2 : Kontrak

251 52 18
                                    

❝ Jadi, Sangaji dan Achi. Kalian pacaran? ❞

🥜🥜🥜

Weekend, agenda Aji dan Achi hanyalah rebahan santai. Mereka biasanya akan leyeh-leyeh seharian, tapi kali ini berbeda.

Saat sedang asyik rebahan, mereka berdua dikagetkan oleh bunyi bel. Achi memberi kode bahwa Aji yang harus membuka, ia pikir itu hanya tetangga.

Tidak ada yang tau mereka tinggal bersama selain tetangga mereka.

Aji berjalan gontai ke pintu. Ia melihat siapa tamunya sebelum membuka. Alangkah terkejutnya Sangaji melihat seseorang dibalik pintu.

Stella.

Aji berlari panik ke dalam, memberitahu Achi yang kemudian juga panik. Achi bergegas mengambil jemurannya dan mengunci dirinya di kamar, Aji membawa sepatu Achi ke tempat lain.

Bel pintu semakin terdengar mendesak. Setelah dirasa tidak ada lagi yang mencurigakan, Aji membuka pintu.

"H-hai, ngapain kesini? Kok tau apart aku?"

Stella tidak menjawab, ia malah menerobos masuk. Matanya menyisir seluruh penjuru rumah, mencari keberadaan Achi.

Sangaji mengusap bulir keringatnya, mencoba tetap terlihat tenang. Ini pertama kalinya terjadi selama mereka tinggal bersama.

"Stel, rumahku berantakan, ayo ngobrol diluar aja." Sangaji masih mencoba membujuk pacarnya.

Gotcha!

Stella memungut kain di lantai. Ia merentangkan kain itu, yang ternyata adalah sehelai daster.

Sialan, daster Achi kenapa ada disini.

"Daster? Punya siapa? Kamu selingkuh ya?!" Stella berteriak nyaring sambil sedikit menerjang Sangaji, membuat Sangaji mundur beberapa senti.

Di dalam kamarnya, Achi merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa daster favoritnya terjatuh di ruang tengah?!

"Stel, tenang dulu, sabar. I-itu punya hmmm........ aku."

Sekarang Achi merutuki Sangaji. Ia tahu Sangaji sedang panik, sama seperti dirinya. Tapi bisakah ia mencari alasan yang lebih masuk akal?

"Hah?"

"I-iya, besok aku sama temen-temen rencananya mau main futsal daster, biasalah ide gila mereka, aku nurut aja."

Sial, Sangaji! Lo pasti keliatan goblok banget sekarang, batin Sangaji.

Stella memandang Sangaji curiga, membuat Sangaji semakin salah tingkah.

"Nih aku gaboong." dengan kikuk, Sangaji meraih daster itu kemudian memakainya.

Sayangnya, kepala Sangaji yang besar tidak sebanding dengan kepala Achi. Tapi, Sangaji tetap memaksa,

Srettt

Terdengar suara robekan kain bersamaan dengan masuknya kepala Sangaji, "Hehe, aku beli ukurannya kekecilan jadi agak robek dikit,"

Achi yang mendengar kata robek terlonjak, DASTER FAVORITNYA ROBEK???!!

Stella menyerah ketika tidak menemukan petunjuk lain. Akhirnya, Stella berhasil digiring keluar. Setelah Stella hilang dari pandangan, Sangaji menutup pintu, yang langsung disambut pukulan dari Achi.

"Bajingan! Daster gue kenapa dirobekkin! Lo gatau betapa nyamannya tuh daster? Itu daster favorit gue!!!"

Sangaji meringis, membiarkan Achi memukulinya, "Aduh, Chi, sakit! Gue gatau kalo daster lo sekecil ini. Lagian kenapa daster lo bisa ada disitu? Aduh, udah ah, sakit! Gue beliin yang baru nanti!"

[2] kacang goreng • parksungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora