Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Boom - 2

124K 17.1K 2.8K
                                    

"Sani! Dasar lo, ya, kutu air!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sani! Dasar lo, ya, kutu air!"

Sweety mengomel saat tiba di lapangan kampus. Di sana Sweet menemui Sani yang tengah menonton ketampanan anak basket. Kebiasaan Sani adalah menyaksikan cogan-cogan kampus main basket atau futsal.

Walau Sweety sudah bersahabat dengan Sanitary Bagirana Jayantaka alias Sani sejak SMA, tetap saja dia kesal kalau Sani bolot dan suka salah paham. Hebatnya lagi, dia sabar bersahabat dengan Sani. Selain Sani, dia sudah menjalin persahabatan dengan Milalang Ilala Barani alias Mila, sejak masuk SMA. Pertemuan pertama mereka cukup menggelitik. Sweety tidak lancar bicara Bahasa Indonesia, karena pada saat masuk SMA, Sweety baru saja pulang ke Jakarta. Sweety lahir di Seoul dan menetap sampai SMP-nya selesai. Otomatis bahasa yang sering Sweety gunakan adalah Bahasa Korea. Jarang ada yang mengajaknya bicara Bahasa Indonesia. Melalui Mila dan Sani akhirnya Sweety fasih bicara Bahasa Indonesia dan sering menggunakan bahasa gaul.

"Gatel, dong," sahut Sani santai dengan wajah polos.

Sweety mengepal tangan kuat-kuat. Takut kelepasan saja menoyor kepala Sani karena bisa santai dan sepolos sekarang.

"Sumpah ya ... gara-gara lo, nih! Mampus, deh, gue. Bisa-bisa nggak lulus mata kuliahnya Pak Anatom," cerocos Sweety.

Sani memasang wajah polos bercampur pura-pura bego dan nyengir selebar cengiran kuda.

"Ya, Tuhan ... kok, bisa-bisanya gue punya sahabat setengah pinter kayak lo," dumel Sweety gregetan. "Gue sampai harus kabur gara-gara Pak Anatom udah tahu itu gue!"

"Pak Anatom senang, kan?"

"Senang kepala lo peyang!"

"Perasaan kepala gue nggak peyang."

Sweety mengepal tangannya semakin gemas. Tahan, tahan. Katanya orang sabar bokongnya seksi. Sabar. Menghadapi Sani perlu kesabaran tingkat tinggi.

"Kalau sampai nanti gue nggak...." Sweety berhenti bicara begitu mendapati Anatomi berjalan ke arah lapangan kampus. "Faaaak! Pak Anatom ke sini. Gue cabut dulu, ya. Bye!"

Bukannya kabur, Sweety ketiban sial lagi. Dia kesandung batu sampai jatuh telungkup—persis seperti bayi yang baru bisa telungkup.

"Ya, amplop! Sweety tisuku!" Sani mendekati sahabatnya dan menepuk punggung belakangnya. "Lo baik-baik aja, kan? Tas Chanel lo baik-baik aja?"

Sweety bangun sendiri. Jatuh sendiri, bangun sendiri. Sungguh mencerminkan kesialan berlapis hari ini. Bukan malu, dia malah emosi mendengar Sani. Bisa-bisanya yang dikhawatirkan malah tasnya, bukan dirinya.

"Heh! Lo jadi sahabat nggak ada perhatiannya. Gue jatoh malah nanyain tas!"

Sani mengabaikan Sweety dan mengusap permukaan tas tenteng merek Chanel yang dipakai Sweety. "Aduh, Baby Chanel. Kasihan banget kamu kena aspal. Kotor gini."

Sweety menahan emosinya. "Sabar, sabar. Kalau masih ngelunjak, gue toyor beneran kepala, nih, anak," gumamnya pelan.

Terlalu sibuk kesal sama sahabatnya, Sweety sampai lupa kalau Anatomi sudah berada di dekatnya. Pada saat itulah Anatomi dan Sweety saling beradu pandang.

Boom Boom HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang