Part 15, Enigma.

810 44 4
                                    


Eve pov.

Hanya ada satu tempat yang mungkin untuk didatangi Alex dan itu adalah panti asuhan yang dulu ditinggali nya, bergegas aku menyusuri koridor dan jalan yang berliku liku, dipertengahan jalan aku menemui Courtney, dia melihat ku lalu hendak berbalik, namun ku cegat.

"Eh.. Eve.. Apa yang kau lakukan disini?" Ujarnya gugup, aku pun menanyakan apakah dia melihat Alex.

"Oh.. Dia sudah pergi daritadi.. Aku tidak tahu dia kemana.. Tapi kayaknya keluar dari Hogwarts." Ujarnya terbata bata, aku pun berterimakasih dan pergi, mata nya berbinar.

"Kalau begitu aku akan menjumpai mu nanti!" Ujarku, masih berjalan, aku lelah dan akhirnya mencoba mencari jalan lain supaya bisa keluar dari Hogwarts tanpa diketahui siapa pun, aku harus melalui jembatan, namun.. Aku tidak punya sapu terbang ku..

"Kau mau kemana?" Albus yang tiba tiba ada dibelakang ku membuat ku terkejut, dia menatap ku dari atas kebawah.

"Kau ingin keluar dari Hogwarts?" Tanya nya, aku mengelak tentu saja.

"Tentu saja tidak! Pssh.." Ujarku, tentu saja dia akan tahu.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja, kau tidak tahu jalan menuju diagon alley, dan juga kau payah menggunakan bubuk floo, biar ku bantu." Ujarnya, mendengar itu tentu saja membuat ku senang, kami pun pergi ke ruang kebutuhan, dan menemukan dia sapu terbang.

Dan bergegas keluar dari Hogwarts tanpa ada yang tahu, namun butuh menghabiskan waktu yang lama, untung saja sekarang masih banyak murid Hogwarts yang berada di dalam kelasnya, namun dipertengahan jalan Ms. McGonagall, datang melihat kami berdua.

"Kita sekarang harus bagaimana?" Bisik ku, dia tidak mengubrisnya.

"Ada apa ini Nona Malfoy dan Tuan Potter, saya yakin kalian seharusnya masih berada dikelas apa yang kalian lakukan disini?" Tanya nya, sebelum aku sempat mencari alasan Albus langsung menarik tangan ku dan kami lari, Miss McGonagall, terkejut dan mengejar kami, kami pun bersembunyi didalam sebuah ruangan.

"Kita sekarang harus bagaiamana?! Bagaiamana kalau Miss McGonagall tahu kita disini?!" Ujar ku, dia tersenyum menunjuk ke sebuah benda besar yang ditutupi oleh kain, dan ketika membukanya aku pun terkejut.

"Bukankah itu..." Ujar ku, dia tersenyum kecil, "Inilah lemari pelenyap yang miss McGonagall coba hilangkan, walaupun sudah berubah posisi lemari ini tidak pernah di hilangkan selamanya dari Hogwarts, sekarang ayo masuk!" Ujarnya lalu menarik ku kedalam lemari tersebut.

"Tutup mata mu dan bayangkan Diagon alley." Ujar nya dan benar saja, aku bisa merasakan perubahan tempat, dan dalam sekejap semua suaranya menjadi senyap, dan seperti didorong, aku pun keluar dengan paksaan dari lemari tersebut.

"Apa apaan ini?!" Kesal ku, Albus menatap ku kasihan, seperti tatapan menghinamu lebih tepatnya.

"Kau sangat mengasihan kan sekarang kau tahu itu?" Ujarnya santai lalu melewati aku yang masih berada di lantai berdebu.

"Kita sekarang harus bagaimana?" Tanya ku, dia langsung memegang tangan ku lalu membaca mantra.

"Apparate!" Serunya, dan kami pun sudah berada didepan sebuah bangunan tua.

Melepaskan tangan ku, dia menunjuk kearah bangunan tersebut, "Itu yang kau cari." Ujarnya, aku berbalik dan benar saja, bangunan tersebut adalah panti asuhan, di pantai asuhan itu aku melihat seseorang tengah berjalan mendekati pintu masuk nya.

Sambil menarik Albus, aku pun mencoba untuk dekat dengan seseorang tersebut.

Lalu "Expecto Patronum!"

Alex terkejut, liontin tersebut pun terbang dan sampai ke tangan ku.

