Can't Have You

1.1K 124 23
                                    

Lorong panjang yang selalu sepi ternyata menyimpan banyak kenangan, entah untuk Jihyo ataupun ibunya

Dinyatakan koma 3 tahun lalu tak membuat Jihyo melepas begitu saja sang ibu

Ia merawat ibunya sepenuh hati disela-sela pekerjaan nya

Jihyo tak menghiraukan soal biaya, ayahnya jelas mau menanggung seluruh biaya

Ya, jelas. Itu tanggung jawab ayahnya atas apa yang ia lakukan terhadap ibunya selama ini

Tak ada kata 'Keluarga tentram' bagi Jihyo dan keluarganya. Wajah yang ditunjukkan ayahnya didepan para media bukanlah wajah yang sebenarnya

Jika didepan kamera ayahnya akan memeluk dan mencium kening Jihyo, maka dirumah hanya tamparan dan siksaan yang diberi untuk Jihyo

Ia rutin mengunjungi ibunya, entah untuk menyeka wajah dan tubuhnya atau menceritakan segala hal yang pasti tak akan direspon. Setidaknya itu bisa meringankan bebannya

Jihyo menopang dagunya dikamar rawat sang ibu, melihat ibunya yang tertidur panjang tanpa kelelahan membuat Jihyo berpikir 'haruskah aku menyusul ibu?' 

"Ibu, hari ini aku bertemu dengannya"

Handuk kecil yang terendam air hangat, ia usapkan pada wajah ibu

"Dia bertemu calon istrinya. Mereka menemui ku untuk konsultasi mempunyai anak"

Jihyo tersenyum

"Sepertinya mereka akan langsung ingin punya anak setelah menikah"

Semua bayangan nya bersama pria itu terputar kembali seperti video

Bayangan saat mereka kecil, beranjak remaja sampai dewasa

Sudah begitu lama Jihyo menyukainya tapi tetap, pria itu tak tahu perasaan Jihyo padanya

Gadis itu berhasil menyembunyikan rapat-rapat dan tersusun secara rapi

"Apakah aku harus menikah?"

"Tidak-tidak, aku akan menghabiskan waktu ku untuk ibu"

Tangan nya terulur menyentuh tangan halus milik sang ibu

Jihyo menidurkan dirinya disisi ranjang, memeluk ibunya selagi masih bisa memeluk

Mungkin suatu saat nanti, ia akan melepaskannya, membiarkan ibunya pergi ke surga dengan tenang tanpa membuat ibunya merasakan rasa sakit yang begitu menyakitkan

"Kau disini?"

Jihyo hafal suara itu, sang kakak yang sama-sama bekerja sebagai dokter

"Ya, kau lihat sendiri"

Keduanya saling acuh satu sama lain, mungkin sejak sang ibu dinyatakan koma

Joy melangkahkan kakinya ke sisi sebelah kiri, berhadapan dengan Jihyo

"Sampai kapan kau akan terus menyiksa ibu? Kapan kau akan membiarkan ibu tinggal dalam damai?"

Kakaknya melontarkan pertanyaan yang ia yakini tak bisa jawab

"Bukan urusanmu"

Sampai kapan ia harus menahan ibunya seperti ini? Ia sendiri tak tahu jawabannya

"Akan ku pastikan aku datang ke pernikahan mu dokter Jung" Jihyo menerima undangan pernikahan

Undangan yang ia impi-impikan, menikah dengan Jungkook

Mie Instan |Jihyo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang