Part 2

127K 6.2K 47
                                    

Jangan lupa komen dan vote nya🤗
Happy reading

📑📑📑

"Bubar, kalian boleh istirahat" ucap salah satu senior yang berada di tengah lapangan, murid-murid di sana pun bubar dan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

"Alhamdulillah, Naya udah laper banget soalnya" ucap Naya sambil memegang perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi.

"Kantin yuk" ucap Azila yang di balas anggukan kepala dari Naya. Naya dan Azila pun melangkahkan kaki mereka menuju ke arah kantin, namun saat di perjalanan Naya melihat Satria bersama Risa di sana, sekilas info Satria dan Risa sudah setahun lebih lamanya menjalin hubungan. Ya, kedua orang tua mereka sangat merestui, mungkin karena persahabatan yang orang tua mereka miliki.

"Abang, kak Risa" teriak Naya lalu berlari ke arah Satria dan Risa.

"Kenapa?" tanya Satria pada Naya yang sudah berdiri tepat di depannya.

"Abang ke kantin yuk Naya laper, kak Risa juga ikutan ya" ucap Naya tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

"Ya udah, kita ke kantin sekarang" ucap Satria lalu mengacak gemas rambut Naya. Mereka berempat melangkahkan kaki mereka menuju ke arah kantin. Saat ini kantin sudah sangat penuh dengan murid-murid berseragam SMP, untung saja masih tersisa satu meja di sana.

Oh tidak, meja itu milik anggota Black Wolf. Ya, walaupun Satria juga anggota dari Black Wolf rasanya kurang enak jika ia mengambil tempat itu lebih dulu, padahal anggota Black Wolf tidak mempermasalahkan itu, tetapi Satria tetaplah Satria, ia tidak ingin duduk di sana jika bukan dengan anggota Black Wolf.

"Bang itu ada tempat kosong" ucap Naya lalu pergi menghampiri tempat itu tanpa mendengar ucapan dari Satria. Satria menepuk jidatnya pelan dan dengan saat yang bersamaan anggota inti Black Wolf pun datang dan mengernyitkan dahinya saat melihat tempat mereka yang sudah di duduki oleh seorang gadis cantik bertubuh mungil itu.

"Eh ada cecan" ucap Fino tersenyum genit menatap Naya. Gadis itu sudah sangat risih dengan kehadiran beberapa cowok di depannya.

"Siapa yang nyuruh lo duduk di sini?" Ucap ketua geng dari Black Wolf. Ya, siapa lagi kalau bukan Aran.

"Tempat ini kosong kok, jadi Naya duduk di sini aja" Naya menelan salivanya dengan susah payah dan mendongakkan kepalanya menatap Aran yang juga menatapnya dengan tatapan tajamnya. Sebenarnya jantung Naya sekarang sedang tidak sehat karena berhadapan dengan Aran. namun dengan keberanian penuh ia membalas ucapan dari Aran.

"Sorry bro, dia adek gue" ucap Satria yang baru saja datang dan merangkul bahu Aran.

"Gue nggak suka ada orang lain yang duduk di tempat ini" ucap Aran dengan nada dinginnya. Aran tetaplah Aran, ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya bahwa tempat ini hanya bisa di duduki oleh anggota Black Wolf.

Satria yang mendengar itu menghembuskan nafasnya dengan kasar dan menarik pergelangan tangan Naya dan pergi meninggalkan kantin.

"Gila lo, sama adeknya si Satria aja lo tetep kayak gitu" ucap Dhio pada Aran yang masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Aran barusan.

"Ho'oh, apa lagi liat tampangnya yang polos gitu, jadi kasian gue" ucap Fino membenarkan ucapan Dhio.

"Jangan galak-galak bos sama cewek, kasian juga apa lagi dia kan adeknya Satria" sambung Genta menatap Aran yang sedari tadi hanya diam saja. Aran berdiri dan melenggang pergi meninggalkan kantin.

📑📑📑

Sekarang Naya dan Azila sedang berada di kelas Satria, setelah kejadian beberapa menit yang lalu Satria membawa ketiga gadis itu ke kelasnya. Ya, hanya mereka berempat di sini karena yang lainnya pada sibuk mengisi perut mereka yang kosong.

