My Husband is A Single Daddy || Jaerose ✔

New Job !

Seminggu berlalu Rose belum juga mendapat pekerjaan baru.

Kemarin seharian dia keliling untuk melamar tapi tidak ada satupun yang menerimanya.

"PAKKEEETTTTTTT" suara teriakan terdengar dari luar

Rose membuka pintu rumahnya dengan malas, dia tau itu bukan kurir pengantar barang tapi itu adalah sahabat adiknya Hendery.

"Eh mbak Rose makin hari makin cantik aja" puji Hendery sambil nge-wink

"Dery kebiasaan banget kalo datang pasti teriaknya paket" kata Rose

"Orang-orang jaman sekarang bakal lebih cepat buka pintu kalo di teriakin paket daripada diteriakin permisi"

Rose menggelengkan kepala mendengar penjelasan Hendery, tapi ada benernya juga.

"Yaudah masuk gih, Minhyung ada di kamarnya"

"Tengkyu mbak cantik"

Rose balik ke ruang tengah setelah menutup pintu kembali.

Ting

Rose mendapat pesan dari sahabat baiknya.

Lalisa Manoban
Rose gimana?
Udh dapet kerjaan blm?

Roseanne Park
Blm Lis :(
Cape bgt keliling kmrn

Lalisa Manoban
Kata temen gue ada yg lagi
nyari babysitter.
Trus gue teringat sama lo
Lo mau gak?

Roseanne Park
Seriusan?
Mau banget dong Lis

Lalisa Manoban
Emg gue pernah bohong?
Gue shareloc ke lo ya
📍Location

Roseanne Park
Aaaahhh Lisaaa Thankyou

Lalisa Manoban
Iyeiyee
Gue tawarin ke lo juga krn
lo suka bgt anak anak

Roseanne Park
Selain suka anak anak
Gue juga suka lo

Lalisa Manoban
Nyebut rose nyebut

Roseanne Park
Hehehe
Doain gue yaa

Lalisa Manoban
Pst dong
Semoga dpt yaa

Roseanne Park
❤❤

- 🍑🌹-

Besok harinya Rose langsung bersiap untuk pergi ke alamat rumah yang Lisa kirim kemarin.

Dia berharap mereka masih membutuhkan babysitter.

Ketika sampai di tujuannya dia merasa sangat kagum dengan kemewahan rumah itu, baginya ini lebih terlihat seperti istana daripada rumah.

Rose menekan tombol di pintu pagar, kemudian dia langsung terhubung dengan si pemilik rumah.

"Halo selamat pagi, saya datang karna saya mendengar di rumah ini butuh babysitter" ucap Rose sopan

"Silahkan masuk" jawab si pemilik rumah

Seketika pintu pagar yang super besar itu terbuka secara otomatis, Rose masih dengan rasa kekagumannya.

Begitu menginjakkan kakinya di pekarangan rumah, dia terus memandang setiap sudut bagaikan surga batinnya.

Di depan pintu utama dia telah ditunggu oleh seseorang.

"Halo" sapa Rose sambil membungkuk

"Ayo masuk"