Aku bertemu dia, laki-laki yang tiba-tiba mengetuk kepalaku lalu memberiku kertas pesawat dan sekotak susu coklat. Senyumnya membuatku tidak bisa melupakannya setelah turun dari pesawat. Lalu, secara tiba-tiba dia ada di sekolahku, masih dengan senyum yang sama dan dengan pesawat kertas yang membuatku tersenyum. Sejak itu, aku berharap banyak hal. Berharap dia menjadi milikku. Tapi tak semudah itu. Laki-laki itu terlewat menyakitkan.