Setelah mengantar Naya, Risa dan Azila ke kelasnya, Satria kembali ke kantin. Namun langkahnya memelan saat melihat Aran yang sedang berjalan melewati koridor, tatapan mereka bertemu namun dengan cepat Aran memutuskan pandangannya dan melangkahkan kakinya menuju ke taman belakang sekolah.

Sesampai di kantin, Satria melihat para sahabatnya yang sedang bersenda gurau di sana. Namun aktivitas mereka terhenti ketika melihat Satria yang kembali memasuki kantin.

"Woy Sat, sini lo" ucap Dhio sedikit berteriak, Satria pun melangkahkan kakinya menuju meja anggota Black Wolf.

"Sat, maafin Aran ya, lo tau kan dia orangnya kayak gimana" ucap Dhio yang merasa tidak enak saat melihat wajah Satria yang kusut saat mendengar perkataan Aran tadi.

"Sans aja, gue tau dia berpegang teguh sama prinsipnya" ucap Satria dengan santainya.

"Bagus dong kalo lo ngerti" sambung Genta dan setelah itu kembali fokus dengan makanannya, Satria menepuk jidatnya pelan saat teringat sesuatu.

"Gue duluan" ucap Satria lalu berdiri dari tempatnya dan memesan makanan untuk Naya, Risa dan Azila. Setelah pesanannya sudah siap, Satria pun pergi meninggalkan kantin.

"Kok jadi gue ya yang ngerasa paling nggak enak di sini" ucap Dhio yang sudah selesai dengan makanannya.

"Bukan cuma lo ogeb, gue jadi nggak enak juga sama si Satria, apa lagi sama dedek gemes tadi" ucap Fino yang masih fokus dengan makanannya. Tangan Genta terulur menjitak kepala Fino.

"Uhuuk uhukk" Fino tersedak akibat ulah Genta barusan dan dengan gerakan cepat Fino mengambil es teh manis milik Genta. Genta melotot kan matanya saat melihat es teh miliknya yang sudah sisa setengah itu.

"Gila ya lo, lo mau gue mati apa?" ucap Fino dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Ya abisnya lo nggak bisa liat cewek bening doang langsung di deketin" ucap Genta menyindir Fino.

"Kenapa? Cemburu lo?" ucap Fino dengan nyolotnya.

"Najis"

Di lain tempat mata Naya sudah berkaca-kaca saat menunggu Satria yang tidak datang-datang juga.

"Huuaaa Naya laper" ucap Naya dengan setetes air mata yang jatuh membasahi pipi mulusnya. Azila dan Risa terkejut saat melihat Naya yang sudah menangis, mereka gelagapan tak tau harus berbuat apa.

"Naya, Abang kamu lagi pesen makanan buat kamu mungkin antriannya panjang jadi lama. Jangan nangis dong" ucap Risa menenangkan Naya yang tidak berhenti menangis. Satria yang baru saja datang itu terkejut saat melihat Naya yang sudah menangis di sana.

"Loh, Nay kamu kenapa? Kok nangis?" ucap Satria lalu mendekati Naya dan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

"Na..naya laper Bang, Abang lama banget" ucap Naya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Satria.

"Ya udah, jangan nangis dong ini Abang udah beliin kamu makanan" ucap Satria yang di balas anggukan kepala dari Naya. Satria melepaskan pelukannya dan menatap Naya, tangannya terulur menghapus jejak air mata yang mengalir di pipi gadis itu.

"Iya, makasih Bang" ucap Naya dengan senyum yang di paksakan, ia pun membuka styrofoam itu dan memakan makanannya dengan sangat lahap, Satria tersenyum menatap adik kecilnya itu, tangannya terulur mengusap pelan puncak kepala Naya.

📑📑📑

Next? Maaf ya kalau ceritanya sedikit gaje, hehe. Author udah berusaha banget untuk buat cerita ini semenarik mungkin buat kalian semua😊

ARANAYA (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat