30 ¤ Balas Dendam ¤

22 10 35
                                    

Let's start to the game.

B. A. L. A. S. D. E. N. D. A. M

Hanya itu yang ada di otak seorang Senja, jika ada yang menindas nya, maka Senja akan balas menindas, tidak perduli jika ada yang mengatakan "kalo lo ngelakuin hal yang sama kaya yang orang itu perbuat, berarti lo sama dia nggak jauh beda."

Senja tidak peduli, sama sekali.

Kalau kita di pukul, balas lagi dengan pukulan, kalau perlu, berbuat yang lebih, biar sedikit puas. Kaya ... bacok contoh nya.

Itulah yang Senja terapkan.

Tiga hari sudah berlalu, Geng Senja sudah benar-benar jelek sekarang, Senja memang tidak langsung melabrak Nitta, Senja dan yang lainnya menunggu sampai waktu yang benar-benar tepat.

Ternyata semakin lama, Nitta dan antek anteknya semakin semena-mena, mereka bahkan sering menempelkan Wajah Senja dan yang lainnya dimading atau bahkan yang lebih parah, mereka memasukkan sampah kedalam loker Senja.

Ini sudah diluar batasan, dan Senin and the Geng tidak akan tinggal diam.

*****

Senja tengah berada di Rooftop rumahnya sekarang, ditemani Qamela, Alula dan Ibel. Senja memang sengaja tidak mengajak Kay, karena Senja tidak ingin Kay dalam bahaya, terlebih ini adalah bukan balas dendam biasa.  dan kalau Zendaya, Senja tidak akan mungkin mengajak Zendaya, karena kalau Zendaya ikut dalam masalah rumit ini. Itu akan mempengaruhi prestasinya nanti.

"Pokonya Arasta jangan sampe tau kalo besok kita bakal balas dendam," ujar Senja memulai pembicaraan.

Qamela mengerutkan dahinya, "Kenapa mereka nggak boleh tau? Kan kita bisa minta bantuan mereka, Nin."

Senja melirik Qamela tajam, "Sejak kapan sih? Kita kalo mau balas dendam sama orang minta bantuan Geng Lain? Kita nggak selemah itu!"

Qamela memilih diam, dia tau, Senja kalau sudah begini tidak ada yang bisa membantahnya.

"Ayo kumpul kita baca Janji suci kita," suruh Senja, Semuanya berdiri, saling berpegangan tangan dan memejamkan mata. Entah janji suci apa, mereka baru membuatnya 15 menit yang lalu.

"KAMI ANAK MANJA, TIDAK TAKUT DENGAN PARA MUSUH-MUSUH!" teriak Senja terlebih dahulu.

"KAMI ANAK MANJA, TIDAK TAKUT DENGAN PARA MUSUH-MUSUH!" selanjutnya Qamela, Alula dan Ibel yang berteriak.

"BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA BERSATU!"

"BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA BERSATU!"

Semuanya masih dalam posisinya, sampai keringat membanjiri mereka, karena genggam tangan yang begitu erat, dan jarak yang mengikis, mengakibatkan mereka berkeringat walaupun sedang diatas Rooftop.

"TIDAK ADA KATA TAKUT, KARENA ITU AKAN MEMBUAT KITA MENJADI ORANG YANG LEMAH!" ucap mereka bersamaan. Dan selepas itu mereka berpelukan seraya melepaskan emosi yang mereka pendam.

Ini bukan Janji suci tetap, tidak. Lihat saja, pasti nanti akan berubah jika keadaannya berbeda.

*****

Arasta sekarang sedang berada di dalam Café, Mana lagi kalau bukan Café milik Radja. Kalau kata Bastian, selagi ada yang gratis, untuk apa kita bayar. Semuanya ada kecuali Davine, Davine tidak bisa ikut karena dia harus pergi ke Gereja untuk beribadah.

SUNSHINE [HIATUS]Where stories live. Discover now