🕊️🤍 O7 (the real ending)

7.1K 1K 50
                                    

Renjun menunggu jaemin diluar ruang kepala sekolah dengan was was. Iya, was was karena setelah dirinya menerima jaemin tiba tiba saja suara jaehyun mengagetkannya---bukan, tapi semua orang---membuat dirinya langsung mendorong jaemin begitu saja.

Renjun cemas, apa jaehyun tadi menyaksikan semuanya? Bagaimana kalau jaehyun mengadukannya pada mama? Aduh, bisa gawat. Jaehyun tadi juga memandang kearahnya dengan pandangan datar.

Tidak hangat seperti biasanya. Ugh, semoga Hyung nya itu tidak macam macam dengan kekasihnya. Saat kepala sekolah muda mereka ikut berada ditengah lapangan, seluruh murid sontak langsung membubarkan diri tanpa diminta.

Tidak ingin mencari masalah dengan kepala sekolah muda itu. Pun dengan Jeno dan Hyunjin, berakhir jaemin dan renjun dibawa keruang kepala sekolah. Hanya Jaemin saja sih, renjun kan disuruh menunggu diluar. Itulah mengapa si kecil Huang menunggu dengan cemas.

"Hah, semoga jaehyun Hyung tidak mengatakan yang aneh aneh."

Sementara didalam, Jaemin duduk dengan perasaan gugup yang tidak terbantahkan. Lebih gugup ketimbang kejadian confess nya beberapa saat tadi. Sudah hampir setengah jam ia berada disini tapi pria Jung itu tidak mengatakan apapun. Hanya memandangnya datar.

Apa ia melakukan kesalahan hingga dibawa keruang kepala sekolah ini ya? Perasaan tidak ada. Ia kan ketua OSIS yang baik yang selalu mematuhi peraturan sekolah. Membolos juga tidak pernah--eh, pernah sepertinya saat masih kelas sepuluh dulu. Itu juga hanya dua kali---

"Kau tau apa kesalahanmu Na?" Aish, apa sepupu kekasihnya ini tidak tau kalau jaemin sedang memikirkan apa kesalahannya? Dan sekarang? Ia malah ditanyai apa salahnya, mana jaemin tau.

Pun jaemin yang ditanyai dengan nada kelewat datar malah bertambah gugup, menjawab pertanyaan jaehyun dengan tergagap. "Ah, anu... Sebenarnya aku juga tidak tau apa kesalahanku saem ehe." Bagus Na, sekarang kau membuat kepala sekolah muda itu tambah murka sepertinya.

Terlihat dari dirinya yang membelalakkan matanya. Alis tebalnya menukik tajam menatap jaemin, "kau benar benar. Tidak tau apa kesalahanmu? Hah, kau itu tadikan aku menyuruhmu untuk menyerahkan proposal acara akhir tahun. Lalu kenapa tidak kau antar juga? Dan malah melakukan confess dengan sepupuku?"

Jaemin terdiam. Ah iya dia lupa sangking tidak sabar dan bersemangatnya ia ingin menjadikan renjun miliknya hari ini juga sampai melupakan apa yang kepala sekolahnya ini perintahkan padanya.

Tapi, apa benar hanya untuk itu jaehyun saem memanggil dirinya?

"Jika kau berfikir bahwa aku memanggilmu hanya untuk itu tidak. Masih ada yang lain."

Bagaimana ia bisa tau? Cenayang ya?

"Hmm ternyata kau memiliki keberanian juga ya untuk menyatakan perasaanmu pada adikku. Aku ucapkan selamat. Tapi, apa kau yakin tidak akan membuat adikku menangis? Tidak akan melukai hati lembut adikku?" Jaemin mengangguk gugup. Kenapa rasanya seperti di interogasi polisi sih.

"Tidak saem, aku berani bersumpah untuk tidak menyakiti dan membuat renjun menanngis." Jawab jaemin, jaehyun ditempatnya menatap sangsi salah satu siswa kebanggan sekolahnya ini.

"Bagaimana bisa kau dengan cepat bisa jatuh kedalam pesona adikku hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan?"

"Jangan tanyakan padaku, tanyakan pada sepupumu yang mempunyai pesona teramat kuat." Jaemin memamerkan senyum lebarnya yang malah terlihat seperti senyum bodoh dimata jaehyun.

Hah, dasar anak muda.

"Baiklah kalau begitu, aku merestui kalian. Jaga adik sepupu kecil dan imutku itu ya, jangan sampai aku mendengar dirinya menangis karenamu atau kau akan tau akibatnya! Paham?"

Hoodie Boy ||JaemRen[✓]Where stories live. Discover now