Ten

1.2K 126 49
                                    

Enjoy Reading...

Youra

Kesal. Aku langsung mendorong-dorong tubuh Taehyung agar keluar dari lift, namun sebaliknya itu malah membuat diriku sendiri hampir terjatuh.

Taehyung dengan sigap langsung menangkapku, tapi aku berusaha memberontak darinya dan dia dengan sengaja malah melepaskan cengkramannya di tubuhku hingga aku benar-benar terjatuh, lalu dia pergi meninggalkanku.

Saat Taehyung keluar lift, tepat saat itu juga Jungkook hendak masuk ke dalam lift. Dia langsung cemas melihatku terjatuh di lantai.

"Tenanglah, Youra. Tenang. Bicaralah baik-baik." ucap Jungkook cemas.

"Tidak ada yang perlu di bicarakan baik-baik, Jungkook. Biarkan saja dia menyimpan hinaanya untuk lain hari, agar lain kali saat kita bertemu lagi, dia tidak akan membicarakan hal yang sama terus menerus." ucapku kesal dan marah.

Langkah Taehyung terhenti dan dia berbalik menatapku tajam. Raut wajahnya kesal mendengar ucapanku. Dan Jungkook langsung panik saat Taehyung ingin mendekat lagi ke arahku.

"Jangan mendekat, dia adalah adikku. Aku ingin membawanya ke rumah sakit." ucap Jungkook memperingati Taehyung.

Aku dan Taehyung saling melempar tatapan penuh kebencian satu sama lain, sebelum akhirnya pintu lift menutup dan memisahkan kami.

****

Pagi ini aku kembali syuting karena aku merasa sudah baik dan kakiku juga tidak sakit lagi.

"Youra.. apa kau baik saja, aku sungguh mengkhawatirkanmu. Kemarin aku mencoba menghubungimu tapi tidak kau angkat sama sekali." ucap Jimin mengeluh karena cemas.

"Aku baik, Jimin. Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Ohh.. ya, apa kau sudah menjelaskan semuanya kepada Nayeon?" tanyaku penasaran.

"Aku malas menjawabnya karena jawabannya masih sama." ucap Jimin tak ingin membahasnya.

"Aku mengerti kalau apa yang di lakukan Nayeon agak berlebihan, tapi dia melakukannya karena dia mencintaimu. Banyak orang yang menginginkan cinta, tapi mereka tidak memilikinya. Kau itu beruntung, jadi jangan mengeluh dan banyak protes." jawabku mengingatkan Jimin.

"Kau mengajariku seperti seorang Ibu mengajari anaknya saja." gerutu Jimin sambil mengacak rambutku dengan gemas dan tepat saat itu Nayeon datang.

Anehnya dia tidak marah-marah seperti biasanya dan dengan tenangnya beralasan kalau dia datang untuk melihat syuting hari ini. Katanya hari ini kami akan melakukan adegan syuting yang penting.

"Ku harap kau tak keberatan. Aku datang terutama untuk menyaksikan penampilanmu, Lee Youra." kata Nayeon dengan senyum anehnya.

Aku dan Jimin sontak saling berpandangan bingung dengan sikap aneh Nayeon itu. Tapi aku tetap berpikir positif tentangnya. Bahkan saat Jimin mengeluhkan sikap aneh Nayeon, aku memprotesnya.

Si pemeran antagonis datang tak lama kemudian. Anehnya, dia juga sama anehnya dengan Nayeon.

Syuting pun di mulai.

Ceritanya di antagonis seharusnya melabrakku dulu baru menamparku, tapi dia malah langsung menamparku sungguhan.

Jimin melihatku cemas. Tapi saat dia mengomeli si antagonis, dengan sok polosnya dia mengeklaim kalau dia hanya tak ingin kebanyakan take dalam adegan emosional ini.

Aku juga kesal. Oke kalau mau menampar sungguhan agar hasilnya kelihatan lebih bagus, tapi seharusnya dia berbicara dulu berdasarkan skrip agar tidak buang-buang waktu.

[M] UNEXPECTED✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora