22. Am I Jealous?

2.5K 512 618
                                    

Siapa tim gercep?

Siapa yang kangen sama UWUPHOBIA?

Siapa yang enggak sabar buat baca UWUPHOBIA chapter ini?

Siap untuk ramaikan komentar setiap paragraf di chapter ini? ❤️

Memang, perasaan adalah perkara yang sulit untuk dimengerti.

Memang, perasaan adalah perkara yang sulit untuk dimengerti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

REGAN kembali ke rumahnya. Ia memasuki kamarnya lalu meletakkan tas miliknya di sebuah sofa kecil yang ada di kamarnya.

Ia mengganti seragam putih abu-abu yang tengah ia kenakan dengan baju pendek berwarna hitam yang dipadukan dengan celana putih selutut. Ia mengambil segelas air mineral dan meminumnya.

Setelahnya, ia duduk di atas kasur sambil menatap layar ponselnya. Tangannya menekan aplikasi Instagram dan membukanya.

Berita tentang Alister dan Vanya yang berpacaran sudah tersebar luas di seluruh akun gosip SMA Dandelion. Ada beberapa yang tidak suka dan menghujat Vanya.

“Woi!” Regan terkejut ketika seseorang membuka pintunya lalu dengan tanpa rasa bersalah langsung lompat ke atas kasurnya.

“Gam, kebiasaan lo!” dumel Regan pada Agam.

Agam menatap layar ponsel Regan. Ia terkekeh. “Kenapa lo? Cemburu gara-gara cewek yang ngejar lo, sekarang malah jadian sama temen deket lo sendiri? Makanya, Gan, jadi manusia nggak usah gengsian.”

“Lagian, kenapa mereka bisa pacaran, sih?” tanya Agam. Regan mengangkat kedua bahunya.

“Nggak tahu, bukannya bagus kalo mereka pacaran?” tanya Regan balik.

Agam tertawa penuh arti. “Gan, yang ada di hati lo dan yang lo ucapin itu beda. Lo udah jatuh cinta sama cewek itu. Emangnya kenapa sih lo nggak mau coba buat buka lembaran baru? Buat buka hati lo?”

“Gue tahu mungkin ini bakalan sensitif buat lo, tapi hidup nggak selalu harus disitu-situ aja, Gan. Nggak semua hal baru yang lo lakuin akan berujung sama dengan masa lalu lo.”

Regan menghela napas berat sambil menatap langit-langit kamarnya lalu mengangkat kedua bahunya, seolah tak peduli dengan hubungan Alister dan Vanya.

“Gue juga nggak ngerti sama diri gue sendiri,” jawab Regan.

Agam memutar kedua bola matanya malas. “Terserah, capek ngomong sama lo.”

Regan mengubah posisi duduknya lalu meletakkan ponsel miliknya. Ia menatap Agam dengan serius. “Gam, tapi gue udah tahu sesuatu.”

Agam mengerutkan dahinya dan menatap Regan bingung. Lelaki itu bertanya-tanya dan terbingung dengan apa yang baru saja Regan katakan. “Maksud lo?”

UWUPHOBIAWhere stories live. Discover now