Bagian dua

8.8K 1.1K 229
                                    

Jeff memutar stick drumnya di antara sela jarinya, ponselnya yang terus berbunyi sangat mengusik malam indahnya. Tertera jelas nama Dania di sana.

Sedikit kesal, Jeff membanting stick drumnya ke kasur dan meraih ponselnya. Sebelum itu dia melakukan senam wajah untuk menetralkan urat-urat yang menjelaskan kekesalannya.















"Kenapa Dan?"

"Hay, Jeff!" sapa Dania dari seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hay, Jeff!" sapa Dania dari seberang sana. "Lo sibuk nggak?"

"Sibuk banget nih," dusta Jeff dengan senyum manisnya.

"Ngapain emang?"

"Yaaa sibuk aja. Lo ngapain video call, Dan?"

"Ohh, gue kira lo luang. Kalau luang gue mau minta tolong jemput gue, sopir gue lagi sakit nih, Jeff," raut wajah Dania terlihat muram di layar sana.

"Gue sibuk, Dan. Udah ada teknologi yang namanya gojek, grab, uber, dan banyak lagi. Pakai itu aja, udah ya gue matiin," tanpa persetujuan dari Dania. Jeff mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Dia berjalan ke depan komputernya untuk menyelesaikan tugas matkul organisasi dan arsitektur komputer. Jadi Jeff gak sepenuhnya berdusta.

Lama ia mengerjakan semua itu, pintu kamarnya di ketuk dan Jess masuk dengan segelas susu rasa full cream untuk putranya itu.

"Nak," Jess memberikan segelas susu itu dan menunggu Jeff menghabiskan susunya di depan matanya sendiri.

"Makasih, Ma," Jeff langsung meminumnya tanpa mengeluh. Ini kalau dia diginiin di depan temen-temennya bisa berabe urusannya.

"Istirahat dulu," Jess menerima gelas yang Jeff kembalikan.

"Gak bisa, Ma. Mau deadline," jawab Jeff sambil lanjut mengotak-atik komputernya.

"Yaudah jangan sampe kecapean,"

"Hmmmm,"

"Mama keluar dulu," Jess berjalan menuju pintu keluar. "Awas kalau sampai sakit! Jangan ngerokok!" ancam Jess sebelum akhirnya keluar dari kamar putranya.

"Gak ngerokok, Ma. Cuma nyebat," gumam Jeff dengan sedikit menahan tawanya. Jeff akhirnya mematikan komputer. Dia gak kuat kalau sekiranya langsung nyelesaiin tugasnya malam itu juga.

Akhirnya, Jeff duduk di ayunan balkon sambil menikmati perumahan tetangganya yang terlihat seperti rumah kosong karena memang sesepi itu suasana di sini.

"Rokokku sayang kamu dimana~," Jeff meraba saku kolornya, dan menemukan rokok esse blue miliknya. Rokok yang kadar nikotinnya cukup rendah dan tidak terlalu membuat kecanduan.

"Hay sayang hahaha," kekehnya tidak jelas. Ia lantas menyalakan korek gasnya dan mulai menyesap rokok itu.
















To : My Pretty Ghost 🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang