PART 5 (JENDELA)

14 0 0
                                    

Setelah shalat isya', aku berusaha menelepon Sam bahkan memberikan spam chat agar ia mau membantuku mengerjakan tugas hukumanku. Tapi, tidak satupun direspon. Tugasku masih lumayan banyak, aku tidak yakin bisa menyelesaikan sendiri mala mini. Bahkan, jawaban yang sudah kujawab tadi di sekolah saja, tidak yakin benar jawabannya. The name of... "If I don't like it, maybe Im not match it".

Arggghhhh... Sam belum mengangkat teleponnya juga! ingin langsung ke rumahnya saja, namun hujan deras menggeru di luar.

Aku: "Fine. I wanna cry. Besok gak usah masuk aja hhwwaaaa"

Kucoba lagi telepon Sam, I swear apabila ini diangkat, aku akan lompat ke kasur. Yap! Ke kasur!

Tutttttt...

Sam: "Oi? Apaan sih? Spam banget lo"

Aku: "HIYAK!" aku melompat ke kasur.

Aku: "Wah bisa-bisanya lo angkat terus ngomong gini? Gatau gue nelepon lo berapa kali hah? Kalo gue ternyata kenapa-kenapa gimana?"

Sam: "Gue lagi ada misi tadi, sorry... whats wrong?"

Aku: "Misi apaan?"

Sam: "Lo tadi kenapa nelepon gue?" , Sam tidak menjawab pertanyaanku.

Aku: "Bantuin gue ngerjain tugas hukuman gue, plis. Lo tau kan gue bodoh banget MTK."

Kemudian Sam menghilang...

Aku: "Sam? Sam lo denger gue gak sih? Apa gak mau bantuin karena ribet? Gue ke rumah lo sekarang nih, gue masakin makanan deh gimana? Gue sebentar kok, janji gak sambil nyemil atau becanda atau apa, gue serius ngerjainnya janjiiiiii. Sam? Sam?"

Tiba-tiba saja jendela kamarku terketuk oleh sesuatu, kubuka hordeng yang menghalanginya. Dan aku terdiam sambil melihat gagang kayu yang sangat panjang. Terlihat dari kejauhan, Sam berbicara namun tidak terdengar. Ku matikan teleponnya, dan kubuka jendela kamarku.

Sam: "Lamaaaaaaaaaaaaaaa. Gue pegel tau. Mana sini buku lo, taro di situ, tutup lagi yang rapet"

Sam menyodorkan sebuah gagang kayu yang bergantung keranjang putih serta plastik yang menutup bagian atas keranjang. Sehingga, saat aku menaruh apapun di keranjang itu, tidak akan basah terkena air hujan. Terlihat lucu karena rumah kami bersampingan dan bahkan letak kamar kami bersebrangan.

Aku: "Serius gue gak perlu ke sana?" kataku sambil teriak.

Sam: "Gue pengen main game, cepet"

Aku memasukkan buku tugasku ke dalam keranjang tersebut. Ia menariknya dengan hati-hati. Entah ide dari mana, tapi Sam yang kukenal ialah biarpun ia menyebalkan, banyak ribuan kebaikan yang dimilikinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Private MachineWhere stories live. Discover now