🕊️🤍 O2

9.6K 1.6K 275
                                    

"jaemin, boleh aku meminjam catatanmu yang kemarin? Aku masih tetinggal banyak." Suara indah itu menyapa rungu jaemin saat baru saja mendudukkan tubuhnya di kursi.

Suatu keberuntungan baginya dapat sekelas dengan lelaki mungil yang ia ketahui bernama Huang Renjun ini.

Terlebih lagi renjun menjadi teman sebangkunya selama setahun penuh di kelas sebelas ini.

"Tentu, ini."

Renjun mulai menyalin kata demi kata yang berada dibuku jaemin. Sedangkan sipemilik buku sibuk memperhatikan renjun.

Tubuh mungil itu terbalut Hoodie tebal kebesaran lagi. Ah, jaemin jadi ingat apa yang kepala sekolah katakan saat ia dimintai untung mengajak renjun mengelilingi sekolah.

"Jaemin, kau tau bukan jika sekolah memiliki peraturan tidak boleh mengenakan Hoodie atau jaket selama jam sekolah? Tapi, untuk renjun pengecualian. Anak itu tidak tahan merasakan udara dingin. Satu satunya cara untuk tetap membuatnya hangat adalah mengenakan Hoodie. Jadi, bisakah kau memakluminya?"

"Tidak masalah saem."

Dan jaemin baru tau jika kepala sekolahnya itu sepupu si Huang.

Jaemin masih sibuk memperhatikan renjun tanpa tau bahwa objek yang ia perhatikan itu sudah selesai dengan kegiatan dan kini balik menatapnya.

Renjun tertegun, wajah jaemin jika dilihat sedekat ini berkali kali lebih tampan. Renjun tidak menyangkal jika teman pertama dan satu satunya disekolah ini tampan.

Renjun sangat mengagumi paras si pemuda Na ini. Apa lagi bulu mata panjang nan lentik. Renjun juga ingin memiliki bulu mata secantik itu.

Lengan lentiknya ia bawa untuk mengusap mata itu. Itu ia lakukan antara sadar dan tidak sadar. Jaemin memejamkan matanya menikmati sentuhan renjun.

"Kau mempunyai bulu mata yang indah jaemin, aku juga ingin yang seperti ini." Jaemin menggenggam tangan renjun.

Kemudian tersenyum lebar kepada renjun. "Kau tau, matamu juga indah. Melengkung cantik seperti rubah. Dan lagi...."

Jaemin menjeda ucapannya.

"...bibirmu juga indah, basah, merah alami dan sepertinya kenyal. Aku jadi ingin tau rasanya." Diusapnya bibir renjun yang sedikit terbuka mendengar penuturan jaemin.

Rona merah muda menjalar cepat dari pipi renjun menuju ke telinganya. Dan jaemin sangat menikmati pemandangan didepannya ini.

Sangat sangat indah. Jaemin mati matian menahan gemasnya melihat renjun.

Wajahnya mendekat kearah renjun hingga renjun bisa merasakan hembusan nafas-

Brak!!

"Astaga!! Apa yang akan kalian lakukan? Mengapa sudah ada adegan drama yang tidak tidak sepagi ini?!" Sial, hyunjin merusak suasana.

Jaemin kembali keposisinya dengan menggaruk tengkuknya salah tingkah. Wajahnya memerah karena merasa terciduk ingin berbuat yang tidak tidak tadi.

Renjun? Jangan ditanyai. Anak itu sudah semakin memerah sekarang seperti kepiting rebus sambil menundukkan kepala. Jangan lupakan jantungnya yang bertalu cepat.

Sepertinya ia akan meminta pindah bangku saja kepada wali kelasnya nanti. Berada didekat jaemin sangat tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

.

.

.

Tbc

Aku mau bilang kalau yang manggil renjun di chapter satu itu jaehyun. Kalian ngeh ngga? Kan mereka dah nyampe di ruang kepsek, jadikan otomatis yang ada disana ya kalau ngga kepseknya ya orang2 yang bersangkutan kek renjun.

Tapi disini mereka sepupuan. Renjun aku bikin jadi anak tunggal disini heheh. Itu juga kenapa mas jahe bisa tau kalau renjun ngga tahan dingin. Karena mamanya renjun udah wanti wanti ke mas jahe. Jadi buat yang nebak China line maap kalian salah 😃

Kenapa bisa mas jahe kenapa ngga China line atau hyungdeul yang lain? Karena Sebenarnya aku lagi mabok jaeren hehe.

Hoodie Boy ||JaemRen[✓]Where stories live. Discover now