Pertemuan antara si Ceria Windy dan si cowok dingin bernama Dion. Bagaikan Kopi dan es yang bersatu dalam satu cangkir, hangatnya kopi melelehkan es yang menjadikan mereka satu. Begitulah Windy yang perlahan menyatu dalam kehidupan membosankan Dion...
"Untuk semesta....terima kasih sudah membuat hujan terasa romantis"
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
🥀
Waktu menunjukkan pukul 14:40 siang, waktu Indonesia bagian Barat. Kulirik dinding kaca yang kini berkabut berkat air hujan.
Aku agak terkejut, aku tak menyadari hujan turun akibat terlalu asik dengan kegiatanku, kulirik sekitar dan tak kudapati kak Dion didepanku.
Sayup-sayup ku dengar lagu Billionair milik Trevie McCoy yang mengalun dari balik Pantry. Mengikuti alunan melodi yang terlihat sempurna melalui speaker.
I wanna be a billionaire so fuckin' bad
Buy all of the things I never had
Uh, I wanna be on the cover of Forbes magazine
Smiling next to Oprah and the Queen
Suara kak Dion yang bersandung riang mengikuti irama musik yang mengalun benar-benar terasa seperti perpaduan sempurna.
Deru hujan tak lantas menghalangi suaranya masuk ke saluran pendengaranku. Aku menikmati suaranya yang lembut dan terkesan kuat.
Seolah lagu itu memang sengaja diciptakan untuk ia nyanyikan.
Lantas aku berjalan agar jarakku lebih dekat dengan kak Dion. Aku pun bersandar di tembok lantas mengamati kak Dion dengan serius. Sesekali aku akan tersenyum begitu mendengar suara merdu kak Dion masuk ke telingaku dengan sopan.
Ini sisi baru dari kak Dion yang baru aku ketahui, cowok dingin yang pandai memasak dan juga punya suara merdu. Dia bahkan bisa jadi penyanyi dengan suara merdunya.
"Ngapain lo disitu?" Matanya membulat sempurna, dan jangan lupakan raut wajah datarnya seperti biasa.
"Ah..oh...um..Aku nyari toilet" ucapku gelagapan, menggaruk tengkukku mencari alasan agar tak kedapatan memperhatikannya.
"Gue kira apaan, toiletnya disana, lurus aja terus" ucap Kak Dion menghela napas, lantas menunjukkan padaku dimana letak toiletnya.
Buru-buru aku ngacir ke arah toilet, aku gugup banget tadi. Ku pikir aku ketahuan mantengin kak Dion.
Akupun masuk ke toilet kak Dion, dari toiletnya pun menyeruak aroma black orchid. Dan kesan pertama saat masuk toilet kak Dion adalah nyaman. Toiletnya bersih dan wangi, interiornya simple, dan didominasi warna putih.
Aku ingin tahu, apa toilet cowok memang sebersih dan sewangi ini? Pasalnya ini pertama kalinya aku bertandang ke apartement cowok. Atau memang hanya kak Dion satu-satunya cowok yang punya toilet seperti ini.
