Rasa Itu Kian Menjadi

390 108 12
                                    

"Kita bertemu dengan tidak sengaja, kita tidak saling mengenal, mencari, apalagi untuk ingin berhubungan. Bukan kita yang ingin terlahir dengan agama yang berbeda. Ketika cinta mampu mempersatukan dua insan yang berbeda umur, derajat, kasta, ekonomi, sosial, suku, budaya, bahasa, negara bahkan hal yang paling sakral bagi umat manusia didunia yaitu agama. Akankah cinta mampu menembus dinding perbedaan itu? Akankah sucinya cinta mampu meluluhkan batas-batas suku dan agama yang masing-masing mempertahankan keyakinan-Nya?

*****

Sesampainya di kos, akupun segera mengangkat jemuran ku. Untung saja aku sampai kos sebelum hujan turun. Kemudian aku bergegas mandi dan langsung beres-beres kos ku yang tampak berantakan. Setelah selesai beres-beres aku merebah kan tubuh ku diatas kasur. Terlihat dari jendela kamarku, hujan turun dengan sangat deras dan terasa sangat dingin mencekam.

Hujan hari ini sama seperti hujan sebelum-sebelumnya, selalu menenangkan. Suara gemericiknya, aromanya, dan dinginnya selalu bisa menenangkan jiwa-jiwa yang lelah dari hiruk pikuk dunia. Namun, topik renungan dikala hujan hari ini berbeda, sembari aku memikirkan David yang entah mengapa dia selalu membayang-bayangi ruang pikirku. Seolah-olah aku tidak menginginkan nya tetapi kenyataan nya pun berbalik.

Malam semakin larut, seperti biasa aku melakukan rutinitasku dengan membaca buku dan menyelesaikan tugas-tugas ku. Aku memutuskan untuk melanjutkan membaca buku yang sedari kemarin sudah ku pinjam di perpustakaan. Buku bacaan ku memang sangat banyak. Ya begitulah, cita-cita ku sederhana, aku ingin menjadi seorang penulis yang terkenal dan ingin memiliki tokoh buku sendiri. Suatu saat semoga impian ku ini bisa tercapai.

*****

Keesokan harinya, kebetulan kuliah dihari sabtu cuma satu mata kuliah dan dosen-nya juga berhalangan hadir. Masih pagi sekali, aku dan mayra bingung mau ngapain. Ya, seperti biasa keperpustakaan lagi.

Tibanya diperpus, aku dan mayra yang saat itu tengah membaca buku, terdengar suara pria yang memanggil, Zahraa, itulah yang diucapkanya. Dan ternyata pria itu adalah David.

"Hey ra, ngapain disini?" ucap david.

"Ehh, David. Iya ni nggak ada kelas." aku tak menyangka akan bertemu lagi dengan dia.

"Ini siapa ra?" David menanyakan wanita yang duduk disebelahku.

"Ohh, ini mayra, teman dekatku, kita satu prodi." ucapku.

"Kenalin, aku Mayra Ramadanti. Bisa dipanggil mayra." ucap mayra hanya dengan menganggukan kepala. Bagaimana mau dapat pasangan. Kenalan aja kaku dan cuek.

"Oh iya, kenalin juga aku david Alexander. Panggil aja david." david pun membalasnya dengan mengangguk.

"Kamu juga ngapain disini vid." ucap ku.

"Kebetulan tadi aku baru selesai latihan band. Jadi aku memutuskan untuk kesini aja buat baca-baca buku." ucap David.

"Oh kmu anak band. Di band posisi kamu jadi apa? tanyaku. Selain suka baca buku ternyata dia juga suka dunia musik.

"Aku sebagai vokalis." ucap David.

"Keren yaa. Bisa nyanyi dong." ucap ku. Mayra hanya terdiam setelah perkenalan tadi. Entah apa yg dipikirkanya.

Cinta Beda Keyakinan (ON GOING)Where stories live. Discover now