#10

91 9 0
                                    

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Jiyu duduk dengan kaki terangkat satu di kursi. Memandangi layar laptop yang terletak di atas meja belajarnya yang berwarna putih. Menggigit kuku jari kanannya dengan telapak kaki mengetuk cepat ke permukaan kursi.

Satu tangannya sibuk mengutak-atik keyboard. Menelusuri semua berita-berita tentang Tudung Hitam. Beberapa situs hanya menunjukkan berita riwayat kejahatan yang dilakukan, bukan siapa mereka.

Dia hampir menyerah jika saja tidak menemukan satu situs yang sesuai dengan kebingungannya. Menjelaskan apa yang ingin ia tahu.

The Black Jacket, gangster yang paling ditakuti di dunia. Memiliki sekitar 90 ribu anggota aktif yang sudah di rekrut dan tersebar di Barat, Eropa, juga Asia. Ada sekitar 900 anggota di Jakarta, Indonesia. Dan anggota terbanyak berada di Amerika.
Memiliki wilayah kekuasaan terbesar di Amerika dan Korea. Kejahatan yang sudah dilakukan merampok, penyelundupan obat-obatan dan senjata ilegal, juga dikabarkan membuka jasa pembunuh bayaran.

Glek...

Jiyu menelan ludah berat. Sedikit tercengang. Dia tidak tahu ada yang semacam ini. Anggotanya bahkan hampir seratus ribu. Ia tidak mengerti kenapa banyak sekali orang yang berniat berbuat jahat di dunia ini.

Ceklek...

"Anjir.."

Jiyu terperanjat saat suara pintu terbuka. Ia segera duduk menyamping dan menoleh ke arah pintu. Menatap Nayla tajam karena langsung membuka pintunya tanpa mengetuk terlebih dulu.

"Apa?" tanyanya malas.

"Ibu nyuruh lo kebawah buat makan malam."

Jiyu mengangguk. "Entar gue kebawah."

Setelah mendapat jawaban itu Nayla pergi tanpa menutup pintunya kembali. Jiyu segera mematikan laptopnya dan ikut turun ke bawah.

"Kamu jangan malas-malas lagi ya, ujian udah dekat."

Jiyu hanya berdehem. Belum sempat dia duduk di kursi, ibunya sudah mengatakan hal itu. Jiyu saja tidak terlalu peduli akan nilainya.

Ia beralih mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.

"Setelah tamat nanti, kalian berdua akan ayah kirim ke London buat ambil jurusan bisnis!"

Jiyu yang baru hendak menyuapkan nasi ke mulutnya terbatalkan. Kemudian meletakkan sendoknya dengan kasar. Menatap Braham dengan wajah datar.

"Saya nggak punya ayah. Dan anda nggak berhak mengatur hidup saya. Saya rasa ini sudah terlalu jauh untuk saya bisa mengikuti semua kemauan anda."

Setelahnya, Jiyu langsung beranjak dan pergi ke kamarnya. Menulikan telinga dari suara Sisi yang memanggil namanya. Sedangkan Braham hanya bisa menghela nafas dan terdiam. Memikirkan semuanya.

GANGSTA : Dangerous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang