Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? Selamat membaca ❤️
“Lo tau nggak rasanya di kasih harapan palsu gimana? Kayak diajak terbang ke langit, terus langsung dijatohin ke dasar samudera.”
Vanya Aurelia
***
REGAN masih memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Aurora. Aurora yang masih penasaran kini menarik baju Regan.
“Kak Regan, jangan diem aja dong. Kakak mau, kan, pacaran sama Kak Vanya?” tanya Aurora lagi.
Regan tersenyum menatap Aurora. “Ra, Kak Regan masih kecil, nggak boleh pacaran.”
Aurora tampak mengerutkan dahinya. “Masa? Kak Regan udah gede, buktinya Kak Regan tinggi, nggak kayak aku yang pendek!” kata Aurora sambil berdiri di samping Regan lalu berusaha untuk mengukur tingginya dengan Regan.
“Emangnya kalo pacaran harus pas udah gede ya, Kak? Kata Kak Vanya, pacar itu temen deket. Berarti Aurora punya banyak pacar di sekolah ya?” tanya Aurora lagi yang membuat Regan menatap Vanya tajam.
“Lo ngajarin apaan ke Aurora?” Nada bicara Regan terdengar sangat ketus.
Vanya menggelengkan kepalanya. “Regan, lo itu nggak boleh fitnah! Gue nggak ngajarin apa-apa kok ke Aurora. Iya nggak, Ra?”
Aurora menganggukan kepalanya. “Iya, Kak Regan nggak boleh galak-galak sama Kak Vanya. Soalnya, kata Kak Vanya, Kak Regan itu calon pacarnya.”
“Ra, nggak usah didengerin ya, dia emang agak gila,” kata Regan lalu menggandeng Aurora dan meninggalkan Vanya sendirian.
Vanya berdecak kesal. “Regan, dasar nggak tau terima kasih!”
“Kak, jangan marah-marah sama Kak Vanya. Kak Regan harus jadi pacarnya Kak Vanya biar aku bisa dapet lollipop gede lagi.”
VOUS LISEZ
UWUPHOBIA
Roman pour Adolescents"Emangnya bisa disebut sayang kalau cuma satu orang yang berjuang?" Vanya muak sama semua cewek yang seakan rela diperbudak oleh cinta. Seakan rela disakiti atas nama cinta. Padahal, menurut Vanya itu bukan cinta, tapi bodoh. Menurut Vanya, semua co...