Secuil Masalalu

10.3K 677 28
                                    

"Kamu itu bukan tipeku, Aysha."

Tes, air mataku menetes perlahan, tapi air mata itu tidak menghentikan senyuman yang terbit di bibirku saat memandang sosok yang beberapa waktu ini menghilang dari pandanganku.

"Kamu bukan perempuan yang aku inginkan."

Sakit, jangan di tanya lagi. Kalimat yang baru saja meluncur dari bibir indah yang dulunya selalu menghiburku ini kini melukaiku dengan begitu teganya.

Tapi bodohnya hingga dua kalimat menyakitkan kudengar, aku masih bisa tersenyum padanya. Tersenyum pada sosok rupawan dan tampak mengesankan dalam balutan seragam lorengnya ini, seragam yang sedari dulu selalu menjadi mimpi seorang Axel Heryawan.

"Aku tidak menyukai perempuan manja sepertimu, dan segala yang ada di dirimu sama sekali bukan hal yang aku inginkan. Lihatlah, bahkan kamu tidak bisa mengurus dirimu sendiri."

Manja? Hanya itukah yang kamu lihat dariku, Mas Axel? Apa kamu tidak melihat hal lain dariku selain sikapku itu bahkan setelah kita nyaris mengenal seumur hidup?

"Berhenti mencintaiku dan membuat segala hal yang ada di antara kita menjadi rumit, Aysha. Hubungan kita sudah cukup baik tanpa harus kamu bubuhi cinta yang membuatku di recokiku Mamaku."

Aku tidak tahu kenapa aku mencintaimu, dan aku tidak tahu kenapa Allah juga memberikan cintanya padaku terhadapmu jika pada akhirnya kesakitan yang harus aku rasakan. Jika boleh memilih, aku tidak akan mau merasakan patah hati karena cinta yang tidak berbalas juga.

Kata orang cinta pertama itu hal terindah, lalu kenapa cinta pertamaku begitu menyedihkan?
Kenapa cinta pertamaku mengubah segalanya, membuat setiap perlakuan hangatnya menjadi hilang seketika.

Aku begitu mencintaimu, Mas Axel, lebih dari apa yang bisa membuatmu jengkel terhadapku, sayangnya kamu tidak akan pernah mengerti hal itu.
Begitu besar cintaku, hingga aku tidak punya kekuatan untuk membalas setiap kalimat menyakitkan yang baru saja kamu lontarkan.

Untuk terakhir kalinya dalam hari ini aku menatap Mas Axel, sosok yang tanpa aku minta sudah masuk terlalu dalam ke dalam hatiku, memenuhi segala ruang di dalamnya dengan namanya, dan tanpa sedikit saja perasaan dia menghancurkan hatiku menjadi kepingan kecil menyakitkan.

Aku tidak akan pernah menyangka jika kedatangannya di jam makan siang kuliahku akan berakhir dengan kalimat-kalimat menohok yang memupus cintaku.

"Terima kasih makan siangnya, Mas Axel. Ay mau kembali ke kampus, Mas."

Ya, hanya itu yang bisa aku katakan. Bodoh bukan aku ini, seharusnya aku menjawab jika dia yang terlalu tinggi hati atas rasa yang aku miliki. Tapi aku justru berbalik dalam diam dan menghapus air mataku yang turun tanpa di minta.

Letnan dua Axel Heryawan, selamat, kamu berhasil mematahkan hatiku yang sudah terlalu dalam mencintaimu.

Aku tidak pernah belajar untuk mencintaimu, tapi aku berjanji, mulai sekarang aku akan belajar dengan keras untuk menghapus rasa yang aku miliki.

Diary AyshaWhere stories live. Discover now