E M P A T P U L U H

36.1K 5.1K 293
                                    

"Hahh .…"

Aku menatap ke arah sebuah kerajaan besar yang perlahan mulai terlihat semakin mengecil di pandangan mataku. Setelah menghabiskan satu hari di rumah dan tidak melihat Romeo, akhirnya sekarang aku akan menemuinya lagi. Ukh, aku tidak sabar.

Entah berapa lama waktu telah berlalu, aku semakin dibuat bosan dengan semua ini. Aku tak tahu antara ingatanku yang salah atau memang perjalanan kali ini terasa jauh lebih lama dibandingkan perjalanan yang kutempuh bersama Javier dulu.

Tanganku tak bisa diam memainkan kalung yang sedang kukenakan saat ini, satu kalung ini saja jika dilelang mungkin bisa kasih makan tiga turunan, ukh. Aku benar-benar tak dapat membayangkan betapa kaya sebenarnya Romeo itu, mengerikan.

Mungkin aku harus mencari sesuatu untuk membalas pemberiannya ini, ya walaupun tak mungkin aku sanggup membelikannya sebuah berlian juga. Tapi entahlah, jika diberi barang oleh seseorang lalu tidak membalas, rasanya jadi seperti sedang berhutang budi, hiks.

"Nona, kemana Anda akan pergi?"

Aku terkejut dan sontak mengernyitkan dahiku. Sungguh, dia sudah mengendarai kereta ini selama nyaris sepuluh jam, lalu sekarang dia malah bertanya kemana aku akan pergi? Jadi sebenarnya dari tadi itu dia ngapain aja sih?

"Kau tidak tahu kemana tujuan kita?" tanyaku yang dibalas dengan gelengan kepala olehnya. "Kemudian selama ini kau membawaku kemana?"

Kusir tersebut tampak kebingungan. "Tadi saat saya sedang mempersiapkan kereta, seorang pria berpakaian pelayan datang menghampiri saya dan menyuruh saya untuk mengantarkan Nona ke hutan ini, karena saya pikir itu adalah perintah kaisar, jadi saya mengirimkan Nona kemari."

Romeo memerintahkan untuk mengirimku ke hutan belantara seperti ini? Mana mungkin woy!

"Kau bercanda, Kaisar tidak pernah memerintahkan hal seperti itu. Kalau pun ada yang dia perintahkan, itu pasti dia menyuruh kau untuk mengirimku kembali ke kekaisaran Heinrich!" elakku. Tidak mungkin Romeo yang memerintahkannya, kusir ini mungkin salah dengar tadi.

"Itu artinya dia membuangmu, sayang."

Aku sontak terdiam. Mataku menatap horor ke arah sosok kusir yang perlahan membuka topinya, dan memberikanku akses untuk melihat surai hijaunya dengan sangat jelas. Dia membalikkan badannya, dan menatapku dengan senyum manis di bibirnya.

"Kau dibuang, karena itu aku memungutmu sekarang."

KAU MENCULIKKU SIALAN!

Aku segera keluar dari dalam kereta ini sebelum Javier melakukan hal yang lebih parah. Namun saat aku sampai di luar, sudah terdapat gerombolan prajurit yang entah sejak kapan telah mengelilingi seluruh kereta ini.

Aku sontak menatap ke arah Javier yang masih berada di dalam kereta itu. Ia mengangkat tangannya, dan mengerakkan jari telunjuknya. "Tangkap dia," ucap pria itu.

Belum sempat aku berlari kabur, sebuah pukulan keras terasa di kepalaku. Pukulan ini terasa sangat menyakitkan sampai membuatku sontak terjatuh di atas tanah. Ugh, sialan. Dengan apa mereka memukul kepalaku barusan? Kenapa ini sakit sekali?

Aku mencoba untuk mengangkat kepalaku dengan sisa tenagaku yang tersisa. Mataku menatap sebuah benda berwarna abu-abu yang berlumur darah di pegang oleh salah satu prajurit Javier. Benda itu dia berukuran cukup bes—TUNGGU!

ITU BATU?!

DIA MEMUKUL KEPALAKU DENGAN BATU SEBESAR ITU?!

Seketika kepalaku menjadi sangat sakit. Bahkan sekarang telingaku mulai berdengung, aku tak boleh mati! Kalau aku sampai mati lalu siapa yang akan menjaga Romeo nanti? Dia pasti akan hidup luntang-lantung karena itu aku tak boleh mati.

Tapi—Ukh, ini terlalu menyakitkan. Mau seberapa keras aku berusaha melawan rasa sakit ini, semuanya tetap terasa sangat berat, hingga kelopak mataku pun ikut menjadi berat.

Ah, aku tak dapat menahan ini.

=====

Apa yang terjadi sekarang?

Telingaku sekarang mulai mendengar suara burung. Aku pun segera membuka mataku. Aku berharap kalau pemandangan pertama yang menyapu mataku adalah penampilan Romeo yang sedang tidur, namun tampaknya aku salah.

Mataku menatap nanar ke arah sosok pria bersurai hijau yang sudah membawaku ke tempat asing entah dimana ini. Jika dilihat dari furniture-nya, tempat ini tampak seperti sebuah bekas kastil yang telah dirobohkan, dan mungkin sudah berusia ratusan tahun. Semua itu dapat terlihat dari betapa keroposnya dinding kastil ini.

"Apa yang kau inginkan dariku?" ucapku yang nyaris berbisik pada Javier yang sedang bersandar di tembok sambil membersihkan sebilah pisau di genggamannya.

Sungguh, pisau itu menakutkanku. Javier si tokoh penjahat yang sedang memegang pisau, itu adalah penggambaran kalau aku berani macam-macam maka nyawaku akan langsung dibawa ke rumah Tuhan.

Dia menolehkan kepalanya kemudian mengangkat sudut bibirnya. Kakinya itu perlahan berjalan mendekatiku dan tangannya meraih pipiku, secara reflek aku langsung menepis kasar tangannya. "Jangan sentuh!" ucapku spontan.

Javier tiba-tiba terdiam sejenak. Tak lama kemudian, pria itu menyeringai dingin. "Kau sekarang berani menepis tangan tunanganmu sendiri, hm?" ucapnya.

"Apa kau gila? Aku bahkan tidak memiliki hubungan apapun denganmu!" tegasku. "Sekarang cepat katakan apa yang kau inginkan dariku? Kalau aku sanggup memberikannya maka akan aku berikan."

"Aku menginginkanmu."

"…"

Apa dia gila?

DIA BILANG DIA MENGINGINKANKU?!

tunggu dulu, ada apa ini. Kalau dia menginginkan rambut, baju mahal, uang atau apapun itu mungkin aku bisa memberikannya kepada Javier, tapi kalau dia menginginkan diriku maka apa dong yang harus kuberikan?

Nyawa gitu? HELL NO!

Ya kali aku rela memberikan nyawaku dengan begitunya kepada orang seperti Javier. Mungkin jika dia menginginkan hal lain maka aku akan memberikannya, tapi nyawa? O to the gah, ogah!

"Cukup, jangan bercanda, Javier. Aku sedang tidak ada niatan untuk bercanda saat ini. Jadi, cepat katakan apa yang kau inginkan dariku, aku akan memberikannya," ucapku yang kembali mengulang pertanyaanku.

Sekarang tangannya kembali bergerak, dia meraih tanganku dan mencium lembut punggung tanganku.

"Aku bilang, aku menginginkanmu. Mulai dari rambutmu, badanmu, kakimu, nyawamu, dan cintamu. Aku menginginkan semuanya."

Orang ini sangat mengerikan.

=====

Hiya, hari ini update agak sore gegara diriku belum sempat up 😭

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Part di-unpub sebagian demi kepentingan percetakan ya, kalau penasaran, nantikan versi cetaknya.

See ya!

Romeo, Take Me! [END]Where stories live. Discover now