4

5.8K 480 11
                                    

Amira memandang punggung Gandi dan wanita itu dengan tatapan kosong. Tidak terjadi apa-apa setelah pertemuan pertamanya dengan Gandi setelah sekian tahun. Gandi masih mengingat nya, Amira tau itu dari tatapan Gandi tadi. Namun pria itu tidak mengatakan apa-apa. Semuanya berjalan seperti biasanya, bagaimana orang tua datang untuk memeriksa anaknya dan pulang setelah selesai di diagnosa dokter Leni.

Bukan pertemuan seperti ini yang di inginkan Amira. Manusia hanya mampu berencana. Tuhanlah yang menentukan.

Sekarang Amira mengerti. Mungkin Gandi sudah menganggap pertemuan terakhir mereka dahulu akhir dari hubungan mereka juga. Sudah saat nya Amira memulai kehidupan yang sebenarnya dan melupakan Gandi. Ya sepatutnya sudah sedari dulu dia mangambil keputusan ini.

"Mir tolong delivery kan saya makan siang ya."

Dokter Leni muncul melerai Amira dari lamunan nya.

"Baik dok."

"Dokter tawaran tadi masih berlaku tidak?" Tanya Amira sebelum dokter Leni meninggalkannya.

Kening dokter Leni mengerinyit bingung dengan pertanyaan Amira.
"Tawaran? Tawaran apa mir?"

"Soal. Soal tawaran mau mengenalkan saya dengan sepupu dokter." Jawaban gugup yang keluar dari mulut Amira membuat mata dokter Leni berbinar.

"Kamu serius?" Memandang Amira tak percaya.

Melihat Anggukan dari wanita itu, dokter Leni segera memeluk Amira menyuarakan kegembiraannya.

"Saya akan atur. Kamu tenang aja, saudara saya pasti menyukai kamu."

***
"Mas."

Gandi yang sedang menyetir melirik sebentar Dewi yang sedang memangku Raina yang sudah  tertidur.

"Kok aku merasa kamu jadi aneh ya sepulang dari rumah sakit?"

"Aneh gimana?" Tanya Gandi dengan  melengkung kan satu alisnya.

"Kamu diam aja sedari tadi."

"Selama ini saya juga begini."

Dewi menggeleng.
"Ya, tapi tidak sependiam ini. Kamu ada masalah mas?"

Kembali Gandi menggeleng.
"Saya hanya capek." Di sambut helaan nafas oleh Dewi.

"Tapi ketika berangkat mas kelihatan biasa aja dan masih bercanda sama Raina. "

"Saya tidak apa-apa."

"Mas terganggu sama kehadiran aku ya?"

"Dewi Saya capek, tolong jangan bahas apapun sekarang." Suara datar Gandi membuat Dewi mau tak mau harus diam.



Seorang IstriWhere stories live. Discover now