Chapter 20 : Time to Tell the Truth?

920 156 68
                                    

Author PoV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author PoV

Rumah Sakit Seyeon, Seoul.
Pukul 20:17 KST

"Kau sudah tahu di mana ruang rawat Seohyun?" tanya Hyesuk.

"Seohyun ada di lantai 11 nomor ruangan 29," jawab Seokwoo.

"Kalau begitu, kita ke sana sekarang!" ajak Minhyuk, yang langsung diangguki oleh Seokwoo dan Hyesuk.

Mereka berjalan cepat menuju ke lift. Ketika mengetahui jika Seohyun mengalami insiden buruk sore tadi, mereka langsung bergegas untuk melihat kondisi Seohyun. Berdoa selama di perjalanan semoga Seohyun baik-baik saja, mereka tidak bisa melihat Seohyun terluka barang sedikit pun.

Seohyun terlalu berharga untuk terluka. Itulah yang dikatakan oleh mereka bertiga.
Jika saja Seokwoo tidak menerima panggilan dari Yeomi, mungkin saja mereka tidak tahu tentang keadaan Seohyun saat ini. Mereka mungkin mengira jika Seohyun baik-baik saja.
"Ah, kenapa Seohyun kita selalu bertindak gegabah?" tanya Minhyuk, ia menekan tombol lift agar lift yang mereka naiki bergerak ke atas.

"Dia bukan bertindak gegabah, tindakannya sudah bagus. Hanya saja dia kurang beruntung," kata Hyesuk.

"Huftt, aku rasa iya. Dia kurang beruntung. Ngomong-ngomong, baru kali ini aku merasa benar-benar khawatir terhadap Seohyun. Kau bisa memegang tanganku, dingin, kan?" tanya Minhyuk seraya mengulurkan tangannya pada Seokwoo dan Hyesuk.

"Eoh, iya. Tanganmu dingin," komentar Hyesuk.

"Ini karena aku mengkhawatirkan Seohyun. Uh, astaga. Jantungku jadi berdebar tak karuan begini."

"Yak, kau berlebihan," cibir Hyesuk seraya mengembuskan napasnya kasar.

"Tanganmu juga dingin, Hyesuk-ah," kata Seokwoo, lelaki itu tersenyum kecil setelah memegang tangan Hyesuk.

"M-mwo?"

"Tenanglah, aku yakin Seohyun tidak terluka parah. Kalian seperti tidak tahu betapa kuatnya dia," kata Seokwoo.

"Ah, benar juga. Dia bahkan pernah kecelakaan saat balapan, kehabisan banyak darah, tapi dia sempat-sempatnya mengumpatiku di perjalanan menuju ke rumah sakit karena aku tidak mengecek keadaan Pardon," ucap Minhyuk, matanya tampak menerawang kejadian satu tahun yang lalu.

"Pardon?" tanya Hyesuk, ia seperti lupa siapa itu Pardon.

"Iya, motor kesayangannya itu," jawab Minhyuk.

"Oh, ya ampun. Aku lupa, hahaha. Huftt, gadis itu memang lain dari yang lain," ujar Hyesuk.

Tingg!!

Pintu lift terbuka, mereka sudah sampai di lantai sebelas. Ketiga lelaki yang begitu menyayangi Seohyun itu kini bergegas mencari ruangan yang memiliki nomor pintu 29, di mana Seohyun berada.
"Dua puluh, dua puluh satu, dua puluh dua, dua puluh tiga, dua puluh... ah! Dua puluh sembilan, di sana!!" kata Hyesuk, lelaki bertubuh gempal itu terlihat senang ketika berhasil menemukan pintu nomor 29 dengan cepat.

Sweet LiesWhere stories live. Discover now