"Eve?! Apa yang kau lakukan disini, dan apa yang kau lakukan dengan liontin ku?! Berikan benda itu padaku." Ujar nya, aku tersenyum licik, Albus yang menatap ku hanya kesal dan aku pun memakaikan liontin tersebut dan dengan segera memutar jamnya.

Dan benar saja, kami mundur ke beberapa bulan yang lalu.

"Kenapa hanya sejauh ini?!" Kesal ku, melihat liontin ini hanya bisa mengantar kan seseorang hingga ke beberapa tahun yang lalu.

"Itu karena kau payah dalam menyetelnya!" Kesal Albus, baru saja dia akan menyetelnya ulang, dia melihat seseorang keluar dari dalam panti asuhan.

"Alex?" Tanya Eve, Albus pun melihatnya dan benar saja itu adalah Alex.

"Apa yang dia lakukan?" Ujarnya, seperti nya dia ingin kesekolah, karena tertarik aku pun menarik Albus dan berapparate, ke sekolah, dan itu adalah sekolah ku.

Dia pernah bersekolah di sekolah ku?

Aku baru saja akan mengikutinya ketika sesuatu yang ingin kulupakan berada tepat disamping sekolah ku, di lorong kecil, seorang gadis menangis dan terisak.

Rambut platinum nya yang bersih dan halus menjadi kusut dan juga kotor.

Aku mengenal jelas seseorang tersebut, Albus yang melihat apa yang kulihat pun terkejut.

Tepat didepan ku, diriku yang berada di masa lalu, tengah di bully, oleh kakak kelas ku yang merupakan salah satu teman dekat Scorpius.

"Aku akan.." Baru saja Albus akan berjalan mendekati diriku, aku menghentikan nya.

"Kau tidak boleh melakukan apa pun, jika kau membantunya, dia tidak akan pernah tumbuh, dan akan terus seperti itu, menjadi korban yang bodoh dan mudah dimanipulasi."

Diriku yang waktu itu, yang sangat mempercayai Scorpius dan temannya, bodoh nya jatuh kedalam permainan kecilnya, suara tangis diriku dimasa lalu pecah, dia terisak, rambutnya yang di acak acak, dipukul dan juga ditendang.

Aku mengingat setiap hal itu, dan aku hanya diam melihat hal itu, Albus hanya melihat arah lain, dia tidak suka dengan apa yang dia lihat, aku hanya tersenyum menyuruh nya untuk menunggu.

Tiba tiba, para pembully tersebut terbang dan dipukul oleh seseorang yang invisible, kebingungan mereka ketakutan, diriku yang kecil hanya tersenyum dan tertawa, melihat para pembully tersebut menangis, jari jari mereka yang rasanya seperti di bakar oleh seseorang padahal tidak ada hal yang terjadi, mereka pun lari meninggalkan diriku yang kecil itu.

Tersenyum dia bangkit, disitulah saat aku menyadari ke aku sudah menjadi seorang penyihir.

"Sekarang aku tahu kenapa kau bersikap seperti sekarang." Ujar Albus, yang hanya ku angguki.

Dan Hagrid pun datang, "Tunggu Hagrid?"

Oh yah itu adalah hari dimana aku pertama kali mendapatkan undangan, aku tidak mengerti kenapa harus disekolah, kurasa Hagrid hanya tidak bisa menunggu untuk mengundang ku kesekolah, dan menghapus ingatan setiap murid yang berada dikelas ku, yah.. Itu bukan hal baru aku juga membenci muggle, untuk apa berteman dengan mereka?

Mereka hanya mahkluk kejam yang suka memanipulasi orang lain dan juga munafik.

"Jadi bagaimana? Kita harus kembali lebih jauh, Hagrid bisa melihat kita nantinya." Ujar Albus sebelum menyetel waktunya menuju 16 tahun yang lalu tahun dimana Alex pertama kali dititipkan di depan panti asuhan nya.

A/N

Makasih banyak atas dukungan nya 😆 ruby kaget banget pas lihat banyak yang suka sama cerita nya! ಥ‿ಥ

Dan happy 21k!!! Ini semua berkat Crystal yang terus menunggu ceritanya dan memberi banyak dukungan :"

Ruby tengah mencoba untuk ngelanjutin ceritanya secepatnya, dan akhir akhir ini Ruby punya project, jadinya agak sibuk :"

Tapi ruby bakalan tetap lanjutin part berikutnya sebisa mungkin.

Karakter fav kalian siapa? :v

Votement nya, dan makasih banyak atas penungguannya(?)

Bye bye? ヾ(^-^)ノ

MalfoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang