chap 16

2.3K 245 35
                                    

.
.
.
Maaf kalo banyak typo
Happy reading 😊
.
.
.

Disebuah kamar yang terbilang cukup luas tidak, tapi sangat luas terdapat tiga orang yang masih tertidur dengan nyaman padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 tanda bahwa hari sudah sangat siang.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mulai terdengar dari luar membuat mereka satu persatu melenguh terganggu dengan suara ketukan pintu. Kedua pasang mata mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang mencoba masuk sedangkan sepasang mata lainnya masih bergelung nyaman dibawah selimut.

Mereka bertiga adalah vano, varo dan saga. Vano dan varo yang sudah terbangun melihat kearah sang adik yang masih terlihat nyaman menyusuri mimpinya sampai sebuah suara dari luar mengalihkan perhatian mereka tapi tetap tak membuat saga terbangun dari tidur nyamannya.

"Twins adek bangun udah siang" ucap sesorang yang sangat mereka kenali suaranya-daren-sang ayah yang telah membangunkan mereka membuat vano dan varo langsung kompak menjawab bahwa mereka sudah terbangun membuat daren berlalu dari pintu depan kamar yang memang disediakan sang kakek untuk mereka bertiga saat menginap.

Vano dan varo yang tak mendengar suara sang ayah lagi tiba-tiba mendapat sebuah ide jahil untuk membangunkan saga. Vano dan varo saling lirik dan dengan kompak langsung menindih saga membuat teriakan saga langsung terdengar

"AAKHHHH SAKIT ANJIR KAK" teriakan saga yang menggelegar diruangan itu tak membuat kedua kakaknya segera menyingkir mereka malah memeluk erat saga membuat saga kesulitan bernafas karena pelukan yang terlalu erat itu.

"Kakakk sakit" rengek saga dengan tubuh yang terus memberontak tapi sikembar tetap tak mengindahkan rengekan sang adik sampai suara gebrakan pintu membuat merek bertiga mengalihkan perhatian kearah pintu.

Disana sudah ada sang kakek yang melihat mereka bertiga dengan pandangan bingung karena melihat tingkah aneh ketiga cucunya.

Iya mereka udah sampai dirumah sang kakek. Mereka semalam sampai dikediaman sang kakek udah malem banget jadi langsung tepar pas udah sampai karena udah kecapean banget.

"Kalian itu kenapa baru bangun udah teriak-teriak" ucap sang kakek -bima- sambil mendekat keranjang tempat ketiga cucunya berada.

"Kakek" panggil saga menatap sang kakek dengan mata berkaca-kaca minta pertolongan dari pelukan maut kedua kakak kembarnya, sang kakek yang melihat langsung menjewer telinga sikembar membuat keduanya mengaduh kesakitan karena jeweran sang kakek

"Aduh kek sakit ini kenapa kita dijewer" ringis varo sambil tangan yang berusaha melepas jeweran sang kakek vano pun tak jauh beda dengan sang varo dia juga meringis mencoba melepas jeweran dari sang kakek sedangkan saga langsung tersenyum senang saat pelukn itu sudah terlepas darinya.

"Harusnya kakek yang tanya kalian itu baru bangun udah jailin adek kalian aja, galiat emang adek udah kesulitan ambil nafas gitu hah" omel bima kepada sikembar yang sangat suka menganggu sang adek.

"Lagian saga gemes banget kek minta dipeluk" ucap vano setelah berhasil melepaskan jeweran bima dari telinganya.

"Halah alesan udah sana kalian mandi abis itu kedapur sarapan yang lain udah selesai sarapannya" ucap bima dan melenggang pergi meninggalkan kamar ketiga cucunya itu.

Saga langsung menyambar handuk dan berlari kearah kamar mandi sedangkan vano dan varo yang melihat mendengus kesal karena berarti mereka harus mandi dikamar mandi luar karena saga sudah memakai kamar mandinya duluan dan dengan langkah ogah-ogahan sikembar menyambar haduk dan berjalan keluar untuk membersihkan diri.

•••

Dikediaman bima sudah sangat ramai karena para anak cucunya sedang dikumpulkan karena bima sendiri sudah kangen melihat cucu kesayangannya. Diruang tengah yang sangat luas itu sudah terkumpul semua anaknya yang sedang mendiskusikan pekerjaan mereka dan para cucunya yang sedang bermain bersama.

Anak bima itu ada tiga dan ketiganya laki-laki semua anak pertamanya Riandra Derzano yang memiliki dua anak Aldevon Revangga anak pertamanya dan Barata Argilangga anak keduanya, devon masih kuliah tapi sudah semester akhir sedangkan gilang juga kuliah tapi baru semester awal, istri rian meninggal baru satu tahun lalu karena kecelakaan antar mobil dan truk yang membuat rani-sang istri meninggal ditempat.

Anak keduanya bernama Zidane Pratama yang memiliki tiga anak sama seperti daren, memiliki anak kembar Arjuan Jianendra dan Arjuna Erlangga yang baru memasuki bangku kuliah , dan anak ketiganya Axelio Denando yang berada dibangku SMA kelas 3, sedangkan Vina istri dari zidan tidak dapat ikut kumpul karena pekerjaannya sebagai dokter membuat vina tidak bisa hadir kali ini.

Dan anak terakhirnya daren dengan ketiga anak nakalnya yang pastinya kalian udah tahu keblangsakannya:')). Ketiga anak daren merupakan cucu paling paling kecil bima dan saga merupakan cucu kesayangannya karena saga paling bungsu diantara yang lainnya. Kepribadian saga yang lucu juga membuat mereka semua sangat menyayangi saga.

Para cucu yang melihat para orang tua berdiskusi tentang bisnis memisahkan diri dan keluar menuju halaman belakang yang disana terdapat gazebo, kolam renang dan juga lapangan basket untuk mereka bermain.

Sesampainya mereka dihalaman belakang mereka langsung mendudukkan diri dibawah pohon besar yang berada dipojok halaman. Disana padahal udah ada gazebo tapi mereka malah milih duduk dibawah pohon itu adem katanya.

"Ini kenapa pada diem-dieman" ucap saga memecahkan keheningan karena sesampainya mereka disana mereka hanya diam tanpa berbicara apa-apa

"Ya kalian diem gua juga ikutan diem" ucap juan dibalas tabokan dari belakang kepalanya yang pelakunya sendiri adalah kembarannya juna.

"Sakit bego kenapa lu mukul gua" protes juan tak terima dipukul oleh juna sedangkan juna hanya menggedikkan bahu acuh.

"Udah ah malah berteman mending berantem" ucap gilang membuat yang lain mengalihkan pandangan kearah gilang serentak berucap

"GOBLOK" ucap mereka bersamaan sedangkan gilang hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dalem hatinya udah menggerutu karena suara mereka yang sangat keras

"Kalian begonya udahan dulu ini gua gabut pengen main" rengek saga membuat mereka semua kembali berfikir ingin memainkan permainan apa, tak berselang lama saga mendapatkan ide

"Gimana kalo main basket?" Usul saga dengan pandangan berbinarnya membuat yang lain menggigit pipi bagian dalamnya menahan gemas

"Enggak-enggak ini lagi panas ntar kalo main basket lu malah ambruk lagi" ucap varo tak setuju dan diikuti anggukan yang lainnya menyetujui ucapan varo, sedangkan saga yang semula berbinar langsung mendengus kesal dengan sang kakak.

"Ya terus main apa dong" tanya saga dengan nada sedikit merengek karena saga ingin bermain sekarang.

"Gimana kalo main TOD" usul zidan membuat saga yang sebelumnya memberengut kesal langsung kembali berbinar senang.

"Setuju/enggak!" Ucap saga dan devon bersamaan membuat saga menatap devon dengan tatapan melasnya sedangkan yang lain hanya melihat saja karena mereka sih terserah.

"Ahh abang ayok main TOD aja" rengek saga kepada devon yang berada pas disamping kanannya.

"Enggak-enggak yang lain aja" seru devon tak setuju karena devon yakin pasti para adek laknatnya ini akan bertanya atau memberi dare yang tidak-tidak devon sangat yakin itu.

"Abang" melas saga dengan raut muka puppy andalannya dan berakhir devon setuju karena muka saga dibalas pekikan senang oleh saga.

Saga langsung berdiri dan berlari kearah dapur menghiraukan teriakan dari yang lain untuk tidak berlari, beberapa menit kemudian saga kembali muncul  dengan tangan kanan memegang botol kaca dan berlari menuju yang lainnya tapi belum sampai kearah yang lainnya saga terjatuh dan

PRANK

"SAGA"

Sagara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang