarnya. Matanya memperhatikan rumah Khanza yang sudah sepi.
Ia menghembuskan nafasnya pelan mengingat sesi curhat bersama Sarah tadi.
"Apaan sih lo mau nanya apa? Cepet waktu gue dikit!" ucap Sarah yang masih kesal pada Raffa.
"Ya ampun kak, gitu banget sih sama ade sendiri?" tanya Raffa sedikit dramatis.
Sarah mendelik, "Bodo amat lonya aja gak sopan sama kakak sendiri," jawab Sarah seadanya.
"Langsung ada apa?" tanyanya mulai serius.
Raffa tampak menggaruk tekuk lehernya, ia membasahi bibirnya dulu sebelum mulai.
"Kira-kira Khanza sama Devan kenapa ya kak?" tanya Raffa langsung.
Sarah menatap Raffa dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa adiknya ini bertanya hal yang sangat tidak ia tahu. Siapa Devan juga ia tidak tahu, ia hanya tahu bahwa Devan-Devan itu adalah ketua OSIS di sekolahnya. Sudah, hanya tahu sebatas itu.
"Gak jelas banget lo! Sana keluar!" usir Sarah tanpa mau menjawab, lagipula ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kak serius," ucap Raffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFFA (END)
Teen FictionLINK UNTUK PEMESANAN NOVEL RAFFA ADA DI BIO!! . . Semua orang tahu sedingin apa sifatnya, sedatar apa wajahnya, setajam apa tatapannya dan secuek apa sikapnya. Namun, semua juga tahu hanya ada satu gadis yang bisa membuat sifat dingin itu menjadi h...