31. ARAGOG

881 186 14
                                    

Bel berbunyi di kastil. Aku dan Justin berdiri ketakutan. Hari ini adalah ujian Apparation, jika kami gagal, kami akan mengulangnya di ujian ke dua yang akan diselenggarakan pada bulan Juli mendatang. Aula Depan penuh dengan anak-anak yang akan ikut ujian Apparation.

Rombongan anak kelas enam bergerombol menuju lapangan Quiddicth untuk ujian Apparation. Saat kami tiba di sana, ada selusin Auror yang berjaga setiap sudut dan pegawai Kementerian yang mendampingi Twycross terlihat lebih banyak dari latihan sebelumnya. Namaku dipanggil setelah Stephen Comfoot. Aku berlari menuju Twycross yang berdiri di tengah lapangan. Sejauh ini hanya Crabbe yang gagal pada ujian Apparation. Twycross melihatku dari atas sampai ke bawah.

"Baik, Nona, Colate." Katanya. "mari kita berharap kau sudah memperbaiki masalahmu pada latihan terakhir, haya meleset lima senti, seharusnya tidak masalah."

Twycross memintaku perpindah dari titik di depannya ke salah satu gawang. Aku berkonsentrasi pada destinasiku, fokus dan segera melompat untuk berpindah. Sensasi itu kembali mengalir dalam diriku, hanya sekejap dan aku berhasil berpindah ke kaki gawang seperti yang Twycross pinta.

"baiklah, sempurna." teriak Twycross dari kejauhan. "kemarilah."

Aku kembali berpindah, kali ini terasa ringan untuk menggunakan Apparasi.

"Selamat, Miss Colate." Katanya masih menatap berkas di depannya. "jangan ber-Apparate keluar dari Stadion ini." Katanya.

"Terima kasih, Mr Twycross." Kataku berlari ke luar ke pinggir lapangan.

Justin melihatku iri. "kau pasti bisa," kataku meninggalkannya.

Saat ini pelajaran Ramuan sedang berlangsung, aku tidak ingin kembali ke kelas, aku akan memanfaatkan waktu ini untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan. Hari ini cuaca cukup bersahabat, aku melewati pondok Hagrid yang terlihat sepi, mungkin lebih baik aku mengunjungi Hagrid dengan alasan konsultasi Pemeliharaan Satwa Gaib. Hagrid tidak akan menolak.

Aku berbelok menuju pondok Hagrod dan mengetuk pintunya yang dua kali lebih tinggai dariku.

"Kau datang," kata Hagrid parau, dia muncul dengan mata bengkak dan merah. "Safera!"

"Hagrid!" kataku terkejut, tidak pernah melihat Hagrid sekacau ini. "apa yang terjadi denganmu?"

"Owh, kenapa kau datang..." dia mencoba menghapus air matanya dengan sapu tangan sebesar taplak meja.

"Hagrid, apa yang terjadi denganmu?"

"Oh, hu, hu, hu." Hagrid menangis sejadi-jadinya, menarikku ke dalam jubahnya bagaikan memeluk beruang. "Aragog... Aragog meninggal semalam... hu, hu, hu..."

"siapa itu Aragog?"

Hagrid mempersilahkanku untuk memasuki pondoknya. "dia Akromantula." Katanya sambil menarik ingus.

"Akromantula?!" teriakku terkejut.

"yeah, aku tahu aku egois. Ta-tapi aku membesarkannya dari telur, kami mengalami suka dan duka bersama, sam -sampai dia memiliki anak, cucu, bahkan cicit." Hagrid kembali terisak, "Aku tahu kau jenius, jadi aku tugaskan kau mencari tentang penyakit mereka, membuat esai tentang ramuan yang dapat menyembuhkan mereka." Katanya lagi lalu menenggak minuman di gelasnya yang sebesar ember. "walaupun itu tetap membuatnya meninggal. Hiks"

Aku mengelus Hagrid perlahan, walaupun hanya mencapai siku. "tidak apa, Hagrid." Kataku.

"apa yang aku lakukan padamu. Hu, hu, hu."

"aku tidak apa, Hagrid." Kataku lagi. "kau lebih kehilangan dariku."

"kau sungguh baik." Hagrid kembali mengelap air matanya yang besar-besar "bisakah aku meminta satu hal lagi?"

ACCISMUS Onde histórias criam vida. Descubra agora