Kejutan

4.5K 402 38
                                    

Gerald bersidekap dan menatap Viola yang masih tak sadarkan diri dengan tubuh yang berkeringat dingin. Ia pun menghela napas panjang dan mengurut pelipisnya dengan frustasi. Ini sebenarnya salahnya. Setiap dia berkunjung ke tempat di mana dirinya mengurung para peliharaannya, Gerald memang memilih untuk memerintahkan para pelayan untuk tetap berada di ruangan mereka, dan untuk para pengawal Gerald tempatkan untuk berjaga di luar kediaman untuk memastikan tidak ada yang menyusup ke dalam kediaman ketika Gerald tengah melakukan sesuatu yang penting. Gerald sendiri sebenarnya tidak mengira jika Viola bisa berada di area terlarang. Ini sudah waktunya Viola tidur, dan Gerald sama sekali tidak memikirkan kemungkinan bahwa Viola bisa muncul di sana.

"Tuan, Evelin sudah datang," ucap Bram yang baru saja tiba diikuti oleh Evelin yang segera melangkah dengan cepat menuju Viola yang masih tidak sadarkan diri.

Evelin memeriksa kondisi Viola dengan perasaan agak cemas. Di sela tugasnya, Evelin pun bertanya, "Sebenarnya apa yang sudah terjadi?

"Dia melihat apa yang seharusnya tidak dia lihat," jawab Gerald singkat membuat Evelin menghentikan gerakan tangannya.

Evelin menatap Gerald dan kembali bertanya, "Dan apa itu? Kau harus menjawabnya dengan jujur, agar aku bisa memberikan penanganan yang tepat."

Gerald tentu saja tidak ingin menjawab, tetapi pada akhirnya dirinya pun menjawab, "Dia melihat peliharaan-peliharaanku dan melihat aku menyiksa kakaknya."

Evelin yang mendengar hal itu memejamkan matanya untuk sesaat sebelum kembali menatap Viola dan melanjutkan pemeriksaannya. Ia menyuntikkan obat tidur, agar Viola benar-benar tidur mala mini dan tidak terbangun dengan kondisi histeris. Setelah memastikan jika semuanya berjalan dengan baik, Evelin bangkit dan menghadap Gerald. "Mau sampai kapan kau mengurung wanita-wanita itu, Gerald? Sekarang kau sudah memiliki Viola. Berhentilah dengan apa yang kau lakukan ini, atau kau akan kehilangan Viola," ucap Evelin seakan-akan tengah mengancam Gerald.

"Apa sekarang kau tengah mengancamku?" tanya Gerald sembari memicingkan matanya.

"Tidak, aku tidak mengancammu, tetapi hanya memberikanmu sebuah saran yang tentu saja akan sangat berguna jika kau pakai," jawab Evelin sama sekali tidak terpengaruh dengan aura menyeramkan yang dimiliki oleh Gerald.

"Mengikuti saranmu sama sekali tidak ada untungnya bagiku," ucap Gerald tidak peduli.

"Benarkah? Kalau begitu, biarkan Viola pergi denganku. Aku baru saja mendapatkan tugas untuk dinas ke luar negeri. Jika kau mengizinkan Viola pergi, maka aku akan menerima tugas tersebut. Dan kemungkinan besar, aku akan menetap di luar negeri dengan Viola. Apa kau mau?" tanya Evelin berhasil membuat Gerald marah.

Dengan gerakan yang tidak terbaca, Gerald mencekik Evelin dan membuat Bram yang melihat hal itu terkejut. Gerald tidak pernah lepas kendali seperti ini sebelumnya, jadi tidak heran jika Bram bisa terkejut seperti saat ini. Evelin yang melihat Bram akan memisahkan dirinya dengan Gerald, segera memberikan isyarat agar Bram tidak mengambil langkah apa pun. Tentu saja, Bram merasa jengkel dengan keberanian yang dimiliki oleh Evelin ini. Evelin terkadang tidak mengetahui kapan waktu di mana dirinya harus berhenti. Namun, pada akhirnya, Gerald mengikuti apa yang diinginkan oleh Evelin. Sementara itu, kini Gerald menatap penuh kebencian pada Evelin dan berkata, "Jangan membuatku kehabisan kesabaran, Evelin. Kau tau aku dengan baik, dan aku tidak akan memberikan toleransi pada siapa pun yang sudah menguji kesabaranku."

Evelin menahan rasa sakit akibat cekikan Gerald dan tersenyum tipis. "Sayangnya, kau sendiri sudah memberikan toleransi pada Viola. Dia adalah anomaly dari peraturan yang sudah kau buat Gerald. Bersikaplah baik pada Viola atau kau akan sangat menyesal," ucap Evelin.

