6. Permainan Dunia

494 74 6
                                    

Lingkungan baru, pekerjaan baru, dan kehidupan baru.

Off Jumpol selalu mengucapkan syukur di pagi hari ketika kedua mata telah terbuka. Keputusannya meninggalkan kampung halaman pertama kali dalam hidup bukanlah hal yang buruk. Sempat merasa bahwa ia tidak akan bisa beradaptasi dengan baik di sini, karena sebenarnya lelaki jangkung itu sering dilanda kegugupan jika berhadapan oleh sesuatu yang baru dalam hidup. Namun ternyata, kehidupan di tempat baru bagi Off tidak seburuk itu.

Ketika Off baru saja tiba di apartemen baru, ada seseorang dengan senang hati membantunya membereskan segala bentuk urusan kepindahan. Di awal bisa ditebak Off merasa begitu canggung, tapi orang itu meyakinkan dirinya agar bersikap santai saja dan mengajak lelaki jangkung itu berkenalan terlebih dahulu. Dia adalah Arm, tetangga Off hanya beda beberapa kamar saja. Arm sangat baik dan welcome, bisa dibilang ia merupakan teman pertama Off di lingkungan barunya. Sejak itu mereka juga berteman baik dan saling bertegur sapa jika bertemu dan berpapasan di depan pintu kamar maupun lobi apartemen.

Hari pertama bekerja juga tidak jauh berbeda. Saat itu Off sedang memfotokopi beberapa berkas di sebuah ruangan kemudian ada seorang lelaki tergesa-gesa masuk ke dalam dan langsung mengambil air minum dari dispenser—tepat di sebelah mesin fotokopi. Off tidak terlalu mempedulikan dan hanya fokus pada pekerjaan sampai akhirnya lelaki itu mengajaknya berbicara. Dia memperkenalkan diri sebagai Tay Tawan, yang ternyata adalah rekan kerja dari divisi yang sama, bahkan bilik kerja mereka pun bersebelahan. Tay menyenangkan dan seorang pembicara aktif, membuat Off tidak pernah kehabisan topik ketika berbicara dengannya.

Waktu telah membuat Off dengan dua sosok tersebut semakin dekat. Kesempatan ini pun ia gunakan untuk bercerita tentang misteri perasaan anehnya pada Gun. Benar, sampai sekarang pun Off masih belum menemukan kunci dari rahasia tersebut. Lelaki jangkung itu menceritakan segalanya pada Arm dan Tay, mulai dari awal perjalanan dirinya dengan Gun hingga perpisahan terakhir sebelum akhirnya jarak membuat mereka berdua jauh dari satu sama lain.

Hasilnya? Kedua teman lelaki berumur 25 tahun itu berpendapat, mungkin... Off dan Gun adalah sepasang Soulmate.

Off yang mendengar pernyataan itu terheran-heran ketika logika juga ikut bekerja, lantas ia bertanya balik, "Jika memang aku dan Gun adalah Soulmate, mengapa mataku tidak dari dulu saja berubah seutuhnya?"

Dari sisi seorang Tay, ia terdiam ketika Off bertanya balik padanya. Jujur, dalam hati pun Tay membenarkan ucapan lelaki jangkung itu. Lagipula, ia sendiri juga belum pernah bertemu dengan Soulmatenya dan tidak pernah merasakan apa yang sedang dialami oleh Off. Sehingga di akhir pembicaraan mereka, Tay hanya bisa menghela napas dan berkata, "Sepertinya tidak ada cara lain. Kau harus biarkan waktu menjawab segala pertanyaan itu."

Sedangkan Arm, dia juga tidak jauh beda dengan Tay, "Mungkin... belum waktunya saja untuk berubah, Off."

Keesokan harinya, dunia seakan mendengar ucapan kedua teman baru Off Jumpol.

Lelaki jangkung itu menyambut pagi hari seperti biasa dengan pergi bekerja. Syukurlah jalan raya yang Off tempuh tidak begitu padat sehingga secara ajaib ia bisa datang lebih cepat dari biasanya. Langkah kaki membawanya menyusuri lobi gedung perusahaan. Dalam perjalanan, ia merasakan sesuatu yang ganjil. Off merasa diperhatikan oleh banyak orang. Bukan terlalu percaya diri, hanya saja beberapa pegawai yang berlalu-lalang nampak memberikan senyuman padanya, bahkan ada pula yang menampilkan ekspresi terkejut. Hal ini membuat Off tanpa sadar memegang wajah dan meraba tubuh sekilas, mencari tahu apa yang salah dari dirinya yang menjadi pusat perhatian.

Begitu sampai di bilik kerja miliknya, Off mendapati Tay sedang membereskan kertas-kertas yang berserakan di atas meja. Lelaki berkemeja biru itu tidak menyadari kehadiran Off karena kedua lubang telinga telah disumbat oleh wireless earphone, kepalanya pun juga ikut mengangguk-angguk mengikuti irama musik. Off hanya bisa menggeleng, meletakkan tas serta jaket di atas meja, lalu duduk seraya menghela nafas gusar. Lelaki jangkung itu menoleh kemudian menepuk kilat lengan Tay, bermaksud ingin bertanya apakah ada yang aneh dari wajahnya.

IN THE EYE OF A HEARTBEAT • offgun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang