Chapter 30 - Ice Cream World

3K 454 195
                                    

Esoknya Minho kembali datang, yah meski tak diberitau oleh Jisung pun, lelaki tampan itu akan tetap melakukan hal ini.

Sedikit berbeda kini, wajah Seungwoo terlihat ramah, ia memang hendak mengatakan jika dirinya telah berpura pura selama seminggu ini, namun siapa yang sangka, tindakan Minho justru membuatnya kehilangan kata.

Srett...

"Aku ingin meminta izin untuk menikahi putra paman."

Jisung yang memantau dari ruang tengah juga turut ternganga. Minho bersujud di teras rumah mereka, tepat di bawah kaki Seungwoo.

Pria paruh baya itu bahkan terlalu terkejut untuk memberi respon. Sungguh, jika sudah seperti ini, dirinya juga merasa tak enak. Seungwoo bukanlah apa apa sehingga seseorang harus bertimpuh di bawah kakinya. Astaga Minho benar benar.

"Hey berdirilah Minho."

Minho menggeleng pelan, keningnya masih menyentuh telapak tangan yang betumpu pada dinginnya lantai. Beberapa tetangga yang kebetulan lewat memandang tertarik ke arah mereka, membuat Seungwoo semakin tak enak saja.

Ayah Jisung lantas berjongkok, menuntun Minho untuk berdiri kembali. Dan untungnya, kali ini pemuda tampan tersebut tak keras kepala.

"Aku tak akan merestui kalian."

Minho bahkan Jisung terdiam kehilangan kata. Barusaja Jisung hendak mendekat sembari melayangkan protesan, namun tangan Seungwoo yang terangkat menepuk kedua pundak Minho menghentikan gerakan si manis.

Minho berdiri dalam diam meski jantungnya berdebar dengan detak abnormal, terlalu cepat karena rasa resah.

"Aku tak akan merestuimu, jika kau masih memanggilku paman."

Kepala Minho mendongkak terkejut, berbinar semangat begitu mendengar ucapan barusan.

"Mulai sekarang panggil aku ayah."






━━━━━━━━━ ⛃ ━━━━━━━━━━
c a s i n o
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━






Tiga minggu berlalu, kedua pemuda tersebut mulai disibukkan dengan berbagai rencana pernikahan.

Gedung, dekorasi, pakaian, makanan bahkan souvenir sekalipun.

Pestanya akan diadakan sepuluh hari lagi, tak terlalu mewah, sesuai permintaan sang sumbisive. Jisung tentu tak terlalu nyaman jika pernikahan mereka nanti digelar dengan penuh glamor serta jutaan tamu undangan yang datang.

Tidak, bukan itu makna pernikahan yang sebenarnya.

Hanya dengan orang orang terdekat yang hadir dan menyaksikan janji suci tersebut saja sudah lebih dari cukup untuk Jisung.

Tetapi, untuk apa kekayaan jika tak digunakan?

Rancangan pernikahannya memang tak terlalu megah, namun acara setelahnya –seperti resepsi dan lain lain- tentu akan memanjakan siapapun yang datang. Bahkan Minho mengundang beberapa penyanyi ternama juga dj untuk memeriahkan malam hari.

Awak media ia larang untuk datang, ya mungkin hanya satu dua wartawan yang akan diperkenankan. Minho tak ingin privasi mereka terumbar ke publik, Jisung pasti tak terlalu merasa nyaman, si manis bukanlah tipe yang suka pamer.

"Gedungnya sangat indah, astaga aku menjadi deg degan." Jisung berucap begitu sampai di dalam mobil, mereka barusan tengah mensurvei gedung pernikahan ngomong ngomong.

Bangunan cukup luas dengan dasar putih berisi gold di beberapa sudut, berbagi hiasan bunga serta bagian belakang layaknya angkasa. Kursi berwarna cream yang terjajar rapi di depan altar turut menambah kesan elegan. Sungguh, Minho sangat pintar memilih tempat.

Casino [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang