🕊️🤍 O6 (end)

7.5K 1.2K 291
                                    

Bel kemenangan bagi seluruh siswa akhirnya berbunyi. Ini dia yang jaemin tunggu sedari tadi, bel pulang sekolah berbunyi maka dimulailah acara confessnya pada renjun.

Dua hari setelah berbincang bersama Jeno tentang acara convessnya, jaemin akhirnya memutuskan hari ini sebagai hari yang spesial untuknya. Spesial jika renjun memang benar benar menerima cintanya?

Dan sial sekaligus malu jika renjun menolaknya. Terlalu cepat memang, tapi jika dibiarkan lama lama bisa bisa jaemin di deluanin dominan lain. Apalagi si Lee bermata bulan sabit itu. Mana boleh!

Jadi, dengan bantuan Jeno dan Hyunjin jaemin sudah menyiapkan semuanya dilapangan. Tinggal membawa si kecil kelapangan. Hah, rasanya jaemin benar benar gugup dan berdebar. Ia tidak pernah melakukan hal semacam ini.

Biasanya, para gadis yang tergila gila padanya lah yang berbuat demikian.

Huft. Calm down na, kau pasti bisa ok?

"Injunie?" Yang sedang membereskan barang barangnya menolah kearah jaemin. Lihatlah betapa imutnya dia hari ini? Rambut fluffynya dibiarkan disisir kedepan menutupi keningnya.

Belum lagi pipi bulat berisi yang memang tersemat semburat pink samar. Bibir kecil berwarna merah alami, jangan lupakan badan kecil yang terbalut Hoodie coklat.

Tidakkah kalian tau selama duduk dengan si kecil itu kesabaran jaemin teruji untuk tidak memeluknya tiba tiba dan menggigit pipi  gembul itu? Jaemin lama lama bisa terkena uwu phobia.

"Ya? Ada perlu na?"

Nah, ini dia.

"Eum, mari ikut aku sebentar." Jaemin menarik lembut lengan renjun. Membawanya kearah lapangan. Sikecil yang tidak tau apa apa itu hanya mengikut dengan kening yang berkerut bingung.

Ada apa memangnya?

Tepat ditengah lapangan sana dua orang siswa yang seingat renjun teman jaemin di OSIS berdiri memegang masing masing boneka Moomin yang tak main main besarnya dan buket bunga yang juga ukurannya lumayan besar.

Renjun lupa siapa nama mereka. Apa mereka akan menyatakan perasaan mereka pada dirinya.

Banyak orang berkumpul menyaksikan mereka, yang sejujurnya membuat renjun sedikit malu dan takut? Entah, renjun hanya kurang nyaman menjadi pusat perhatian orang ramai. Rasanya seperti ia melakukan dosa besar saja hingga harus diperhatikan sedemikian lekatnya.

Ugh, menyebalkan!

Sampai ditempat kedua teman jaemin itu, jaemin melepaskan genggamannya. Berjalan untuk mengambil alih boneka dan buket bunga dari tangan Jeno dan Hyunjin.

Jangan tanyakan dari mana mereka tau renjun menyukai Moomin dan bunga mawar kuning. Itu pasti Hyunjin punya kerja. Jeno hanya membantu membeli ini itu dan mengumpulkan seluruh penghuni sekolah untuk menyaksikan ketua OSIS mereka melakukan confess.

"Nana, ada apa sebenarnya?" Renjun bertanya dengan suara yang sialnya sangat lembut. Sikecil itu semakin tidak nyaman mendengar bisik bisik disekitar.

Apasih memangnya yang jaemin ingin lakukan?!

Jaemin menghembuskan nafas menghalau rasa gugupnya. "Injunie, aku tau ini terlalu cepat. Kita baru mengenal selama kurang lebih dua Minggu. Tapi ntah, aku selalu merasa nyaman berada didekatmu dan selalu ingin melindungimu. Tidak, lebih dari itu. Aku menyayangimu, aku mencintaimu. Ambil boneka moominnya jika kau mau membalas cintaku dan ambil bunga mawarnya jika kau mau menjadi kekasihku."

Ehh, pilihan macam apa itu? Suasana bertambah riuh dan mendebarkan melihat renjun yang tidak merespon apa apa selain berdiri mematung menatap jaemin polos.

Hoodie Boy ||JaemRen[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang