|SUI 2| Bahan Gosip

1K 99 10
                                    

Anak perempuan bisa membawa kabar baik bagi keluarganya, tapi bisa juga mencoreng harkat dan martabat kedua orang tuanya.

Semua ayah pasti ingin selalu menjaga anaknya, tapi dengan cara yang benar dan baik tentunya. Tak ada yang mau anaknya terluka atau bahkan menderita. Namun, kembali lagi. Apa anaknya mau di jaga? Atau ingin bebas begitu saja? Anak perempuan lebih rawan dari pada seorang pria. Jika salah saja bimbingan yang diberikan, maka siap-siap saja terkena Boomerang. Itu, lah, mengapa, ayah selalu menjaga dengan baik anak perempuannya.

Mobil pria tadi sudah sampai di sebuah kawasan apartemen yang sangat mewah. Apartemen Kuningan City (Denpasar Residence. Alamat: Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18, Setiabudi, Kuningan, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan Harga Jual: Rp. 4,5 M s/d 5 M (tipe 3BR) Harga Sewa: Mulai dari Rp. 30 juta x 12 bulan (tipe 3BR) terletak di tengah-tengah sentral bisnis Jakarta yang dikenal dengan sebutan Segitiga Emas (Thamrin, Kuningan, Sudirman). Lokasinya benar-benar sangat strategis, Anda bisa dengan mudah menuju kantor-kantor Kedubes, Mega Kuningan, serta pusat perbelanjaan di kawasan Kuningan seperti Ciputra World, Mall Ambassador, dan ITC Kuningan.


"Pak, ini gimana cara saya bawa dia ke dalam?" tanya pria ini dengan perasaan bingungnya.

"Digendong saja, pak. Lagian dia juga sudah tidur," balas sopir itu membuat Ardana menatap wanita yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Bagaimana bisa ia menggendong seorang wanita yang bukan mahramnya? Ia bahkan belum pernah menyentuh seorang wanita, karena ia tahu, berhubungan di luar nikah juga saling memegang satu sama lain, itu bisa menimbulkan dosa. Jangankan memegang, menatap wanita lebih lama saja ia sudah mengalihkannya. Namun, jika wanita ini terus berada di mobilnya, maka ia juga yang akan celaka. Terlebih lagi, hanya ada dua pria dan satu wanita.

"Bismillah, ya, Allah. Saya hanya mau bantu dia," tutur Ardana kemudian dengan ragu turun mobil lebih dulu, kemudian mulai mengikat jas itu di paha gadis ini, agar pahanya tidak terlalu terekspos. Perlahan namun pasti, Ardana mulai mengangkat tubuh Inayah, membuat wanita itu melingkarkan tangannya di leher Ardana.

"Astaghfirullah," gumam Ardana takut akan fitnah.

Ia kemudian mengajak sang sopir juga untuk ikut dengannya. Setidaknya jika ada yang menanyakan dan menganggapnya macam-macam, ada saksi di balik itu semua. Ardana kemudian masuk ke dalam dan langsung menuju kamar wanita ini, tanpa laporan di loby, karena sang sopir sudah membantu dan menjelaskan pada resepsionis yang bertugas.

Ardana kemudian berhenti di depan sebuah lift, karena kamar wanita ini ada di lantai atas, tak mungkin ia menaiki tangga, karena tubuh wanita ini sangat berat. Berulang kali ia menahan napasnya, ketika hembusan napas dari Inayah menerpa lehernya. Ia juga pria normal, tapi ia tak akan melakukan hal yang tidak benar. Ketika pintu lift terbuka lebar, maka ia segera masuk dan menekan tombol angka tulisan 7, yang menjadi pertanda, bahwa kamar Inayah ada di lantai 7. Hanya butuh waktu beberapa lama, sampai ketika, ia harus menyusuri lorong untuk sampai di kamar wanita yang sedang dalam keadaan mabuk berat ini.

"Pak, tolong bantu saya cari kamarnya," ucap Ardana sembari memberikan id card pada sopirnya.

"Baik, pak," balas sopir tersebut.

Tanpa mereka sadari ketika Ardana sudah terhenti di depan kamar Inayah dan sedang menatap wanita yang sedang tertidur di dalam gendongannya ada seorang paparazi yang dengan senyuman licik dan senang mengabadikan momen itu semua. Menurutnya ini langka, karena sekalinya model ini membuat berita, maka akan gempar dan melonjak tinggi.

"Silahkan masuk," pinta sopir itu membuat Ardana mengangguk.

