40. Sean Alaskar

125 12 1
                                    

Happy reading 💜
.
.
"Membuka lembaran baru soal hati tak semudah membalikkan telapak tangan"
.
.

Hari ini Vhiraa sudah bersekolah seperti biasa, selepas seminggu izin.

"Weh akhirnya gue nggak sendirian lagi duduk" kata Kayla heboh melihat Vhiraa masuk dari pintu kelas.

"Lebay lo" ucap Vhiraa kemudian duduk di samping Kayla.

"Karin mana?" tanya Vhiraa.

"Sarapan di kantin" Vhiraa hanya ber "oh" ria menanggapi pernyataan Kayla.

"Haii Vhiraa masdep nya Irvan" sapa Irvan dengan wajah tengil nya.

"Hai van, gimana kabar lo?" sapa Vhiraa balik sambil meletakkan tas nya di meja.

"Kurang baik vhir, soalnya seminggu ini gue cuman pake setengah hati" jawab Irvan, sedangkan Kayla sudah memasang wajah jijik nya melihat wajah tengil Irvan.

"Kok gitu??" tanya Vhiraa.

"Soalnya hati aku yang sebelah nya lagi di bawa sama kamu, eaaaakkkkkk" ucap Irvan di iringi tepuk tangan nya.

"Irvan gembel woi" teriak Gias dari bangku nya.

"Gombal dodol!!" ucap Marvin memperbaiki kalimat Gias yang salah.

"Dih kok ngamokk" Gias melirik sinis Marvin.

"Udah deh van, masih pagi udah gombalin Vhiraa kek nggak ada kerjaan lain aja" ucap Kayla risih.

"Iyain deh, mak lampir mah iri karna nggak pernah di gombal" Irvan pergi dengan tatapan sinis.

"Yehh muka kek kuaci aja sok sokan ngegombal" teriak Kayla kesal, diiringi tawa seisi kelas.

Memang perdebatan Irvan dan Kayla menjadi mood tersendiri bagi anak anak kelas X IPA 3.

"Mak lampir huuu, pantesan kak Geri bawaan nya kesel mulu tiap kali dekat lo" balas Irvan sengit.

"Eh gue santet juga ya bibir lo" ucap Kayla berdiri dari bangku nya sambil menunjuk Irvan.

"Apa lo haa, sini maju" Irvan juga mulai berdiri dari bangku nya padahal tadi dia sudah sempat duduk.

Anak anak kelas pun hanya diam menonton, bagi mereka ini adalah hiburan di pagi hari.

Kayla berjalan menuju bangku Irvan, dan kemudiaa.....

"Anjir sakit woi" ucap Irvan meringis sambil memegangi rambutnya yang habis di jambak oleh Kayla secara tiba tiba.

"Enak? Mau lagi? Makannya punya bibir tuh sekali kali di giling di mesin cuci biar bersih" ucap Kayla emosi.

"Ayok Irvan Kayla teruskan, oh atau mau saya bantu? Kebetulan di kantin ada pisau, mau saya ambilkan?" ucap pak Adam yang ternyata sudah berdiri di depan kelas. Pantas saja anak anak pada diam semua, bahkan Kayla bisa melihat Karin sudah kembali dari kantin.

"Hehe, ampun pak bukan saya yang mulai diluan, mak lampir ini nih yang mulai" ucap Irvan sambil mengangkat dua jarinya.

"Enteng bet mulut lo" Kayla melirik sini Irvan.

"Sudah cukup, Kayla kembali ke tempat duduk kamu" perintah pak Adam.

Kayla berjalan kembali ke tempat duduk nya dengan muka.masih menahan kesal, bisa bisa nya Irvan bawa bawa nama Geri tadi.

"Panas neng, kok muka nya merah" sindir Vhiraa sambil tertawa kecil.

"Diem deh vhir" Vhiraa hanya tertawa kecil melihat Kayla yang sudah kesal sekali.


*****

"Lo pulang bareng siapa vhir?" tanya Karin.

"Belum tau, paling naik taksi" jawab Vhiraa sambil membereskan alat tulis nya.

"Mau nebeng nggak?" tanya Karin lagi.

"Nggak deh, gue habis ini mau ngumpul dulu sama anak anak voli di lapangan indoor" tolak Vhiraa.

"Yaudah gue diluan ya, dahhh" ucap Karin sambil melambaikan tangan keluar kelas yang di balas senyum dari Vhiraa.

Vhiraa berjalan menyusuri koridor menuju lapangan voli indoor. Begitu masuk ke dalam ternyata sudah banyak anak anak voli, tapi aneh nya Vhiraa tidak melihat adanya keberadaan Agata.

"Ren, Agata mana ya?" tanya Vhiraa kepada Aren, salah satu cowok anggota voli sekaligus yang biasa mengurus absen ekstra Voli.

"Ohh Agata izin tadi, dia ada acara keluarga jadi ngga bisa ikut ngumpul dulu" jawab Aren yang di balas anggukan dari Vhiraa.


Satu jam berlalu Vhiraa mendengarkan pengarah tentang jadwal pertandingan persahabatan antar sekolah yang akan mereka ikuti, akhirnya Vhiraa bisa segera pulang untuk istirahat.

Vhiraa menunggu taksi di halte depan sekolah, sebenarnya beberapa teman se eksul voli nya ada yang menawarkan pulang bersama namum Vhiraa menolak nya karena tidak ingin merepotkan mereka. Alhasil Vhiraa masih menunggu taksi yang lewat di halte sendirian, sampai sebuah motor Nmax hitam berhenti di depan nya.

"Hai vhir" sapa orang tersebut ketika membuka helm nya.

"Ian, lo ngapain kesini?" tanya Vhiraa.

"Emang nggak boleh?" tanya ian balik.

"Ya boleh sih" jawab Vhiraa kikuk.

"Sekolahan kita jarak nggak jauh vhir" ucap Sean sambil turun dari atas motornya.

"Lo sekolah di SMA Permata?" tanya Vhiraa.

Sean membuka jaket nya kemudian memperlihatkan lambang sekolah di lengan baju sebelah kanan nya.

"Gue udah sering kalau mau balik lewat sini, eh kebetulan banget liat bidadari lagi nunggu taksi sendirian di halte" ucap Sean sambil mengedipkan sebelah mata nya di susul tawa nya.

"Apaan sih" ucap Vhiraa kemudian ikut tertawa.

"Yaudah bidadari mau ikut pangeran pulang atau masih mau nunggu yang nggak pasti lagi??" tanya Sean masih dengan tawa kecil nya.

"Kalau gitu bidadari ikut pulang aja deh" ucap Vhiraa kemudian tertawa.

"Yaudah ayok" Sean menyodorkan telapak tangan nya yang di sambut oleh Vhiraa sambil tersenyum.

"Pake dulu helm nya yah bidadari" ucap Sean sambil memakaikan satu helm yang selalu dia bawa ke Vhiraa.

"Makasih" Vhiraa tersenyum.

"Kok jantung aku aneh ya vhir" ucap Sean.

"Ha? Kenapa?"

"Detak jantung gue lebih cepat masak karna liat senyum lo" ucap Sean sambil memegang dada nya.

"Dih gombal"

Sean dan Vhiraa tertawa secara bersamaan, tanpa mereka sadar ada mata yang melihat mereka dari kejauhan dengan tatapan tajam bahkan terlihat seperti orang yang sedang cemburu.

Begitu Sean dan Vhiraa menghilang dari pandangan nya baru orang tersebut berani membuka helm nya.



"Segitu cepat nya lo lupain gue vhir" ucap Devan sendu kemudian menyalakan motor dan pergi dari situ.















Tbc...
Salam hangat, el. 💜

For My Devan Where stories live. Discover now