Gerald tertawa keras dan mengetatkan cekikannya pada leher Evelin. Masih menatap Evelin dengan tajam, Gerald bertanya, "Memangnya apa yang bisa membuatku merasa menyesal? Apa kau pikir kehilangan wanita itu bisa membuatku berkecil hati?"

Evelin mengangguk. "Ya, kau akan hancur Gerald. Karena bukan hanya kehilangan Viola, kau juga akan kehilangan penerus dari keluarga Dalton," jawab Evelin seketika membuat cekikan Gerald melemah dan terlepas begitu saja.





***





Viola terbangun dengan ekspresi penuh ketakutan. Semakin takut Viola saat sadar di mana dirinya berada. Untungnya, Evelin yang berada di sana segera menggenggam kedua tangan Viola dengan erat serta mencoba untuk menenangkannya. "Viola, tenanglah. Kau aman, tidak ada yang berusaha untuk melukaimu," ucap Evelin.

Namun, Viola malah menangis histeris dan membuat Evelin cemas. Ia harus berhasil menenangkan Viola. Evelin pun membawa Viola ke dalam pelukannya dan mengusap punggung perempuan itu dengan lembut. "Ssstt, tenanglah. Gerald tidak akan melukaimu. Ingat apa yang sudah pernah aku sampaikan padamu. Sampai kapan pun, Gerald tidak akan bisa melukaimu, karena kau memiliki posisi penting dalam hidupnya," ucap Evelin.

Viola membalas pelukan Evelin dengan erat, seakan-akan meminta perlindungan dari Evelin. Tentu saja, Evelin tahu jika Viola sangat terguncang karena adegan berdarah yang ia lihat sebelumnya. Apalagi, sosok yang disiksa tersebut tak lain adalah kakaknya, orang terdekat yang selama ini tumbuh besar bersamanya. Jelas, ini akan menjadi tugas yang sulit bagi Evelin untuk membuat Viola kembali normal. Namun, Evelin tidak akan menyerah. Ini adalah kesempatan terbaik baginya untuk membuat Gerald dan Viola sama-sama mendapatkan kehidupan normal mereka. Evelin berbisik, "Kakakmu sudah diobati, jadi tidak perlu cemas. Dan satu hal lagi yang perlu kau ketahui, Gerald melakukan hal itu demi dirimu."

Viola yang mendengar hal itu seketika melepaskan pelukannya dari Evelin dan memisahkan diri dengan cara yang kasar. "Bagaimana kau mengatakan jika itu adalah hal yang dia lakukan demi diriku? Dia menyiksa kakakku!" teriak Viola histeris.

Evelin kembali menggenggam kedua tangan Viola dengan erat dan berkata, "Tenanglah, Viola. Sekarang, tolong dengarkan aku."

Viola pun menurut dan mau mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Evelin. Setelah menghela napas, Evelin pun berkata, "Kakakmu jelas sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan oleh Gerald. Ia berniat untuk menculikmu dan membuatmu menjadi sandra, agar Gerald memberikan uang dalam nominal besar terhadapnya. Tentu saja, itu berbahaya untukmu, Viola."

"Tapi tetap saja, seharusnya dia tidak melakukan hal itu pada kakak," ucap Viola berusaha untuk mengabaikan fakta bahwa untuk kesekian kalinya Ezra telah mengambil sikap yang tak selayaknya dilakukan oleh seorang kakak.

Evelin mencengkram bahu Viola dengan lembut dan berkata, "Sadarlah, Viola! Saat ini, tidak ada satu pun hal yang bisa kau harapkan dari kakakmu itu. Hany Gerald yang bisa melindungimu."

Viola menggeleng dan menggenggam kedua tangan Evelin sembari berkata, "Tolong aku. Tolong bantu aku melarikan diri dari tempat ini."

Evelin yang mendengarnya tentu saja terkejut. Namun, ia segera membalas genggaman tangan Viola dan berkata, "Maafkan aku, Viola. Aku tidak bisa melakukan hal itu. Saat ini, kalian perlu mendapatkan perlindungan dari Gerald."

"Kalian?" tanya Viola tidak mengerti.

Evelin mengangguk. Lalu mengatakan sebuah kejutan yang membuat Viola hampir mati karena terkejut. "Ya, kalian. Kau dan ... janinmu."





.

.

.



Kalau nanti Gerald Mimi jadiin ebook atau Mimi cetak, adakah yg mau beli?

Gerald's ObsessionWhere stories live. Discover now