Sang sopir hanya menunggu di luar dengan pintu apartemen yang masih terbuka. Hanya jaga-jaga saja, barang kali ada yang berniat buruk, karena memang bosnya tak akan melakukan yang macam-macam pada seorang wanita ia yakin itu.

Matanya menjelajahi seluruh ruangan yang didominasi dengan warna cream, putih, dan hitam ini. Ruang tamunya sangat lebar, namun terkesan sepi seolah tak berpenghuni. Ardana kemudian melewati ruang tamu, dan berjalan mendekat ke arah tangga, dan segera menaikinya untuk sampai di kamar wanita ini. Ia akui, apartemen seluas ini hanya ditinggali oleh satu wanita saja, terkesan boros dan hanya untuk tempat singgah saja.

"Astaghfirullah," gumam Ardana ketika Inayah mengusel di lehernya.

Ardana kemudian berjalan masuk ke kamar Inayah. Dan menemukan sebuah ruangan yang bagus juga mewah dan rapi tentunya. Ia pun mendekat ke arah ranjang, dan secara perlahan menaruh tubuh gadis ini di ranjangnya. Ardana pun seolah bernapas lega, namun ketika ia ingin meninggalkan kamar wanita ini, tangannya di tahan oleh wanita yang tak lain adalah Inayah.

"Jangan pergi," tutur Inayah membuka matanya.

"Saya sudah antar kamu ke sini," ucap Ardana dengan ekspresi datar.

Inayah kemudian menatap pria itu dalam, membuat Ardana membuang pandangannya. Namun hal yang tak pernah ia duga terjadi sekarang. Wanita ini dengan lancang menarik tangannya dan membuat tubuhnya jatuh di atas Inayah. Ardana ingin segera bangun, tapi wanita ini justru memeluk dirinya.

"Jangan pergi. Kalau aku kenapa-kenapa, kamu mau tanggung jawab, kan?" tanya Inayah dengan kesadaran yang diambang.

Ardana yang mendengar itu sontak menyentak tangan wanita ini dengan pelan. Ia kemudian menarik selimut lebih tinggi untuk menutupi tubuh wanita ini. Ia kemudian menatap sekilas, sebelum ia mengatakan sesuatu hal.

"Aku tak akan pernah, menyentuh seorang wanita, kecuali kalau suatu saat kita akan menikah," tutur Ardana kemudian pergi dari sana.

"Iya, kita akan menikah," balas Inayah kemudian sudah terlelap masuk ke dalam mimpinya.

Ardana merasa jijik, dengan tipe seorang wanita seperti itu. Menurutnya, wanita itu seperti tak punya harga diri. Rela melakukan apa saja, ia bisa melihat, dari caranya berbicara dan apartemen yang bagus dan mewah, sudah jelas menandakan bahwa wanita yang baru saja ia tolong bukan wanita biasa. Merasa tak nyaman dengan situasi yang ada, Ardana berjalan keluar dan meraih ID card kemudian menaruhnya didalam kemudian keluar dengan sopir pribadinya meninggalkan apartment Inayah.

Wajah Ardana yang tampan, sempat terabadikan oleh lensa kamera yang memang sedang mencari berita tentang dirinya juga. Siapa yang tak mengenal Ardana Adibrata? Pebisnis muda yang mempunyai perusahaan di mana-mana. Tepatnya ada 7 perusahaan besar yang ia kelola. Tentu saja, semua orang dengan gencar berusaha untuk mencari berita tentang kehidupan Ardana.

Beberapa kali wartawan gosip memfoto dirinya tanpa sadar. Bahkan sudah banyak sekali bukti yang ia kumpulkan. Ia sangat yakin, bahwa berita ini akan mengundang simpatik dari semua pihak. Apa lagi, pengusaha ini berkencan dengan seorang model terkenal, yang masih berada di popularitasnya sekarang. Dengan naiknya berita ini, maka ia juga akan mendapatkan sanjungan, karena ia berhasil mendapatkan berita yang tak pernah diduga, namun begitu kontroversi dan fenomenal.

"Tunggu besok," tutur wartawan wanita ini dengan senyuman devil, melihat hasil foto yang sudah ia dapatkan begitu banyak.

#TBC

Asalamualaikum guys.

Gimana pendapat kalian tentang cerita ini?

Satu kata untuk Inayah apa?

Yuk komen, biar aku up cepat.

Sajadah Untuk Inayah Where stories live. Discover now