Bab 1 Bagian 7

8K 498 45
                                    

Novelisasi The Last

🍃🍃🍃🍃🍃

“Naruto-kun! Sampai sekarang, Aku hanya memperhatikanmu dari belakang. Tapi mulai saat ini, aku ingin selalu berada di sisimu, jadi aku menaruh seluruh hatiku pada rajutan ini ... terimalah perasaanku! ”

Hinata menundukkan kepalanya dengan mengulurkan hadiah yang terbungkus. Tidak ada satu pun suara di daerah perumahan yang tertutup salju itu.

"Fuuuhh ..."

Hinata menghela nafas panjang. Sendirian di depan rumah Naruto, Hinata berulang kali berlatih memberikan hadiah pada Naruto. Sepertinya Naruto belum pulang, karena kamarnya tampak gelap.

Ketika Dia mulai menarik nafas untuk berlatih sekali lagi, seseorang datang di belakangnya.

"Hm? Hinata?"

_D-Dia kembali... Apa yang harus ku lakukan? Apa yang harus ku lakukan?_

Kedua lututnya mulai bergetar. Tapi di sini, Dia tidak punya pilihan selain mengerahkan keberaniannya.

"Um ..."

Hinata berbalik ke arah Naruto. Tepat di depan matanya Dia melihat: sebuah syal sudah melilit di lehernya.

_Ah!_

Hinata memilih wol berwarna merah agar terlihat bagus dengan rambut pirang Naruto, tetapi syal dengan garis-garis abu-abu dan putih tampak jauh lebih halus.

"Ada apa, Hinata?"
"I-Itu syal yang bagus, bukan?"
"Kau juga berpikir begitu? Rajutan ini hanya untukku ... ini hangat. "

Naruto tersenyum senang. Lalu----

Kruyukkk~~

Perut Hinata menggeram. Namun dia sama sekali tidak merasa lapar ... Pasti di suatu tempat dewa-dewa jahat sedang mengejeknya. Dia telah dikalahan oleh seseorang tentang syal, dan sekarang suara perutnya terdengar, itu benar-benar menyedihkan.

“Kamu pasti lapar. Kalau ramen cup mau, Aku punya banyak di kamarku ... "
"Selamat malam."

Hinata memotong kata-kata Naruto sambil membungkuk dan berjalan pergi.

"Apakah ada sesuatu yang perlu kamu lakukan? Hei, Hinata! Hinata –ttebayo! ”
“……”

Hinata terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Dia sangat menderita hingga rasanya ingin menangis.

***

Hinata sendirian di taman, duduk di sebuah ayunan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hinata sendirian di taman, duduk di sebuah ayunan. Saat Dia menatap syal merah di pangkuannya, Dia mengingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu.

_Rajutan ini hanya untukku ... ini hangat._

Naruto berbicara dengan gembira saat dia menyentuh syal yang melilit lehernya.

Naruto THE LAST (Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now