Chapter 9 : Kenapa harus Aldrine?

21K 1.3K 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Setelah tempo hari Aldrine bersikap tidak profesional hanya karena bukan Ghea yang mengantarkan berkasnya sendiri, kini Ghea merasa senang dan tenang. Ghea bisa fokus pada pekerjaannya tanpa gangguan Aldrine.

Aldrine sedang ada urusan di luar kota, jadi dalam sepuluh hari ke depan Ghea tak perlu melihat atasannya yang aneh dan menjengkelkan di waktu yang bersamaan.

Kini Ines, Puteri dan Dita juga jarang membicarakan Aldrine. Mereka tidak ingin terlalu mengagumi Aldrine berlebihan karena takut kebablasan. Mereka juga mewanti-wanti Ghea agar jangan tertarik pada Aldrine jika nantinya Aldrine memiliki perasaan padanya.

Tanpa diingatkan oleh ketiga sahabatnya pun Ghea cukup sadar diri. Ia juga tidak ingin menghancurkan rumah tangga orang lain. Ghea yakin bahwa ia tidak akan pernah jatuh cinta pada suami orang lain.

"Ghe... entar pulang kerja kita mau nonton. Lo mau ikut nggak?" tanya Ines.

"Gue sih tergantung Alea ngijinin gue pergi apa nggak," jawabnya.

"Lo ke toilet gih bentaran telpon Alea, udah lama juga kita nggak nonton," timpal Puteri.

"Iya bentar, abis ngerjain ini dulu tanggung, dikit lagi kelar," jawab Ghea, tatapan matanya kembali fokus pada layar komputer.

***

Setibanya di bioskop mereka langsung membeli tiket, membeli popcorn dan juga minumannya sebelum akhirnya mereka masuk ke dalam teater karena film yang akan mereka tonton akan segera di putar.

Film yang tengah mereka tonton bergenre Romantic-comedy buatan rumah produksi terkenal dari negara Paman sam.

Puteri dan Ghea yang duduk bersebelahan bahkan dibuat baper oleh pesona pemain prianya yang sungguh tampan.

"Gila Ghe, cowoknya ganteng banget ya Tuhan," puji Puteri pada pemain prianya.

Ghea mengangguk setuju menanggapinya.

It's My Fault [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang