Lagen 06

52 29 13
                                    

Selamat malam...

Lagen kembali lagi..

                                                                                         ✏️✏️✏️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                                                         ✏️✏️✏️

Beberapa minggu ke depan, Nesa akan disibukkan dengan kegiatannya mendekor panggung untuk acara hut sekolahnya. Hari ini adalah hari awal dimana ia akan sibuk.

Pelajaran akan dibebaskan sementara selama seminggu untuk mempersiapkan dan menyambut hari ulang tahun sekolah.

Tentu saja itu membuat semua siswa SMA Generasi bersorak gembira. Satu hal yang dinantikan para murid adalah jamkos. Apalagi selama seminggu. Ada beberapa lomba yang akan diikuti perkelas. Seperti membuat mading dan menghias kelas dengan sembilan aspek yang disingkat 9K. Yang terdiri dari keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keterbukaan, dan keteladanan. Lomba 9K diadakan bertujuan untuk membudayakan hidup sehat.

Sayangnya, Nesa tidak bisa membantu teman-temannya untuk menghias kelas karena kesibukannya menjadi panitia. Tapi, untuk membersihkan kelas ia masih bisa membantu walau hanya sebentar.

Jika orang lain akan membenci panitia karena tidak ada waktu untuk membantu teman sekelasnya. Teman sekelas Nesa tidak, mereka mengerti bahwa menjadi panitia itu akan banyak menguras waktu dan tenaga. Nesa bersyukur teman-teman sekelasnya itu mengerti keadaan Nesa.

"Mau kemana, Nes?" tanya Fita saat melihat Nesa berdiri. Nesa menoleh, "Ke toilet." Fita membentuk bulat bibirnya bersamaan dengan anggukan kepalanya.

Dari tadi Nesa menahan membuang air kecil. Tidak ingin ketinggalan penjelasan dari guru Sosiologinya. Jadi, ia menunggu pergantian jam, baru akan pergi ke toilet.

                                                                                        oOo

"Dorr!"

Nesa terkesiap, hampir saja jatuh jika lengannya tidak ditahan Demo.

"Cieee..."

Beberapa panitia yang berada di sana bersorak. Posisi mereka yang seperti di sinetron, FTV, wajah yang saling bertatapan dan tangan Demo yang berada di balik punggung Nesa untuk menahan cewek itu agar tidak jatuh. Membuat mereka menjadi ejekan para panitia.

Nesa sadar terlebih dahulu. Cepat-cepat ia bangkit sebelum diejek lebih jauh. Wajahnya tertekuk, kesal, karena kelakuan Demo membuatnya menjadi bahan ejekan.

Sebelum kejadian itu, Nesa sedang menaiki tangga untuk memasang balon pada latar panggung. Namun, tiba-tiba Demo datang mengagetkannya hingga membuatnya kehilangan keseimbangan. Syukur, Demo dengan sigap menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

Meski Demo telah menolongnya. Ia tetap kesal dengan cowok itu. Jika ada dia di dekatnya, jangan harap Nesa akan bisa tenang. Ia harus selalu waspada sebelum cowok itu melakukan sesuatu yang membahayakan untuknya.

Sedangkan Demo, senyum terbit di bibirnya. Seperti peribahasa bagai mendapat durian runtuh. Mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka. Awalnya iseng, rasa hati jadi seneng. Demo terkekeh.
Demo melangkahkan kakinya, berlalu dari tempatnya berpijak, menuju ke kantin. Merasa tenggorokannya kering, gara-gara kejadian tadi. Padahal tidak ada hubungannya. Dasar.

Meski tidak ada kegiatan belajar. Kantin di SMA Generasi tetap buka, tau saja para bukle dan pakle kantin jika ada kegiatan di sekolah siang ini.

Hari ini tubuhnya begitu lelah. Menjadi panitia benar-benar menguras tenaganya. Pukul lima sore ia baru bisa kembali ke rumah. Dan berlanjut besok lagi. Sampai di rumah, ia ke kamar untuk mengambil pakaian, lalu ke kamar mandi membersihkan badannya yang lengket dengan keringat. Beberapa menit gadis itu keluar dari kamar mandi.

Di tempat tidur yang bisa dibilang tidak terlalu kecil juga tidak terlalu besar. Seorang gadis tengah  membaringkan badannya dengan cahaya dari benda yang ia pegang mengenai wajahnya. Nesa membuka instagram, melihat-lihat story teman-temannya yang kebanyakan berisi keseharian mereka. Namun, ada juga mereka yang menjual berbagai makanan ataupun barang-barang perempuan seperti tas, kosmetik, masker, dan sebagainya.

Jarinya menggeser layar, bosan dengan story yang isinya itu-itu saja. Kemudian ia sampai di story Fita, yang berisi foto buah dengan bumbu di sebuah piring putih.

 Kemudian ia sampai di story Fita, yang berisi foto buah dengan bumbu di sebuah piring putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nesa membalas story Fita.

Lanesaad_  Wah.. gak ngajak-ngajak

Fitayamaudy  Hehehee

Merasa cukup sampai disitu obrolan mereka. Nesa meletakkan ponselnya di atas meja. Mengambil jaket dan tas kecilnya. Gara-gara melihat story Fita, ia jadi ingin juga. Lapar mata.

"Bu, Nesa keluar dulu, ya."

"Ke mana?" tanya Ibu heran.

"Mau beli kedondong sama mangga muda. Tiba-tiba pengen rujak aja." 

Ibu melotot.

"Astaga!! Siapa laki laki itu Nesa? Siapa!?"

Dahi Nesa berkerut, bingung. Laki-laki? Siapa?

"Hah?"

Ibu berdecak.

"Laki? Anjing tetangga sebelah? Siapa sih, Bu?" Melihat kebingungan Nesa, ibu menghela napas lega.

"Kira ibu, Nesa blendung gitu."

Ibu berkata pelan sambil memperagakan tangannya di depan perut.  Ia merutuki diri dalam hati, karena telah salah dengan apa yang ada dipikirkannya.

"Hehe."

"Ish, orang pengen rujak itu belum tentu memblendung tau, Bu. Gimana, sih? Ibu, kan, pernah merasakan." Ibu nyengir. Nesa menggeleng, heran dengan pemikiran ibunya. Emang, orang tua zaman sekarang gitu, ya?

✏️✏️✏️

Yuk! Vote, comment, dan share cerita ini. Tak lupa kritik dan sarannya juga ya😉

Terima untuk kalian yang sudah mau menunggu cerita ini 🥰

LAGEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang