SENJA 1.O

2.1K 295 69
                                    

Total lima menit sudah Jisung berdiri didepan pintu apartement miliknya dan Chan. Dia masih menimbang apakah dirinya harus masuk atau pergi mengingat Hyunjin pasti masih ada di dalam sana.

Namun materi presentasi yang tertinggal di dalam kamar jelas tidak bisa dia abaikan begitu saja. Bahkan Jisung rela bangun pagi buta sampai-sampai diomeli oleh Daehwi yang merasa tidurnya terganggu.

"Yasudah, cuma sebentar, habis itu langsung ke kampus." monolognya sendiri. Jisung mengeluarkan kunci cadangan dari dalam tas dan sebisa mungkin membuka pintu tanpa membuat suara berlebih.

Tungkai kecilnya melangkah pelan sementara pandangan mengamati sekitar. Jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi, maka masih wajar bahwa Chan ataupun Hyunjin mungkin saja belum terbangun.

Bibir Jisung menyungging senyum tipis kala mendapati sosok Hyunjin tengah meringkuk dengan berbalutkan selimut tebal milik Chan. Melihat dari pundak polos temannya yang tidak mengenakan pakaian atas, Jisung bisa menyimpulkan bahwa dua sejoli itu baru saja menghabiskan waktu bersama semalaman.

Setelah mendapatkan bahan materi yang ia cari, pria manis berpipi gemuk itu sempatkan untuk ke dapur terlebih dulu, toh mana tau dapur yang sudah dia tinggal selama beberapa hari itu berantakan karena memang Chan adalah orang yang kurang rajin membersihkan ruangan, apalagi dapur.

Maka sudah seperti peraturan tidak tertulis bahwa Jisung yang akan membereskan dan memasak di dapur sementara Chan yang akan selalu mengisi kulkas mereka dengan berbagai bahan pokok.

"Mas Chan?" Jisung memanggil pelan kala matanya menatap punggung kelewat putih yang tengah membelakanginya. Kakak tingkatnya itu hanya mengenakan celana training hitam tanpa atasan apapun.

Pria blasteran itu buru-buru berbalik. Masih dengan segelas kopi (atau mungkin teh) di tangan, Chan nampak melebarkan sedikit kelopak matanya saat mendapati Jisung yang terlihat menggaskan dalam balutan hoodie putih oversize berdiri tiga langkah dari tempatnya.

"Ji, sejak kapan kamu pulang?"

"Baru aja, sengaja ndak mau berisik. Kasian Hyunjin masih tidur."

Chan yang mulai paham situasi kemudian mengangguk. Ia menarik kursi dan mempersilahkan Jisung duduk menggunakan bahasa isyarat, "Kuliah pagi?"

Jisung mengangguk. "Mas sendiri?"

"Iya, tapi mau bolos mungkin, soalnya ada Hyunjin. Kamu semalam tidur dimana?"

"Apartementnya Daehwi."

Bunyi denting terdengar ketika gelas berisi minuman hangat tersebut baru saja diseruput untuk kemudian Chan letakkan dimeja dengan hati-hati. Matanya yang sedikit sipit namun tajam itu menatap tepat ke arah wajah Jisung, "Ji,"

"Hm?"

"Aku mau kamu putus sama pacarmu."

Jisung yang mendengar itu menatap tidak percaya, "Kenapa?"

"Ya memangnya kamu nggak capek disakiti terus?" tanya Chan balik setelah menghela napas kasar.

"Jisung pikir mas sudah terlalu ikut campur kedalam urusan pribadi Jisung."

"Itu karena aku perduli Ji. Ngeliat kamu nangis," Nada pria blasteran Australia itu tercekat sejenak, "ㅡrasanya aku ikut sakit."

"Kalau gitu jangan terlalu perduli sama Jisung. Jisung bisa ngurus semuanya sendiri."

"Nggak semudah yang kamu bilang. Aku ngerasa punya tanggung jawab karena kamu tinggal disini bareng aku."

"Lantas mas mau apa?"

Chan diam, kedua tangannya mengepal erat di atas meja, "Perbolehkan aku jagain kamu."

"Bukannya kita sudah pernah bahas masalah ini? Kenapa mas suka sekali ngungkit permasalahan lama? Mas mau buat Jisung jadi orang jahat yang ngerusak hubungan mas dengan Hyunjin, begitu?"

senja | minsung ✔Where stories live. Discover now