Chapter 49. Kenyataan

894 46 111
                                    

Selamat membaca cerita ARGA.

~Apakah takdir ini merupakancobaan dalam kisah cintaku?~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~Apakah takdir ini merupakan
cobaan dalam kisah cintaku?~

~Arga Rartarajasa

Niat Arga ingin bersantai di rumah pada akhir pekan minggu ini, namun nyatanya impian itu dirusak oleh sang adik yang mengajaknya ke sebuah pameran.

Arga mendengus kesal dan langsung menolak. Bahkan pemuda itu menutup kedua telinganya menggunakan earphone, agar suara rengekan Syifa tidak mengganggu pendengarannya.

Tapi Syifa tidak menyerah begitu saja, gadis itu melepas paksa earphone yang terpasang di telinga Kakaknya lalu menarik lengannya agar bangkit dari tempat tidur.

Kalau sudah begini Arga tidak bisa menolak lagi, mau memberontak pun takut mendapat amukan dari Adiknya. Terpaksa ia harus menuruti keinginan Syifa meski pada aslinya dia tidak mau meninggalkan kasurnya yang the best itu.

Sebenarnya Arga sempat mengajak Zahra untuk ikut bersamanya dan Syifa, tapi gadis itu bilang tidak bisa karena sedang membantu bundanya membuat kue. Arga pun memahami hal itu. Jadilah ia hanya pergi berdua dengan Syifa yang turut menyayangkan karena Zahra tidak bisa ikut.

Suasana pameran yang ramai membuat Arga rasanya semakin mengantuk. Berbeda dengan Syifa yang raut wajahnya terlihat gembira diiringi binaran mata dan senyum manisnya.

Pandangan Syifa menyerbu ke sekeliling barang-barang yang dipamerkan di sana. Dia tidak peduli walau ada beberapa orang yang melihat ke arahnya, atau lebih tepatnya mereka memandangi Arga.

Arga sendiri pun tidak peduli akan hal itu meski ia menyadarinya. Pesona para perempuan di sekitarnya tidak akan bisa mengalahkan cintanya pada Zahra. Kiranya hanya Nadin seorang yang mampu menggoyahkan perasaannya pada sang kekasih. Pikir Arga, hanya menggoyahkan bukan mengalahkan.

***

Di sisi lain, tepatnya di rumah Zahra. Gadis itu tengah berada di dapur, sibuk membantu sang bunda membuat kue untuk pesanan katering. Zahra sampai menolak ajakan Arga untuk pergi ke pameran demi membantu bundanya. Walaupun sebenarnya Zahra punya keinginan untuk pergi bersama Arga dan Syifa, tapi keinginannya membantu sang bunda lebih mendominan.

Sejak satu jam yang lalu Zahra sama sekali tidak beranjak dari tempatnya saat ini. Gadis itu duduk di kursi sembari mengaduk adonan kue secara bergantian dan sembari memakan camilan favoritnya.

"Assalamu'alaikum." Terdengar suara orang mengucap salam yang langsung dijawab oleh penghuni rumah.

Zahra dan Bundanya lantas mengalihkan atensi mereka pada seorang gadis berambut panjang yang datang dengan wajah berseri-seri.

ARGA ✔Where stories live. Discover now