“Jangan berhenti ketika lelah. Berhentilah ketika selesai.”
•••
Sebuah tamparan akan mendarat tepat di pipi kanan Zeyna, tetapi dengan sigap Alvin datang dan langsung mencengkram erat lengan yang berani berani nya akan menyentuh Zeyna.
“Apa apan lo?” Desis Alvin.
Clarissa menganga tak percaya atas kehadiran alvin “K-kak Al?”
“Kenapa kaget?”
Clarissa langsung merubah raut wajahnya, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menutup ketakuan juga kegugupannya.
“Kenapa lo berani banget ngelukain adek gue? Bukannya lo sahabat nya? Hm apa mungkin sekarang udah jadi mantan sahabat ya?”
Clarissa berdecih “Iya gue udah jadi mantan sahabat nya dia, karena gue gak sudi berteman dengan pembunuh” Jawab Clarissa.
Rasa takut yang tadinya menjelajah di tubunya kini sudah hilang, ia berpikir untuk apa ia harus takut dengan Alvin? Lagi pula sekarang kekasih nya Galih pun ada bersamanya.
Alvin berjalan menuju Zeyna ia mengusap lembut pipi milik adik nya itu, tetapi yang Zeyna rasakan sekarang ini bukanlah kenyamanan. Zeyna malah ingin berteriak meminta tolong saat Alvin memberikan tatapan tajam untuknya.
“Gue gak nyangka, ternyata selama gue gak ada adik kesayangannya gue ini tersakiti”
“A-abang” Lirih Zeyna.
Alvin tak membalas Zeyna, ia hanya diam. Dan tanpa mereka ketahui tangannya sudah terkepal kuat dengan rahang yang mulai mengeras. Alvin berjanji ia tidak akan pernah membiarkan adik nya tersakiti untuk yang kedua kalinya.
“Ada masalah apa lo sama Zeyna sampai lo mau tampar dia?” Tanya Alvin sengit.
“Oh ya gue jadi lupa”
“Untuk lo Alvin, tolong kasih tau sama Adek laknat lo ini. Kalau mau jadi pembunuh tetap lah jadi pembunuh jangan sampai udah jadi pembunuh sekarang berubah menjadi jalang”
Plak
Bugh
Setelah tamparan yang Alvin berikan sudah mendarat mulus pada pipi milik Clarissa, ia langsung mendapat bogeman mentah di rahangnya yang diberikan oleh Galih.
“Lo salah paham, gue cabut. Nanti jam 16:00 WIB temuin gue di caffe xxx” Titah Galih pada Alvin.
Pemuda tersebut menarik lengan kekasih nya untuk pergi meninggalkan Sepasang adik kakak itu, walau Clarissa sempat memberontak karena ia merasa tak terima setelah di tampar oleh Alvin. Tapi dengan paksaan yang Galih berikan akhirnya gadis tersebut mau mengikuti perintah sang kekasih, walaupun gadis itu sempat memaki maki Alvin dengan kata kata pedas nya.
Alvin menatap datar Zeyna yang menunduk, ia selalu saja membenci ketika Zeyna menundukan kepalanya. Ia rasa ketika wanita menundukan kepalanya mahkota wanita itu akan jatuh.
“Angkat kepala kamu” Titah Alvin.
Dengan ragu Zeyna mendonggakan kepalanya yang ternyata sudah berurai dengan air mata.
“Jangan pernah nangis di depan Abang Zey, abang sakit liat kamu nangis” Jujur Alvin.
Seorang kakak mana yang tega membiarkan adiknya menangis, Alvin memang tak merasakan apa yang di rasakan oleh Zeyna. Di tinggal oleh pacar, sahabat juga orang orang yang telah ia anggap menjadi keluarga itu bukanlah hal yang mudah untuk di lupakan. Tetapi kali ini Alvin pun turut merasakan kesedihan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INNOCENT GIRL STORY [TERBIT✓]
Teen Fiction[SEBAGIAN DI PRIVATE] ••• Azka itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda yang dingin nan cuek di pertemuan dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Ini hanyalah sebuah kisah klasik antara dua remaja...