#31 Please, Leave Me

626 106 18
                                    

Sana cukup heran sebab secara tiba-tiba, JYP memanggil dirinya. Dengan dada yang terus berdegup kencang, Sana memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam ruangan sang pemilik agensi yang menaunginya.

Raut wajah JYP, membuat Sana semakin yakin ada kesalahan yang ia perbuat. Ia hanya berharap jika pesan-pesan singkatnya dengan Taehyung tak diketahui sebab setiap kali Sana menerima pesan, Sana langsung menghapusnya.

"Sana, ini benar-benar tidak bagus. Seharusnya kau fokus pada 3 tahun pertamamu setelah debut."

Sana mengernyit saat JYP tiba-tiba saja mengatakan hal itu. Namun ia dengan segera mengerti setelah JYP menunjukan foto padanya. Foto di mana dirinya dan juga Taehyung tengah asyik berbincang di lorong acara penghargaan semalam. Ia sebenarnya tak tahu kenapa foto itu bisa sampai pada JYP.

Sana meremat jarinya. Ia bingung harus mengatakan hal apa sekarang. Yang jelas, ia sangat takut jika pada akhirnya, akan ada berita mengenai dirinya keluar dari Twice dan juga JYP entertainment.

"Sana-ya, sebelumnya aku sudah mengatakannya, bukan? Berkencan memang bukan hal yang dilarang. Aku memperbolehkanmu berkencan. Asalkan, nanti setelah dating-ban itu berakhir. 3 tahun pertama adalah tahun yang benar-benar penting untuk karirmu. Jadi aku mohon, kau harus katakan pada pria itu jika saat ini kau tidak bisa berkencan dengannya. Mungkin dia akan sangat mengerti."

"Maaf."

JYP tersenyum. Ia tahu Sana bukannya sengaja melakukan ini dan ia tahu perasaan anak muda seusia Sana yang pastinya menggebu-gebu. Tapi berkencan di awal-awal karir benar-benar akan merusak segalanya. Apalagi Sana sudah sangat susah payah mempersiapkan debut-nya.

"Baiklah, kalau begitu, aku permisi."

Dengan sekuat tenaga, Sana menahan tangisnya. Ia tak mau terlihat menangis hanya karena hal sepele ini. Kali ini ini keputusannya benar-benar bulat. Ia akan memilih karir dibanding cinta. Ia tak peduli meski pada akhirnya Taehyung bisa saja meninggalkannya.

"Sana?"

Sana tak menjawab. Ia lantas memeluk Chan yang sebenarnya hanya berniat untuk menyapanya.

"Apa kau baik-baik saja?" Chan sungguh bingung sebab Sana tiba-tiba saja menangis dan memeluknya. Ia hanya takut jika seseorang dengan jahil memotret dirinya lalu melaporkannya pada JYP. "Sudah, jangan menangis. Apa sesuatu terjadi?"

Sana menggeleng saat Chan menghapus air matanya. Saat ini dirinya merasa jika ada 2 sisi yang bertolak belakang dalam hatinya. Satu sisi memintanya untuk benar-benar mengabaikan Taehyung, sisi lainnya meminta untuk tetap bersama Taehyung. "Boleh aku minum minumanmu?"

Chan terkekeh kemudian memberikan minuman yang ia bawa. Ia bahkan membantu membukakan penutup sedotannya agar Sana bisa langsung minum. "Jadi yang lebih tua sebenarnya aku atau kau?"

"Ish, jangan menyebalkan atau aku akan menyirammu." Sana menyesap minuman dingin itu, membuat Chan hanya memicingkan mata.

"Oh, kau sangat galak. Ah iya, Nayeon Noona mencarimu tadi."

Sana tak bicara lagi. Dengan segera ia pergi, membuat mata Chan mengikuti pergerakan. Senyum tipis mulai terukir di wajahnya yang diakhiri dengan kekehan kecil. "Apa masalahnya soal kencan? Aigo, Apa melewati dating-ban itu sangat sulit?"

*
*
*

Taehyung merasa heran saat pesannya tak kunjung mendapat balasan. Padahal biasanya, Sana pasti akan membalas pesannya dengan cepat.

Taehyung menghela napasnya. Ia memutuskan untuk meletakan ponselnya dan melanjutkan latihan. Ia cukup kesal. Namun ia tak bisa berlama-lama menunggu. Apalagi ia juga perlu mempersiapkan comeback stage-nya.

Jimin yang sangat dekat dengan Taehyung, merasa jika ada sesuatu yang aneh pada sahabatnya itu. Dari rautnya yang tak seceria biasanya, hingga matanya yang terus saja melirik ke arah ponselnya.

Sementara itu, Sana dengan sangat keras berusaha untuk tak membalas pesan Taehyung. Bahkan ia juga tak ingin membacanya sebab ia yakin dirinya tak akan bisa lepas jika sudah bertukar kabar dengan pria itu.

"Sana, aku tahu seharusnya kau tidak melakukannya. Tapi, Sana, pergi begitu saja bukan hal yang bagus. Taehyung pasti akan bertanya-tanya kenapa kau tiba-tiba saja menghilang."

"Aku tidak bisa mengatakan jika aku--"

"Katakan saja padanya jika untuk satu tahun ini, tolong jangan menghubungimu. Mungkin, saat 2018, semuanya akan menjadi lebih baik."

Sana menatap ponselnya. Ia juga sebenarnya tak tega jika harus pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. "Baiklah."









Deringan telepon, membuat Taehyung yang baru saja beristirahat langsung beranjak. Meski dengan keringat yang masih membasahi tubuhnya, Taehyung tak peduli dan memilih untuk mengangkat telepon tersebut. Apalagi karena telepon itu merupakan telepon yang sejak tadi ia tunggu.

"Oppa, aku harus mengatakan ini."

Taehyung menyadari nada bicara Sana yang tak seperti biasanya. Namun, ia berusaha untuk berpikir positif sekarang. "Katakan saja."

"Bisa tolong jauhi aku?"

Taehyung menarik senyuman tipis di bibirnya. Ia berusaha tegar meski saat ini ia harus mendengar pernyataan menyakitkan dari Sana. "Kenapa begitu?"

"Aku tidak mau semuanya berantakan. Jadi, untuk tahun ini tolong jauhi aku. Aku tak masalah jika Oppa bersama yang lain. Tapi untuk saat ini, aku sungguh tidak bisa seperti sebelumnya."

Air mata itu mulai menetes. Taehyung bahkan tak sanggup hanya untuk membayangkan bagaimana hari-harinya akan kosong karena Sana tak bersamanya lagi. "Apa tidak ada jalan keluar yang lain?"

"Tidak ada, itu satu-satunya jalan. Apa satu tahun terlalu lama?"

Taehyung menggeleng sambil menghapus air matanya. Ia tak boleh terdengar menangis. Apalagi saat ini ia bisa mendengar isakan dari seberang sana yang artinya, Sana bukan sengaja mengatakan hal ini padanya.

"Baiklah, sebagai seorang pria, aku pasti menunggu, Sana. Tapi tolong jangan menangis, aku tidak bisa memelukmu."

"Aniya, aku tidak menangis. Apa Oppa sedang latihan? Maaf karena aku mengganggu."

"Tidak apa-apa, aku sudah menunggu telepon atau pesan darimu dari tadi. Baiklah, aku akan menjaga jarak untuk sementara waktu. Tapi aku boleh tetap berada di sekitarmu 'kan? Aku bisa menjagamu meski dalam diam."

"Baiklah, kalau begitu aku tutup teleponnya."

Taehyung tersenyum tipis sambil menatap ponselnya. Ia tak mengerti kenapa semuanya harus sangat rumit seperti ini. Di saat ia sudah punya jalan untuk lebih dekat pada Sana, takdir seolah membalikkannya sehingga saat ini ia harus menerima hal yang seharusnya tak terjadi.

Taehyung terduduk. Pikirannya mulai melayang, membayangkan beberapa kemungkinan yang mungkin akan terjadi kedepannya. Antara dirinya yang akan bersama dengan Sana, atau justru Sana yang menemukan pria lain. Ia sudah jatuh cinta pada Sana. Jadi ia tak akan mungkin beralih ke wanita lain dengan sangat mudah meski tak mustahil ia bisa mendapatkan wanita lain.

Sana-ya, apa Tuhan memang sengaja menjauhkan kita berdua terlebih dahulu? Aku sangat mencintaimu, kenapa cintaku harus tetap diuji?

TBC🖤

9 Nov 2020

The Secret✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang