Chapter 11 : Atas dasar apa iri pada kebahagiaan orang lain

20.1K 1.2K 20
                                    

Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Aldrine pun menuruti permintaan Ghea untuk melupakan kejadian beberapa tahun silam sesuai permintaannya. Aldrine tidak pernah lagi meminta Ghea mengantarkan berkas apapun ke ruangannya. Pak Harry sendiri lah yang akan mengantarnya seperti sedia kala.

Untuk meeting mingguan dengan para jajaran direksi dan para kepala divisi pun, Aldrine tidak lagi meminta Ghea untuk ikut serta di dalamnya.

Ghea merasa senang karena pada akhirnya ia bisa kembali fokus dengan pekerjaannya tanpa gangguan Aldrine namun ada sesuatu dalam dirinya yang merasa kehilangan pada hal sia-sia yang biasa ia lakukan di ruangan Aldrine.

“Ghe, kok gue ngerasa aneh ya sama sikapnya Pak Aldrine belakangan ini. Dia kaya cuek gitu sama lo?” celetuk Ines yang duduk disebelah Ghea.

“Masa sih? Gue nggak pernah merhatiin,” jawab Ghea sekenanya. Ia malah bersyukur Aldrine seperti ini.

“Bukannya itu bagus Nes, itu artinya Ghea bukan bibit calon pelakor dan Pak Aldrine kembali profesional sebagai atasan.” Puteri menimpali dan mendukung situasi ini.

“Ghe, apa jangan-jangan Pak Aldrine kaya gini karena udah lo tolak cintanya?” kekeh Dita yang langsung mendapat delikan tajam dari Ghea. Aldrine mencintainya? ya mungkin saja tapi dalam mimpi.

“Lo udah nggak disuruh nganter berkas ke ruangannya, lo nggak disuruh bikin kopi lagi, lo nggak disuruh ikut meeting mingguan lagi. Apa Pak Aldrine udah tobat kali ya, dia sadar bahwa yang dia lakuin itu unfaedah?” Ines terlihat berpikir.

“Udah ah bodo amat. Entar kupingnya dia panas lo, diomongin mulu,” protes Dita. Padahal dia sendiri selalu terlibat dalam perbincangan unfaedah mengenai Aldrine.

Ghea tersenyum menanggapinya. “Lebih baik kita pikirin entar siang enaknya makan dimana selain di kantin.”

“Nah. Gue setuju,” sahut Puteri karena dia juga sudah merasa lapar.

Kemudian satu persatu dari mereka pun mengusulkan tempat untuk makan siang nanti. Mereka membicarakannya sambil mengerjakan pekerjaan masing-masing meski Pak Harry sedang tidak berada di ruangannya tapi mereka tetap bertanggung jawab dengan pekerjaan yang harus diselesaikan.

***

Tok!! Tok!! Tok!!

Aldrine mempersilahkan tamu nya itu masuk yang tak lain adalah Gisel. Sebelum ke kantor Gisel sudah menelpon dan menanyakan apa yang ingin Aldrine makan siang ini dan Gisel pun membuatnya khusus untuk Aldrine.

Belakangan ini Gisel merasa Aldrine sedang tidak baik-baik saja. Seperti ada yang tengah pria itu pikirkan.

Setelah bertegur sapa dan berbasa-basi dengan suaminya, Gisel pun menyajikan bekal makan siang yang ia bawa di meja sambil sesekali curi-curi pandang melirik Aldrine.

It's My Fault [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang